Sabtu, 19 Maret 2011

Polisi: Korban Tewas-Hilang 18.000

TOKYO, KOMPAS.com — Kepolisian nasional Jepang, Sabtu (19/3/2011), delapan hari setelah gempa besar dan tsunami melanda negara itu, menyatakan, jumlah korban yang dipastikan tewas atau hilang mencapai 18.000 orang.
Ada kekhawatiran bahwa korban tewas jauh lebih tinggi akibat bencana yang menyapu kawasan hunian yang luas di sepanjang pantai Pasifik di Pulau Honshu bagian utara.

Badan kepolisian nasional mengatakan, 7.197 orang telah dikonfirmasikan tewas dan 10.905 resmi terdaftar sebagai orang hilang. Jadi, total korban sebanyak 18.102 orang pada Sabtu pukul 09.00 waktu setempat (atau 07.00 WIB) akibat bencana pada 11 Maret lalu itu.

Harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat di antara puing-puing telah berkurang di tengah cuaca dingin yang melanda timur laut Jepang, dengan salju menutupi sebagian besar wilayah bencana pada awal pekan ini.

Jumlah korban tewas itu telah melampaui jumlah korban akibat gempa berkekuatan 7,2 yang mengguncang kota pelabuhan Kobe di Jepang barat tahun 1995, yang menewaskan 6.434 orang. Gempa pada 11 Maret lalu sekarang merupakan bencana paling mematikan di Jepang sejak gempa besar Kanto tahun 1923, yang menewaskan lebih dari 142.000 orang.

Angka-angka terbaru pihak kepolisian untuk orang hilang itu tidak mencakup laporan-laporan lokal tentang orang-orang yang belum ditemukan di sepanjang pantai yang terkena tsunami. Wali kota kota pesisir Ishinomaki di Prefektur Miyagi, Rabu, mengatakan bahwa jumlah orang hilang di sana mencapai 10.000 orang, lapor Kyodo News.

Sabtu, NHK mengatakan bahwa sekitar 10.000 orang belum ditemukan di kota pelabuhan Minamisanriku di prefektur yang sama.

http://internasional.kompas.com/read/2011/03/19/12522648/