Sabtu, 24 Mei 2014

9 Sen Ren Kawal Sejit Fu Xi (Hook Hie Te Shien)

JAMBI, ayojambi.com – Perayaan sejit Nenek Moyang Manusia di Tiongkok dirayakan oleh (foto) Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien. Perayaan Nenek Moyang Manusia yang bernama (foto) Fuxi “伏羲” di Tiongkok boleh dibilang paling ramai dikunjungi, bahkan para pejabat negara Tiongkok maupun masyarakat di Tiongkok dan warga Tionghoa dari manca dunia ikut ambil bagian dalam perayaan Fu Xi (24/5).
Di saat kita memasuki gerbang kelenteng Makin Sai Che Tien di kawasan Koni IV, sayup-sayup terdengar suara gendrang diiringi irama suling, suara pendeta sai kong yang tengah membaca So Bun (sejenis surat pemberitahuan) yang dibacakan oleh Tau Shie (Sai Kong) Lim Tek Chong yang sengaja datang dari Tiongkok (China).

Suasana dalam kelenteng, terlihat kilauan pancaran sinar dari lilin-lilin merah menambah keindahan kelenteng yang mayolitas berwarna merah, selain itu aroma wewangian dari gaharu/ hio yang dinyalakan umat Khonghucu.

Dihalaman depan dan samping kiri kanan kelenteng ratusan umat tengah menyaksikan atraksi barongsai dari perkumpulan Hok Liong Sai Jambi, turut menyemarakan acara hari ulang tahun sin ming “Hook Hie Te Shieng” yang biasa disebut Shien Kong, selain merayakan haur sin beng, ada juga ritual mempersembahkan sesajian kepada para pungawa dewa dan arwah-arwah gentayangan yang wafat secara tidak sempurna (Kho Kun).

Nampaknya perayaan sejit Hok Hie Tee Sien “Fuxi” “伏羲” tahun ini luar biasa, pasalnya dalam acara sejit belum pernah ada 9 khi tong/ tatung dirasuki roh sen ren (dewa), namun kali ini 9 khi tong, diantara khi tong yang kerasukan roh para dewa terdapat 3 orang wanita.

Dari pantauan di kelenteng sudah mulai dipadati oleh umat Konghucu sejak pukul 10.00. Ada sekitar 1.000 umat Khonghucu yang hadir, tidak hanya dari Kota Jambi, juga beberapa kabupaten di Provinsi Jambi. Pagi harinya, umat menumpukkan kertas sembahyang yang kemudian dibakar bersama-sama dengan teng lau yang dibuat oleh Liem Teek Cong Tau Shie. Ritual dimulai dengan melakukan sembahyang Tien (Tuhan red)  dihalaman depan pintu masuk kelenteng altar Tie Kong. Sembahyang berlangsung hingga satu jam dengan melantunkan doa-doa.

Ritual lalu dilanjutkan dengan sembahyang sin beng Hook Hie Te Shien yang digelar di dalam klenteng. Ini bertujuan untuk memohon doa serta mengundang beberapa sin beng untuk datang pada acara tersebut. Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan membakar kertas sembahyang yang telah disediakan. Setiap daerah prosesi ritualnya berbeda-beda namun tujuan tetap sama yaitu memohon pelindungan dari sang pencipta alam semesta (Tien) dan para sin beng maupun leluhur. (Romy) 
* www.ayojambi.com/