Minggu, 14 April 2013

Kelenteng Tempat Wisata Religi

 Ilustrasi

ayojambi.com - Kelenteng selain sebagai tempat ibadah umat Khonghucu, juga dikenal sebagai objek wisata baik di tanah air Indonesia maupun di mancanegara, maka tidak heran setiap wisatawan selalu mengunjungi kelenteng-kelenteng. 
Wisatawan selain melihat keindahan kelenteng yang kaborasi warna merah dan kuning sebagai simbol kebesaran, para wisatawan kelap mengabadikan ritual sembahyang warga Tionghoa, mereka juga mengunakan kamera untuk mengabadikan foto di sekitar tempat sembahyang dan lilin yang diletakkan di depan pintu masuk.

Setiap tahun kelenteng yang ada di beberapa wilayah tanah air selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara, di antaranya, Kalimantan (cap go meh), Sumsel (cap go meh), Kepulauan Riau (bakar tongkang) dan daerah lainnya.

Maka pemerintah mesti mendukung dan melindungi keberadaan kelenteng, karena keberadaan kelenteng yang mayolitas tempat ibadah umat Khonghucu sebagai tempat objek wisata yang mendatangkan devisa negara.

Setiap kelenteng pada umumnya memiliki ciri khas yang kaya dekorasi serta ornamen-ornamen yang erat hubungannya dengan kepercayaan masing-masing. Atap, hubungan balok tarik, tiang bahkan sampai lantai semuanya berisi hiasan yang membawa pertanda baik dan mendatangkan berkah.

Hiasan atap, atap tidak hanya merupakan bagian penting dari sebuah kelenteng, tapi juga merupakan tempat yang paling memperoleh perhatian khusus dalam hal hias-menghias. Sebagai mana kelenteng pada umumnya, hiasan atap yang utama di setiap kelenteng terdiri dari sepasang naga yang dibentuk dari pecahan-pecahan porselin, sedang berhadapan untuk berebut sebuah mutiara alam semesta menyala yang melambangkan matahari (Cu). Tapi pada atap bangunan tengah, yang berada di tengah-tengah antara dua naga adalah sebuah holo. Holo merupakan jenis buah labu yang telah dikeringkan.

Naga atau liong (dalam dialek Hokkian,) atau long (Mandarin) adalah suatu mahluk mithologi yang punya peran penting dalam kepercayaan Tionghoa. Binatang ini dianggap lambang keadilan, kekuatan dan penjaga barang-barang suci.

Kadang-kadang hiasan atap ini juga sepasang ikan naga, seperti ditemukan di kelenteng-kelenteng lain, yaitu seekor ikan berkepala bentuk liong. Ikan naga ini adalah lambang keberhasilan setelah mengalami percobaan dan perjuangan dalam mencapai tujuannya.

Qilin, Singa atau Say adalah mahluk-mahluk yang dianggap melambangkan nasib baik, kebesaran hati, panjang umur dan kebijaksanaan. Qilin bertanduk satu menurut legenda, mampu berjalan di atas air dan mempunyai kepala yang mirip dengan liong, berbadan rusa, bersurai dan ekor seperti harimau. Biasanya Kilin ini mempunyai lima warna yaitu merah, ungu, biru, kuning dan hijau, binatang mithologi ini terkenal lembut, cerdas dan adil. (Rm-Sumbernet)