Rabu, 21 September 2011

Kedatangan SBY Disambut Demo

JAMBI - Kedatangan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di Provinsi Jambi hari ini diwarnai sejumlah unjuk rasa dari berbagai elemen pergerakan di Jambi.

Sedikitnya 7 kelompok massa aksi, memadati simpang empat Bank Indonesia di kawasan Telanaipura Jambi untuk menolak kedatangan SBY beserta rombongan.
Selain mengangkat isu nasional seperti penuntasan kasus korupsi, isu lokal berupa penolakan pemberian gelar adat bagi SBY juga mewarnai jalannya aksi demo.

Kepastian datangnya Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan ke Bumi Sepucuk Jambi Sembilah Lurah, sekitar pukul 11.30 wib siang (21/9) tadi, SBY beserta ibu Ani Yudhoyono dan rombongan mendarat di bandara Sultan Thaha Jambi, SBY langsung disambut oleh Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus.

Kedatangan SBY di Provinsi Jambi ini tidak hanya mendapat sambutan meriah dari Pemerintah Daerah Provinsi Jambi, namun juga disambut oleh para aktifis dan mahasiswa dengan aksi demo.

Menyambut kedatangan SBY ke Jambi, ratusan massa aksi dari berbagai elemen seperti Mahasiswa, LSM, Pemerhati Lingkungan Hidup, dan PPJ mereka melakukan unjuk rasa menolak kedatangan SBY di simpang empat Bank Indonesia (BI) di kawasan Telanaipura Jambi.

Tercatat ada tujuh kelompok massa yang melakukan aksi unjuk rasa menolak kedatangan SBY yang berkumpul di simpang empat BI Jambi. Dalam orasinya, pengunjuk rasa mengangkat isu nasional seperti bobroknya pemerintahan SBY karena berbagai skandal korupsi, skandal hukum, permasalahan tenaga kerja asing dan konflik agraria di berbagai daerah.

Sedang isu lokal yang diangkat pendemo adalah penolakan pemberian gelar adat bagi SBY dari lembaga adat Jambi dan mahalnya biaya kedatangan presiden ke Jambi selama 3 hari kedepan.

Selain berorasi, pengunjuk rasa juga menggelar aksi teaterikal, diantaranya aksi teraterikal pemberian gelar adat bagi SBY dengan sebutan temenggung koruptor dan aksi membalut tubuh dengan kain seperti zombie yang sedang menindas petani dengan rantai dan cambuk.

Aksi penolakan yang digelar para aktifis ini mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian dari Polresta dan Polda Jambi dengan mengerahkan ratusan personil dari berbagai kesatuan. (tim)