Selasa, 19 Februari 2013

Perayaan Imlek Mengajak Kembali pada Kejujuran

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj Ani Yudhoyono serta Wapres Boediono dan Ibu Herawati Boediono menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2564, di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (19/2) pukul 16.00 WIB. Perayaan bertemakan 'Rasa Malu Besar Artinya Bagi Manusia'. Tema ini diangkat untuk menyegarkan kembali kesadaran bersama tentang artinya hidup lurus sesuai dengan tata nilai yang seharusnya dijunjung tinggi setiap insan, utamanya terkait kejujuran dan pantang korupsi. Ini merupakan perayaan ke-14 Tahun Baru Imlek di Indonesia.
Dalam sambutannya, Presiden SBY berharap semoga Tahun Ular Air ini membawa kebahagiaan, kesejahteraan, dan keberuntungan bagi seluruh umat Kong Hu Chu. Tahun baru Imlek merupakan momentum yang tepat bagi umatnya untuk melakukan introspeksi, refleksi, dan evaluasi diri. "Momentum seperti ini juga tepat untuk melakukan transformasi diri menuju masa depan yang lebih baik," ujar Presiden SBY.

Perayaan Imlek saat ini, lanjut Kepala Negara, bukan hanya dirayakan oleh umat Kong Hu Chu dan masyarakat Tionghoa tetap juga oleh warga bangsa di seluruh Indonesia. "Tahun Baru Imlek telah menjadi bagian penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, kehadirannya makin memupuk dan meningkat rasa persaudaraan, kekeluargaan, dan toleransi. Dalam 14 tahun terakhir ini kemeriahan perayaan Imlek telah menjadi pesta rakyat, pesta bersama," SBY menambahkan.

"Ini adalah wujud dari warna warni hasanah budaya bangsa, bukan lagi hanya sebatas perhelatan budaya etnis Tionghoa," kata Kepala Negara.

Mengenai tema perayaan, Presiden SBY menilai amat tepat dan relevan dengan berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara yang kini terus berlangsung. "Rasa malu sering terasa memudar tergesur oleh nilai-nilai yang materialistik, kepentingan sesaat, dan jalan pintas," ujar Presiden RI.

"Masih terjadinya kasus korupsi, kongkalikong, aksi kekerasan, fitnah, caci maki, dan berbagai pemberitaan yang mengumbar keburukan adalah tanda merosotnya rasa malu dalam kehidupan masyarakat kita," SBY menjelaskan.

Situasi seperti ini tentu memperihatinkan. Untuk itu, tema perayaan Imlek 2564 patut dijadikan renungan bersama. "Rasa malu hakitkatnya meneguhkan suatu ajaran bahwa manusia harus memproteksi diri dan menghindarkan diri dari perbuatan tercela," kata Presiden SBY.

Ajaran ini sekaligus sebuah undangan bagi segenap warga bangsa dalam menegakan 3 hal mendasar yakni kebajikan sebagai akhlak mulia pengendali diri, semangat dan kebersamaan dalam prilaku sosial dan politik, dan berkeseimbangan dalam berprilaku.

Perayaan ini dihadiri sekitar seribu umat Kong Hu Chu. Ditampilkan pula sejumlah hiburan kesenian dan atraksi Barongsai. Hadir dalam kesempatan ini Ketua DPR Marzuki Alie dan Ketua Umum Matakin Wawan Wiratma. Dari jajaran menteri KIB II terlihat Mensesneg Sudi Silalahi, Mendikbud Mohammad Nuh, Menteri LH Bert Kambuaya, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Tampak pula Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kapolri Jendral Timur Pradopo, dan Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahya Poernama. (dit)