Selasa, 22 Januari 2013

Feng Shui, Tradisi Kuno Menentukan Posisi Kelenteng

TANJAB BARAT, JAMBI - Sejak jaman dahulu kala, warga etnis Tionghoa di Jambi memiliki tradisi unik dalam penentuan pembangunan tempat ibadah (kelenteng), untuk mencari posisi rumah atau tempat ibadah yang ideal. Dipimpin seorang taoshe, tradisi memanggil shen ming Sam Tai Kong (un cu sam tai) yang dikenal ahli dalam feng shui yang didatangkan dari Kelenteng Makin Gi Hong Tong Jambi..

Setelah kim sin Sam Tai Kong dipasang di singgasananya (bahasa hokkien Kio/kursi tandu), ritual dilanjutkan dengan mengundang roh suci Sam Tai Kong, tidak ketinggalan beberapa sesajian diantaranya dupa (hio), buah2an segar, kertas sembayang (kim cua) dan beberapa sesajen pelengkap. Kedatangan Sam Tai Kong bisa memakan waktu berjam-jam, bahkan bisa dilakukan beberapa kali. Jika roh suci Sam Tai Kong telah datang, maka kursi tandu (kio) yang dipikul dua orang akan bergerak sendiri. Konon, digerakkan oleh Sam Tai Kong.

Apabila Sam Tai Kong datang dan merestui acara itu, kursi tandu (kio) kemudian akan keliling lokasi mencari Feng Shui yang akan dibangun kelenteng, jika telah ditemu posisi yang bagus, kemudian ujung tandu (kio) akan ditancapkan di tanah diam pada satu titik (lokasi) untuk menentukan altar kelenteng baru Leng San Keng di Kuala Tungkal, Provinsi Jambi. Dalam hal mencari Feng Shui melalui Sam Tai Kong bisa sampai 2 hingga 3 kali dilakukan.

Urungnya kedatangan roh suci Sam Tai Kong bisa disebabkan berbagai faktor. Misalnya, ada sarat yang kurang, tempat belum layak dihuni karena kotor atau masalah lainnya.
Saat ini tradisi tersebut sangat jarang dilakukan warga Tionghoa di Jambi. Padahal sejak dulu warga Tionghoa meyakini Feng Shui akan memberikan kebajikan.

Namun baru kali pertama pencarian Feng Shui (tek tue) bisa dilakukan sekali, sepertinya Sam Tai Kong kasih dengan para pemangkul kursi tandu (kio), karena mereka datang dari kota Jambi melalui jalan darat yang memakan waktu 3 jam perjalanan.

Untuk kali pertama pencarian Feng Shui melalui roh suci dilakukan di Kuala Tungkal untuk membangun kelenteng baru, pasalnya ruang sembahyang Leng San Keng yang digunakan sebagai tempat ibadah umat Khonghucu sudah tidak mampu menampung jumlah umat yang ada di Kuala Tungkal, maka Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng Leng San Keng akan membangun Kelenteng baru yang tidak jauh dari lokasi lama yakni di Jalan Prof. Dr. Sri Soedewi, Rt. 21, Kelurahan Tungkal Harapan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi. di Tanjung Jabung Barat (Kuala Tungkal).

Dalam ilmu topografi kuno Tiongkok, feng shui berarti mempercayai bagaimana manusia, Surga dan Bumi, hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif.

Bagi sebagian kalangan, Feng Shui yang tepat dipercaya dapat memberikan nasib baik dan pembawa rejeki, itulah sebabnya kenapa dalam setiap pembangunan rumah atau gedung baru orang selalu menggunakan Feng Shui sebagai alat untuk menentukan letak terbaik dari sebuah bangunan. (Romy)