Sabtu, 06 November 2010

Korban Wasior Sulit Peroleh Bantuan

WASIOR,KOMPAS.com - Sejumlah korban banjir bandang Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat kesulitan memperoleh bantuan dari pemerintah. Padahal, mereka sangat bergantung pada bantuan itu karena mayoritas korban belum bisa bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Suryadi (40), salah satu warga Jalan Margono, Wasior, Sabtu (6/11/2010), mengaku sudah berulangkali meminta bantuan makanan dari pemerintah. Namun hingga satu bulan setelah banjir bandang 4 Oktober lalu, Suryadi bersama dua kerabatnya belum pernah menerima bantuan.

"Bantuan makanan hanya datang sekali, itu pun datang dari salah satu partai politik, dan sekarang bantuan itu sudah habis," keluh Suryadi.

Bantuan uang yang diperoleh dari kerabatnya di Purwokerto, Jawa Tengah juga sudah habis. Bantuan uang tak berarti banyak karena harga bahan-bahan makanan di Wasior melonjak pasca banjir bandang. Harga beras yang biasanya Rp 70.000 per sak (seberat 15 kg) naik menjadi Rp 90.000, begitupula harga sayuran yang semuanya naik Rp 1.000.

Nathaniel Alkatiri (45), salah satu tokoh masyarakat di Kelurahan Wasior mengatakan hal senada. "Kami bisa bertahan hidup karena bantuan dari masyarakat luar Wasior yang diserahkan langsung pada warga," katanya.

Oleh karena itu, saat bantuan makanan dan pakaian dari Himpunan Mahasiswa Papua di Semarang datang kemarin sore, warga langsung keluar dari tenda-tenda pengungsian. Mereka bersuka cita menyambut bantuan tersebut. Beberapa diantara mereka bahkan terlihat menangis.

Direktur Perbaikan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Untung Sarosa mengatakan stok bantuan makanan, minuman, dan air bersih masih cukup memenuhi kebutuhan seluruh korban. Pendistribusiannya pun sudah diupayakan merata ke seluruh korban berdasarkan laporan dari kepala desa dan camat.

"Jika ada yang belum memperoleh bantuan seharusnya melapor ke kepala desa atau camat," katanya.

http://regional.kompas.com/read/2010/11/06/20160195/