Senin, 30 April 2012

Pijatan Om Dan Sampai ke Portugal

TIMOR TENGAH UTARA, KOMPAS.com - Sebut saja nama Om Dan, warga Desa Nunpene, Kelurahan Oesena, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, pasti langsung menunjukkan rumahnya. Ya, Daniel Tunliu adalah sosok yang dikenal di desa itu.

Lelaki berusia 53 tahun itu mengaku mendapat karunia luar biasa dari Tuhan sehingga melalui sentuhan tangannya, ribuan orang sembuh dari sakit, patah tulang dan sebagainya.

Sehari-hari dia mampu memijit hingga ratusan orang. Dan dia tidak pernah memungut bayaran sepeser pun dari mereka. Semua tergantung pada kerelaan pasiennya.

"Saya tidak pernah meminta atau mematok bayaran kepada setiap orang yang saya pijat, semuanya itu tergantung mereka mau kasih atau tidak? Dikasih berapapun saya tetap terima bahkan gratis pun tidak apa-apa, karena bagi saya semuanya ini adalah bentuk pelayanan saya untuk sesama yang membutuhkan pertolongan,"kata Daniel, saat ditemui di kediamannya, Minggu (29/4/2012) kemarin.

Daniel mengaku memiliki karunia memijat ini sejak 1979. Dikisahkannya, semua itu bermula ketika dia menggembalakan sapi dengan beberapa temannya di atas bukit. Saat itulah, kenangnya, muncul seseorang berbaju putih yang meletakkan tangan di atas kepalanya.

"Pada saat pria berjubah putih itu meletakan tangannya di atas kepala, saya pun pingsan. Kemudian saat siuman saya langsung menjadi gila sampai tiga bulan dan setelah sembuh saya pun menawarkan jasa memijit seorang anak balita yang terjatuh dari atas pohon yang menyebabkan kakinya patah," tuturnya.

"Tetapi tawaran saya itu ditolak oleh orangtuanya. Karena pada saat itu kondisi anak tersebut sangat kritis sehingga tanpa meminta persetujuan orang tuanya lagi saya terpaksa memijit kaki anak itu dan dalam tempo 10 menit tulang yang tadinya patah bisa menjadi sembuh," kata Om Dan

Sejak itu namanya mulai dikenal warga karena pijitannya yang manjur. Banyak orang meminta bantuannya. Dari warga biasa hingga para pejabat daerah pun sering memakai tenaganya.

Jadwal Daniel cukup padat, sampai-sampai dia hanya tidur sekitar empat jam sehari. Sejak pukul 04.00 Wita, biasanya dia sudah dijemput warga yang meminta bantuannya. Kegiatan pelayanannya terus berlangsung sampai tengah malam. Hebatnya, Daniel tidak pernah menolak setiap permintaan orang yang menjemputnya.

"Saya sepertinya diberi kekuatan khusus oleh Tuhan, karena selama ini saya tidak pernah sakit, meskipun dalam sehari saya hanya mampu tidur empat jam. Selama menjalankan rutinitas saya sebagai tukang pijit, saya tidak pernah menganggur sekalipun, selalu saja ada yang datang menjemput, mulai dari yang jaraknya dekat sampai yang keluar kota, bahkan pernah sampai keluar daerah,"katanya.

Lanjutnya, selain menangani orang-orang lokal, dirinya mengaku pernah memijit beberapa orang yang berasal luar negeri yakni dari Spanyol, Portugal, Italia dan Belanda. Beberapa di antaranya adalah misionaris Katolik.

"Kalau saya mau pasang tarif, pasti rumah saya tidak reyot seperti ini, dan saya pasti sudah kaya sejak lama. Lebih baik saya kaya manusia dan jasa dari pada kaya harta. Karena bagi saya harta tidak mungkin kita bawa sampai mati," jelasnya.

Saat ini Om Dan hanya hidup sebatang kara, tanpa pendamping hidup di sebuah rumah sederhana beratapkan alang-alang. Dia hanya ditemani oleh beberapa hewan peliharaan.

http://regional.kompas.com/read/2012/04/30/09505069/