Rabu, 03 November 2010

"Di sini Jual... Perempuan"

TEL AVIV, KOMPAS.com — Ada sebuah toko pakaian, toko buku komik, salon tato, dan sebuah toko yang khusus menjual perempuan.... Pajangan yang tidak biasa ini membuat terkejut para pembeli di sebuah mal yang sibuk di Tel Aviv, Israel, minggu lalu, ketika mereka menemukan di antara deretan toko-toko itu sekelompok perempuan muda berdiri di depan sebuah toko. Para perempuan diberi tag berisi rincian harga, usia, berat badan, tinggi, ukuran pinggul dan payudara, serta negara asal mereka.

Itu merupakan sebentuk aksi anti-perdagangan perempuan. Pihak penyelenggara mengatakan, kampanye tersebut dirancang untuk memberikan kesadaran kepada perdagangan perempuan. Hal itu bertujuan untuk mengumpulkan cukup tanda tangan demi menekan Departemen Kehakiman Israel agar mendukung undang-undang yang menjadikan aktivitas pria pergi ke para pelacur sebagai tidakan kriminal. Undang-undang tersebut merupakan langkah penting berikutnya dalam memerangi perdagangan perempuan, kata Ori Keidar, seorang pengacara sekaligus salah satu pendiri gugus tugas untuk mengatasi masalah perdagangan perempuan.

"Undang-undang terhadap pelanggan para pelacur akan membawa penurunan permintaan untuk prostitusi dan akan menjadikan bisnis itu kurang menguntungkan bagi organisasi kejahatan," kata Keidar kepada CNN, Senin (25/10/2010). "Hal ini pada gilirannya akan membawa pengurangan dalam perdagangan perempuan."

Keidar mengatakan, undang-undang itu merupakan model setelah undang-undang serupa di Swedia telah secara drastis mengurangi perdagangan perempuan dan prostitusi. Selama dekade terakhir, sekitar 10.000 perempuan telah diperdagangkan ke Israel, yang dikatakan Keidar sebagai "perbudakan modern". Para perempuan itu terkunci, dipukuli, diperkosa, kelaparan, dan dipaksa untuk melayani 15-30 pria sehari selama 365 hari setahun, katanya.

Sekitar tiga tahun lalu, polisi Israel berhasil mengurangi perdagangan perempuan dengan menerjunkan personelnya untuk mengatasi masalah itu. Pasukan keamanan juga membantu dengan meningkatkan patroli di perbatasan Israel-Mesir sebagai akibat dari kehadiran Al Qaeda di Sinai. Perbatasan sepanjang 300 kilometer itu merupakan rute utama bagi perempuan penyelundupan ke Israel, kata Keidar.

"Undang-undang terhadap pelanggan itu akan membawa pengurangan lebih lanjut dalam perdagangan perempuan dan dengan sedikit tekanan lagi, kami bisa membuat masalah ini hilang," kata Keidar.

http://internasional.kompas.com/read/2010/10/26/11013550/