Senin, 18 Maret 2013

Kelenteng Makin Kuang Leng Miau Rayakan Shejit Ong Seng Kong

JAMBI, ayojambi.com – Ratusan kaum hawa menghadiri ritual Perayaan Hari Ulang Tahun Dewa Ong Seng Kong di Kelenteng Kuang Leng Miau dibilangan Jalan Brigjen Katamso, Lorong Sriwijaya Rt. 12 Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur dan sekaligus melakukan Kho Kun (sedekah) yang dipersembahkan kepada mahluk atau roh yang gentayangan berupa sesajian.
Hasil pantauan ayojambi.com, Senin pagi (18/03) sejak memasuki kawasan lorong Sriwijaya terdengar bunyi suara tambur serta semerbak aroma wewangian hio (gaharu) diiringi kaum ibu berdatangan kelenteng Kuang Leng Miuo (calon Majelis Agama Khonghucu Indonesia yang disingkat MAKIN), kedatangan kaum hawa tersebut untuk mengikuti prosesi ritual memperingati hari ulang tahun shen ming serta prosesi kho kun, umumnya kaum hawa pada membawa putra maupun putri mereka.

Kelenteng Kuang Leng Miau adalah warisan dari Almarhum Apek Macan yang awalnya hanya sebuah rumah ibadah pribadi milik Almarhum Apek macan yang didirikan pada tahun 1952 dan dibangun menjadi permanen oleh masyarakat Tionghoa di Jambi pada 2004 yang lalu.

Prosesi seperti biasanya, diawali dengan memohon izin kepada Tie Kong (Tuhan red) untuk dapat melaksanakan ritual perayaan hari ulang tahun sang dewa Ong Seng Kong dan kho kun persembahan sesajen kepada para pengawal shen ming dan arwah (roh) yang tidak diurusi oleh pihak keluarga, upacara dipimpin oleh seorang rohaniawan dari Matakin Provinsi Jambi, The Lien Teng dengan membaca So Bun (sejenis mantera pemberitahuan/ undangan red.

Setelah itu baru memasuki tahap kedua yaitu prosesi sembahyang memperingati HUT roh suci Ong Seng Kong dengan membacakan Ci Bun (sejenis laporan untuk dewa yang bersangkutan), selanjutnya baru memasuki upacara Kho Kun atau yang dikenal dengan sebutan kho kun dalam dan kho kun luar, yang dimaksud dengan kho kun dalam yaitu mempersembahan berbagai jenis makanan, buah-buahan dan Kim Cua (kertas sembahyang red) kepada para pengawal Sang Dewa yang ada didalam klenteng tersebut, seusai prosesi didalam baru melakukan khu kun diluar untuk para mahluk atau roh yang meninggal tidak tidak diurusi oleh pihak keluarganya, maupun meninggal tidak wajar seperti meninggal dunia gantung diri, kecelakaan, dibunuh orang dan lain sebagainya, maka perlu diadakan kho kun atau sedekahkan makanan dan lain-lain sebagainya kepada arwah (roh) yang tidak terurus. (Romy)