Selasa, 01 Mei 2012

Rumah-Rumahan Lim Tek Chong Diminati Masyarakat Jambi

JAMBI – Tradisi masyarakat tionghoa mengirimkan rumah-rumahan buat orangtua/ leluhur hingga masih dipertahankan, tradisi tersebut sudah ada sejak ribuan tahun silam yang dilakukan masyarakat beragama Khonghucu, tradisi mengirim rumah-rumahan ini sebagai simbol keperdulian anak terhadap orangtua yang telah wafat dilakukan setelah orangtua mereka meninggal genap tiga tahun meninggal dunia.

Salah satunya bentuk disain rumah-rumahan karya Lim Tek Chong taoshe dari Anxi banyak disenangi masyarakat Jambi, hingga kini Lim Tek Chong mancari incaran para anak/ keluarga yang akan mengirimkan rumah-rumahan buat orangtua/ leluhur.
Seperti Susan beserta keluarga, sengaja datangkan Lim Tek Chong dari Anxi Cina untuk membuat rumah-rumahan buat almarhum orangtuanya Sun Lien Cheng, warga Jalan Zainal Abidin, Rt. 1, No. 8, Kelurahan Tanjungpinag, Kecamatan Jambi Timur.

Kata Susan, “Saya melihat gambar rumah-rumahan yang di bakar keluarga Darman Wijaya (Wang Chui Hui) di koran Jambi sangat bagus, maka saya berunding dengan kakak dan ibunya untuk mengundang Lim Tek Chong dari Cina untuk membuat rumah-rumahan sekaligus memimpin upacara pembakaran rumah buat orangtuanya yang genap 3 tahun meninggal.

Sehari sebelum mengirimkan rumah-rumahan, terlebih dahulu anak laki-laki wajib sembahyang mengundang roh/ arwah orangtuanya untuk menempati rumah yang beli, dan agar orangtua mereka dapat tenang menepati rumah baru, seusai itu baru rumah-rumahan dibakar dibawa pimpinan Lim Tek Chong Taoshe.

Bahan membuat rumah-rumahan, bambu tua, karton, kertas warna warni dan pernak pernik lukisan seperti gapura berbentuk gerbang klenteng dan  dayang-dayang didatangkan dari Cina sebagian perlengkapan dibeli di Jambi, seperti alat rumah tangga diantaranya sofa, spring bed, alat-alat dapur, mobil-mobilan, handphone, uang-uangan,kim cua, gin cua, perhiasan dan aneka hidangan kesuakan orangtua mereka. Semua ini untuk dikirim kepada arwah orang yang telah 3 tahun meninggal dunia dengan cara dibakar setelah dilakukan serangkaian ritual. (Romy).