Sabtu, 16 Februari 2013

Ribuan Rumah Terendam Banjir di 12 Daerah

JAKARTA, KOMPAS.com -- Hujan deras menyebabkan 12 kota dan kabupaten di Indonesia terendam banjir pada Sabtu (16/2/2013) hingga Minggu (17/2/2013). Ribuan rumah dan sawah terendam banjir dengan tinggi antara 20 cm hingga 2 meter.
Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB menyebutkan, daerah-daerah banjir tersebut antara lain:

1. Bojonegoro (Jatim). Banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo sejak Sabtu hingga sekarang. Sebanyak 59 desa di 12 kecamatan mengalami banjir. Sebanyak 1.461 rumah, 1.725 hektar sawah dan jalan desa sepanjang 30 km terendam banjir. Tanggul sungai Bengawan Solo di Desa Ngrape, Kecamatan Kanor mengalami penurunan. Alat berat dan karung pasir disiapkan mengatasi hal itu. Masyarakat telah mengamankan barang-barangnya dan belum mengungsi. Masyarakat Tuban, Lamongan, Gresik diminta waspada karena banjir di Bojonegoro dapat berimbas ke hilirnya.                         

2. Kota Manado (Sulut), banjir pada Minggu (17/2/2013) merendam 6 kecamatan (Singkil, Paal Dua, Sario, Tumintung, Malalayang, Wenang). Tinggi banjir 60-70 cm. Masyarakat mengungsi ke rumah ibadah.

3. Tiga wilayah di Provinsi Jambi, yaitu Kabupaten Sungai Penuh, Muaro Jambi dan Kota Jambi terendam banjir sejak Kamis (14/2). Di Kota Jambi, 1.074 rumah terendam banjir dan 2 orang meninggal. Di Muaro Jambi, banjir merendam 5.438 rumah dan di Sungai Penuh 900 rumah dan 350 ha sawah.

4. Di Bolaang Mongondow Timur (Sulut), banjir bandang terjadi pada Minggu (17/2/2013) di Desa Togid, Kecamatan Tutuyan. Korban banjir masih pendataan.

5. Manggarai Barat (NTT), banjir menerjang Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo pada Minggu (17/2/2013) yang disebabkan meluapnya bendungan Wae Mese. Korban banjir masih pendataan.

6. Aceh Barat (NAD) pada Sabtu (16/2/2013), banjir menggenangi 5 kecamatan (Panton, Reu, Woyla Barat, Meurubo, Johan Pahlawan) yang langganan banjir. Sungai Woyla meluap dan merendam ribuan rumah hingga 1 m.

7. Bandung (Jabar), banjir terjadi sejak Senin (11/2/2013) hingga sekarang akibat luapan Sungai Citarum Hulu. Senanyak 3.808 jiwa masih mengungsi, yaitu 1.809 di Baleendah, 1.599 di Dayeuhkolot, dan 400 jiwa di Bojongsoang. Pengungsi berada di 17 titik.

8. Tabalong (Kalsel), banjir yang terjadi sejak Kamis (14/2/2013) masih merendam 10 desa, 4 kecamatan (Bintang Ara, Tanjung, Kluak, Juai) dengan tinggi 30-100 cm. Pendataan masih dilakukan.

9. Samarinda (Kaltim), banjir menggenangi jalan-jalan dan permukiman pada 16/2. Tidak ada pengungsi.
10. Kapuas Hulu (Kalbar), banjir yang terjadi 11/2 di Kec Silat Hulu dan Silat Hilir mulai menggenangi daerah-daerah hilir. Ada 8 kecamatan yang terdampak. Pendataan masih dilakukan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Dr Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama TNI, Polri, Tagana, SKPD terkait, masyarakat dan lainnya melakukan penanganan darurat bencana.

"Sebagian besar telah didirikan posko, dapur umum, posko, dan lainnya. Akses yang sulit dan keterbatasan peralatan, seperti perahu karet menjadi salah satu kendala penanganan darurat. Alokasi anggaran APBD untuk BPBD terbatas," jelas Sutopo, Minggu.

Menurutnya, Tim Reaksi Cepat BNPB memberikan pendampingan dan perkuatan BPBD di beberapa daerah. Sejak Desember 2012 hingga awal Februari 2013, BNPB telah mendistribusikan bantuan dana siap pakai untuk penanganan banjir dan longsor kepada BPBD sekitar Rp 180 miliar.

Sutopo mengimbau untuk tetap waspada akan ancaman banjir. Banjir masih berpotensi hingga akhir Maret 2013. Menurutnya, BMKG melaporkan adanya tekanan rendah di Australia bagian utara membentuk pumpunan angin memanjang dari Selat Makassar bagian selatan hingga Laut Aru yang menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Sumatera, Jawa bagian Tengah, Kalimantan bagian Barat, Sulawesi bagian Utara dan Tengah, NTT, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

http://nasional.kompas.com/read/2013/02/17/13270272/