Kamis, 23 Desember 2010

Asal Usul Santa Claus

Claus seorang anak pengusaha sukses, ayahnya selalu menyisihkan kepingan-kepingan uang emas dari keuntungannya dalam beberapa kantong untuk keperluan hari esok. Setelah Claus dewasa ia menyerahkan dirinya sebagai Abdi Tuhan dan akhirnya menjadi Uskup di Myra Jerman, ia melihat banyak orang-orang miskin dan anak-anak terlantar di sekelilingnya, ia tidak mampu berbuat sesuatu karena tidak mempunyai uang.
Pada suatu saat ia teringat akan kantong-kantong keping emas yang ditabung oleh ayahnya tiap hari, maka ia kembali kerumah orang tuanya, rumahnya kosong karena orang tuanya sudah meninggal, namun diloteng rumahnya ia menemukan kantong-kantong yang penuh dengan kepingan uang emas, dengan uang kepingan emas tersebut, Uskup Claus membeli dan membagikan hadiah secara sembunyi menjelang Natal, ia bersama muridnya yang sebagian anak-anak dari Afrika memasukkan hadiah pada rumah orang miskin dan anak-anak yatim piatu di rumah Panti Asuhan tanpa diketahui oleh mereka.

Tetapi orang penerima hadiah melihat jejak kaki beberapa orang dan kereta yang ditarik rusa pada es salju yang membeku pada bulan Desember menjelang Natal. Maka anak-anak menyiapkan rumput yang diletakkan pada sepatu untuk makan rusa yang menarik kereta sambil berdoa agar diberi hadiah yang sesuai dan yang sangat diinginkan.

Namun ada orang yang melakukan pengintaian siapa yang meletakkan hadiah dirumah-rumah akhirnya diketahui bahwa yang membawa hadiah adalah Uskup Claus dari Myra. Setelah Uskup Claus meninggal sebagai Santo, tradisi ini tetap diperingati dengan menampilkan figur yang menyerupai Uskup Claus didampingi oleh muridnya anak-anak dari Afrika memberikan hadiah bagi anak-anak sambil memberi nasehat pada anak yang menerima hadiah. Hari Santo Claus adalah tanggal 6 Desember, bagi keluarga dimana tidak ada acara Santo Claus, orang tua bisa memberi hadiah pada anak-anak dan orang yang dicintainya.