Kamis, 27 Januari 2011

Bersih-Bersih Klenteng Menyambut Imlek


JAMBI – Majelis Agama Khonghucu Indonesia/ Makin Sai Che Tien adakan sembahyang untuk menghantar Dewa Dapur atau Zhao Jun itu adalah Zu Rong menuju khayangan.
Dewa Dapur merupakan dewa utama dari 5 dewa rumah, dewa rumah itu adalah sebagai berikut: Dewa Sumur, Dewa Tiongcit, Dewa Pintu dan Dewa Kamar Mandi. Dinasti Qing mengenal istilah 3 Zun dan 6 shen dimana 3 zun itu adalah Guan Yin dan 2 pengiringNya (Jin Tong Yu Nu) serta 5 dewa rumah, dimana dewa pintu itu ada 2 (sepasang).

Kebiasaan membersihkan rumah pada tanggal 23 dan 24 itu adalah berasal dari legenda bahwa jaman dahulu itu manusia memiliki dewa yang disebut san shi shen yang mengikuti manusia bagaikan bayangan. Dewa ini adalah dewa yang reseh serta suka mengadu yang tidak-tidak kepada Yu Di. Lama kelamaan image manusia di mata Yu Di ini menjadi buruk.

Prosesi sembahyang bahwa dewa dapur dipimpin oleh rohaniwan Lim Tek Chong Tao She dan The Lien Teng.

Dalam beberapa hari kedepan, di berbagai tempat ibadah umat Khonghucu atau yang lebih dikenal dengan sebutan klenteng pada bersih-bersihkan tempat ibadah mereka, seperti membersihkan diseputar altar para Sin Beng (dewa) dan halaman-halaman klenteng.

Seperti disekeliling Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) klenteng “Sai Che Tien” Jambi dipasangi lampu lampion dari berbagai ukuran, untuk menyemarakan datangnya tahun Baru Imlek 2562 yang jatuh pada `tanggal 3 januari 2011 (Jia Gwee Cui It).

Altar para Kim Sin (dewa) juga dibersihkan dan satu persatu Kim Sin dibersihkan dengan mengunakan air bersih dicampurkan arak putih, lalu dilap pakai kain merah cara dilap dengan kain warna merah, yang mana sebelum prosesi pembersihan dimulai, rohaniwan Khonghucu Makin Sai Che Tien melakukan sembahyang dihadapan para Sin Beng (dewa) untuk memohon ijin.

Sedangkan tujuan pembersihan Kin Sin yang dicampur arak putih adalah untuk menjaga supaya agar Kim Sin tersebut tidak cepat rusak serta tetap awet seperti semula.

Menurut keterangan rohaniwan Khonghucu, The Lien Teng di klenteng Makin Sai Che Tien, bahwa sebelum dilakukan bersih-bersih terlebih dahulu mereka harus meminta izin kepada para Sin Beng (dewa-dewi) yang ada didalam klenteng tersebut dengan cara sembahyang disertai berbagai sesajen. “kita mesti minta ijin terlebih dahulu kepada para Sin Beng/ Dewa yang ada di dalam klenteng,” setelah memperoleh izin barulah mereka mulai membersihkan altar dewa-dewa dengan kain yang bersih yang baru.

Kin Sin yang dibersihkan terdiri dari Sin Beng “Hok Hie Tee Sien/ Sien Kong” sebagai pemilik klenteng, selanjutnya sin beng/ dewa “Hien Tien Siong Tee”, “Lam Hai Kwan Im”, “Kwan Seng Tee Kun”, “Go Hu Tua Lang” dan terakhir sin beng/ dewa “Sam Ong Hu Tua Lang” Setelah semua selesai dibersihkan baru kim sin para sin beng (patung dewa) dikembalikan ketempat semula, serta kembali melakukan sembahyang menyampaikan kepada dewa-dewi bahwa pembersihkan tempat tinggal sin beng/ dewa telah selesai dilaksanakan.

Tradisi ini telah ada sejak zaman dahulu menjelang datangnya hari raya imlek, selain membersihkan klenteng, di sekeliling klenteng Makin Sai Che Tien Jambi akan dipasang lampion.

Tambah rohaniwan The Lien Teng, yang dibersihkan bukan saja tempat ibadah Khonghucu saja melainkan rumah-rumah juga perlu dibersihkan, sedangkan prosesi membersihkan rumah hampir sama dengan cara yang dilaksanakan di klenteng-klenteng diawali altar para dewa maupun altar para leluhur dilanjuti bersihkan dapur karena dapur merupakan bagian dari rumah yang berjasa dalam memberi kehidupan rumah tangga. (rom)