Sabtu, 16 Juli 2011

Menjaga Tradisi di Bantaran Cisadane

PERAYAAN Pecun di Tangerang, Banten, diperkirakan sudah berlangsung sejak 1910. Pecun berarti upaya pencarian dengan menggunakan perahu. Perayaan ini dikaitkan dengan penghormatan terhadap jasad seorang menteri yang sangat jujur dan setia bernama Cu Yuan, yang menjatuhkan diri ke dalam sungai. Cara itu dilakukan setelah ia mendengar berita hancurnya ibu kota Cho, tempat bio (kelenteng) leluhurnya hancur lebur diserbu orang Chien.
Pecun yang merupakan salah satu tradisi warga Tionghoa, jatuh setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek, yang pada tahun ini jatuh pada 6 Juni 2011. Perayaan Pecun yang diselenggarakan oleh perkumpulan Boen Tek Bio serta mendapat dukungan penuh dari pemerintah kota setempat ini mengangkat tema ”Keanekaragaman Cermin Persatuan” sebagai bentuk dari akulturasi kebudayaan Tionghoa Tangerang dengan penduduk setempat. Perayaan ini berlangsung di Jalan Kali Pasir dan Jalan Benteng tepat di bantaran Kali Cisadane.

Perayaan Pecun diisi dengan berbagai kegiatan, seperti lomba dayung perahu naga, atraksi barongsai dan liong, pertunjukan gambang kromong, mendirikan telur, serta upacara persembahyangan Twang Yang dan pelepasan bebek ke Sungai Cisadane dengan maksud membuat hidup orang terbebas dari kesialan serta dapat melanjutkan kehidupan dengan damai dan tenteram.

Tak dapat dipungkiri kemeriahan perayaan Pecun jauh berkurang apabila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian, patut diapresiasi upaya yang dirintis kembali oleh Perkumpulan Boen Tek Bio dan Pemerintah Kota Tangerang. Upaya pelestarian budaya Tionghoa serta mengembalikan ruh kemeriahan Pecun yang dikemas dalam Festival Cisadane ini diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri. (PRIYOMBODO)

http://travel.kompas.com/read/2011/07/16/08164278/