JAMBI, KOMPAS.com - Seorang warga Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, menemukan seekor harimau jantan mati di tengah kebun.
Dihubungi di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jumat (25/2/2011) Kapolres Tanjabtim, AKBP Budi Wasono mengatakan, penemuan harimau mati itu terjadi pada hari Kamis.
Menurut dia, warga Tanjabtim bernama Aral, warga Parit I, Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, berhasil menemukan bangkai harimau saat dirinya tengah berada di kebun karet miliknya.
"Saat itu, dia (Aral, red) mencium bau busuk. Setelah dicari ternyata ditemukan bangkai harimau yang telah membusuk dan dipenuhi ulat," ujarnya.
Berdasarkan temuan itu, Kapolres memperkirakan harimau itu sudah mati selama tiga hari atau lebih.
Menurut Kapolres, dugaan penyebab harimau mati akibat terkena sejenis perangkap yang sengaja dipasang warga untuk menjerat babi yang kerap merusak kebun milik petani. Meski begitu, Kapolres mengaku akan melakukan penyelidikan lebih lanjut atas temuan tersebut.
Untuk mempercepat proses penyelidikan, Polres Tanjabtim berkoordinasi dengan pihak Konservasi dan Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi Jambi.
"Dalam waktu dekat, pihak KSDA Jambi berencana mengambil tulang belulang harimau tersebut," ujarnya.
Ketua LSM Fokmades Tanjabtim, Arie Supriyadi sangat menyayangkan tewasnya salah satu hewan yang dilindungi badan dunia tersebut.
"Ini bukan kejadian yang pertama kali di Jambi. Perlu ada penanganan dan perlindungan lebih ketat akan habitat hewan yang dilindungi," ujarnya.
Belum lama ini sejumlah warga di Kecamatan Rantau Rasau juga telah membunuh seekor harimau lantaran kesal karena satwa dilindungi itu kerap memakan hewan ternak mereka.
"Dari satu sisi kita harus melindungi hewan ini. Namun, di sisi lain kita juga harus memahami kondisi masyarakat yang juga merasa dirugikan. Untuk itu perlu ditemukan solusi yang tepat," katanya.