Rabu, 27 Juli 2011

Maling Rp 3 M, Hitung Duit Seminggu

SURABAYA, TRIBUNJAMBI.COM - Sangking banyaknya uang hasil jarahan yang diraup, tiga pencuri yang berhasil membobol mobil PT Certis Cisco di Royal Plaza Surabaya butuh waktu seminggu untuk menghitungnya.
Itulah yang menarik saat polisi meringkus tiga pencuri mobil milik PT Certis Cisco yang berisi uang tunai hampir Rp 3 miliar, Selasa (26/7).

Pencurian menghebohkan itu terjadi 1 Juli 2011 di Royal Plaza, tempat mobil sekuriti PT Certis Cisco diparkir. Dan seperti diduga sebelumnya, para pencuri adalah karyawan dan mantan karyawan perusahaan sekuriti berbasis di Singapura yang banyak melayani sektor perbankan di Indonesia itu.

Ketiga pelaku adalah Era Juli Wawan Dwi Handoko (38), warga Perumahan Sidokare Indah M-5, Sidoarjo, Stevanus Toisuta (27), warga Jl Dapuan III Pabean Cantikan, Surabaya, dan Dwi Hendra Sagita (25), warga Dusun Tengguli, Desa Kajartengguli, Kecamatan Prambon, Sidoarjo.

Era yang masih berstatus karyawan PT Certis Sisco adalah otak komplotan. Sedangkan Stevanus dan Dwi adalah mantan karyawan di perusahaan itu sebagai eksekutornya.

Dengan memanfaatkan akses yang dimiliki Era, aksi menggemparkan itu berjalan sangat mulus. Era, yang merupakan team leader di Certis, mengetahui persis jadwal pengiriman uang ATM.

Berdasar pengakuan para tersangka, pencurian itu sudah direncanakan satu bulan sebelumnya. Jauh hari, Era juga sudah menggandakan empat kunci mobil pengiriman uang milik perusahaannya, termasuk mobil L300 B 9829 NU bernomor lambung 153 yang dilaporkan hilang.

“Saya gandakan kunci itu di Jl Ahmad Yani, Surabaya. Ada empat untuk jaga-jaga saja mobil mana yang kena dulu,” ungkap Era. Selain nomor lambung 153, Era juga menggandakan kunci mobil nomor lambung 153, 154, dan 160.

“Setelah tersusun jadwalnya, kemudian kami membagi tugas. Saya di Royal Plaza, Dwi di Mangga Dua Center, dan Era tetap stan by di Kantor Certis (Jl Diponegoro, Surabaya),” imbuh Stevanus. Pencurian disepakati pada 1 Juli 2011. Sekitar pukul 12.00 WIB, Stevanus sudah stand by di Royal Plaza.

Saat itu, dia bersembunyi di sekitar area parkir mengenakan seragam Certis Cisco dan empat kunci mobil yang sudah digandakan Era. Sekitar pukul 14.43 WIB, mobil Certis yang ditumpangi Rusdi, Gabriel, dan Serda Jatmiko, tiba di lobi Royal Plaza. Stevanus yang mengerti betul kebiasaan pegawai Certis, sudah bisa menebak di mana lokasi mobil itu parkir.

“Bukan hanya parkirnya, sudah jadi kebiasaan kalau mobil berisi uang itu ditinggalkan petugasnya. Saya kemudian membuka pintu mobil dan membawanya kabur menggunakan kunci yang sudah saya siapkan,” kata Stevanus.

Bersama mobil yang dicurinya, Stevanus langsung meluncur ke Mangga Dua Center. Di sana sudah ada Dwi yang menunggu dengan mobil Honda Jazz sewaan. Dalam hitungan menit, semua isi mobil Certis mereka kuras. Ada 18 kantong berisi kotak uang.

Stevanus dan Dwi yang mengerti betul mekanisme pengisian ATM, mengambil 13 kotak uang yang berisi penuh. Sebanyak lima kotak dengan rincian satu kotak berisi uang penuh dan empat lainnya retur dari ATM, ditinggalkan, karena Honda Jazz tak mampu menampungnya. “Tujuh kantong kami tinggal tapi kotak uangnya kami ambil,” ujar Stevanus.

Nah saat itu, selain kesepakatan pembagian Rp 500 jutaan per orang, keduanya ngentit lebih dari Rp 100 juta. Kelakuan Dwi dan Stevanus itu tidak diketahui Era. Bukan hanya itu, Stevanus juga mengambil 14.100 dolar AS (sekitar Rp 119 juta) tanpa sepengetahuan Dwi.

Usai memindahkan kotak uang, keduanya meluncur ke Hotel Pitt Stop di Jl Semut. Di sana, keduanya kembali menghitung uang sembari menunggu komando dari Era yang masih bekerja. Sekitar pukul 16.00 WIB, keduanya diperintah Era untuk segera merapat ke Hotel Elmi di Jl Panglima Sudirman. Di sanalah semua uang yang terhitung Rp 1,75 miliar dibagi rata.

Untuk menghitung uang-uang tersebut, para tersangka mengaku butuh waktu sampai satu minggu. Dua hari dihabiskan di Pit Stop, sedangkan sisanya mereka hitung di Hotel Elmi. Mereka membagi uang itu Rp 50 jutaan kemudian diikat dengan karet. “Uang sebanyak itu kan perlu waktu Mas untuk menghitungnya,” kata Stevanus.

Terbongkarnya kasus itu diawali dengan tertangkapnya Stevanus di Kuta, Bali, Sabtu (23/7). Kemudian, polisi berturut-turut menangkap Dwi di rumahnya, Minggu (24/7), dan Era yang diciduk saat bekerja mengisi uang ATM di Kediri, Senin (25/7).

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung didampingi Kasat Reskrim AKBP Indarto menjelaskan, setelah mengendus jejak Stevanus di Bali, pihaknya mengirim satu tim dari Unit Jatanum. “Sejak awal penyelidikan, kami sudah mencurigai dia,” tegasnya.

Tim yang dipimpin Iptu Yunus Saputra, meng-obok-obok kawasan Kuta untuk mencari jejak Stevanus. Setelah seharian berjalan, polisi mendapati Stevanus sedang asyik belanja pakaian di toko khusus produk impor.

“Setelah memastikan kalau itu Stevanus, tim langsung menangkapnya. Dia sempat mengelak, namun kami tetap membawa dia. Setelah dikonfrontir dengan temuan-temuan kami, Stevanus pun akhirnya mengaku,” imbuh kapolrestabes.(surya)

http://jambi.tribunnews.com/2011/07/27/maling-rp-3-m-hitung-duit-seminggu