REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Memasuki hari ke delapan musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501, jenazah yang ditemukan sudah mengalami pembusukan lanjut dalam tahap berbahaya sehingga tim evakuasi harus lebih berhati-hati.
"Tim SAR pakai baju khusus tadi itu karena sudah pembusukan tingkat berbahaya dan berisiko," kata Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, dr Suyuti Syamsul, Ahad (4/1)
Sekitar pukul 15.00 WIB, tiga jenazah kembali dievakuasi ke RSUD Sultan Imanuddin. Berbeda dari evakuasi yang dilakukan terhadap 30 jenazah pada hari-hari sebelumnya, kali ini tim evakuasi menggunakan pakaian pelindung khusus berwarna serba putih.
Ada empat kantong yang dibawa tim evakuasi. Namun Suyuti memastikan jenazah yang dievakuasi hanya tiga jenazah, sedangkan sisanya adalah properti yang mungkin milik korban.
Petugas evakuasi berpakaian khusus tersebut terlihat masuk mengantar jenazah sampai ke Posko DVI Biddokkes Polda Kalteng di rumah sakit tersebut. Namun setelah keluar ruangan, mereka tidak lagi mengenakan pakaian khusus tersebut.
"Pakaian khusus itu harus dimusnahkan dan di sini hanya di rumah sakit ini yang ada alat untuk pemusnahannya. Nanti itu dibakar di tempat pembakaran kami yang suhunya mencapai 1.100 derajat celsius. Mereka itu kan satu ruangan dengan jenazah saat di ambulans, jadi pakaian mereka sangat rentan terkontaminasi," kata Suyuti.
Suyuti menjelaskan, dalam tubuh manusia terdapat banyak kuman. Ketika manusia meninggal, kuman-kuman tersebut berproses dan bisa membahayakan manusia lainnya sehingga harus diwaspadai.
Pihak rumah sakit pun makin memperketat perlakuan untuk mencegah penyebaran kuman. Rembesan air dari kantong jenazah yang menetes di lantai langsung dibersihkan menggunakan cairan keras pemutih pakaian. Lantai dan dinding jenazah yang sudah kosong pun juga dibersihkan untuk mencegah penyebaran kuman.
"Makanya kami bersyukur cold storage (lemari pendingin) sehingga kalau jenazah tidak diberangkatkan di hari yang sama maka bisa kami simpan di cold storage sehingga ruangan bisa langsung dibersihkan untuk sterilisasi kuman," kata Suyuti.
Pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak di Selat Karimata pada Minggu (28/12/2014) lalu. Sebanyak 155 penumpang dan tujuh kru berada dalam pesawat nahas tersebut. Hingga Minggu sore, sudah ada 30 jenazah yang dievakuasi.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/01/04/nhniv5-pembusukan-jenazah-sudah-berbahaya
Sekitar pukul 15.00 WIB, tiga jenazah kembali dievakuasi ke RSUD Sultan Imanuddin. Berbeda dari evakuasi yang dilakukan terhadap 30 jenazah pada hari-hari sebelumnya, kali ini tim evakuasi menggunakan pakaian pelindung khusus berwarna serba putih.
Ada empat kantong yang dibawa tim evakuasi. Namun Suyuti memastikan jenazah yang dievakuasi hanya tiga jenazah, sedangkan sisanya adalah properti yang mungkin milik korban.
Petugas evakuasi berpakaian khusus tersebut terlihat masuk mengantar jenazah sampai ke Posko DVI Biddokkes Polda Kalteng di rumah sakit tersebut. Namun setelah keluar ruangan, mereka tidak lagi mengenakan pakaian khusus tersebut.
"Pakaian khusus itu harus dimusnahkan dan di sini hanya di rumah sakit ini yang ada alat untuk pemusnahannya. Nanti itu dibakar di tempat pembakaran kami yang suhunya mencapai 1.100 derajat celsius. Mereka itu kan satu ruangan dengan jenazah saat di ambulans, jadi pakaian mereka sangat rentan terkontaminasi," kata Suyuti.
Suyuti menjelaskan, dalam tubuh manusia terdapat banyak kuman. Ketika manusia meninggal, kuman-kuman tersebut berproses dan bisa membahayakan manusia lainnya sehingga harus diwaspadai.
Pihak rumah sakit pun makin memperketat perlakuan untuk mencegah penyebaran kuman. Rembesan air dari kantong jenazah yang menetes di lantai langsung dibersihkan menggunakan cairan keras pemutih pakaian. Lantai dan dinding jenazah yang sudah kosong pun juga dibersihkan untuk mencegah penyebaran kuman.
"Makanya kami bersyukur cold storage (lemari pendingin) sehingga kalau jenazah tidak diberangkatkan di hari yang sama maka bisa kami simpan di cold storage sehingga ruangan bisa langsung dibersihkan untuk sterilisasi kuman," kata Suyuti.
Pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak di Selat Karimata pada Minggu (28/12/2014) lalu. Sebanyak 155 penumpang dan tujuh kru berada dalam pesawat nahas tersebut. Hingga Minggu sore, sudah ada 30 jenazah yang dievakuasi.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/01/04/nhniv5-pembusukan-jenazah-sudah-berbahaya
* www.ayojambi.com/