Kamis, 18 April 2013

Publik Tergugah oleh Kisah Tasripin

PURWOKERTO, KOMPAS.com — Bantuan untuk Tasripin, bocah berusia 12 tahun di pelosok Banyumas yang menjadi kepala keluarga dan menanggung beban ketiga adiknya sejak ditinggal orangtuanya, terus mengalir. Selain mengirim bantuan melalui rekening Tasripin yang dibuatkan oleh BRI, sejumlah donator juga langsung menyerahkan bantuan kepada Tasripin di rumahnya.
Kisah warga Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang harus bekerja sebagai buruh tani untuk makan sehari-hari ketiga adiknya, menggungah rasa kemanusiaan publik.

Dr Karina Moegni, misalnya, seorang donatur asal Jakarta, menyatakan tergugah oleh kisah Tasripin yang harus bekerja keras dan melepaskan kesempatannya untuk bersekolah karena harus tetap menghidupi ketiga adiknya. "Saya mempertanyakan reaksi pemerintah terhadap kondisi masyarakatnya seperti ini. Bagaimana para politisi berebut uang anggaran, sedangkan jauh di sana, satu bocah berjuang keras hanya untuk makan nasi kerupuk," tutur Karina, Kamis (18/4/2013).

Achyani, seorang pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, juga menyatakan sangat tersentuh mendengar berita mengenai Tasripin. "Ini menjadi otokoreksi buat kita yang masih sering mengeluh. Kita harus selalu bersyukur jika melihat kondisi Tasripin," ungkapnya.

Sejumlah pembaca Kompas yang tergugah juga mengulurkan bantuan kepada Tasripin sejak berita tersebut dimuat di harian Kompas pada Senin. Bantuan dapat disalurkan melalui rekening Tasripin di BRI Cilongok, Banyumas, 6600.01.000084.52.1, atas nama Tasripin.
http://regional.kompas.com/read/2013/04/18/13025451/