Minggu, 17 Maret 2013

Khasiat Bubur Ikan Gabus

Bagi pencinta kuliner, bubur kepiting, mungkin tak asing lagi. Nikmat disantap saat masih panas. Namun, pernahkah mencicipi bubur ikan gabus? Ternyata rasanya nikmat.
Paduan rasa gurih dan manis daging gabus yang lembut itu menyatu dalam
bubur yang tersaji di Rumah Makan Jambi, yang berada di Jalan M Roem, Kota Jambi. Ketika si pemilik rumah makan, Lily Koesin (54), menyajikan menu baru ini delapan tahun lalu, banyak pelanggan yang menyukainya. Sebagian dari mereka semula mencicipi bubur itu untuk tujuan kesehatan, mengingat ikan gabus punya khasiat membersihkan darah dalam tubuh serta mempercepat pemulihan pascaoperasi.

Di balik khasiatnya, rasa bubur ikan gabus juga pas di lidah. Manis dan gurih. Dari aromanya bisa dipastikan bahwa ikan gabus yang dimasak masih segar diambil
dari sungai, alias tidak bermalam dalam mesin pendingin. ”Bubur yang telah matang dimasak bersama gabus sehingga rasa manisnya ikan ini bercampur pada bubur,” kata Lily.

Lily hanya menambahkan bawang putih goreng serta irisan seledri untuk memperkaya
rasa dan aroma. Dengan bumbu yang sederhana itu, lanjutnya, rasa ikan dalam bubur malah jadi lebih terasa. 

Lama kelamaan, peminat bubur ikan gabus semakin beragam. Pencinta bubur dan penggemar ikan akan cepat menyukai menu ini. Hingga kini, mereka yang datang
umumnya pelanggan lama. Menu tersebut juga menjadi salah satu favorit.

Salah seorang pelanggan setia, Akiang, baru selesai menghabiskan menu kesukaannya. ”Saya selalu pesan bubur ikan gabus. Ini favorit saya,” ujar pria yang
menjabat Kepala pemasaran air mineral ternama di ota Jambi.

Begitu pula Yuliawati, pelanggan lainnya, juga selalu memilih bubur ikan gabus
untuk sarapan. ”Sesudah belanja di pasar, sarapan bubur ini paling cocok,” u j a r ny a .

Batanghari
Sungai Batanghari yang membelah Kota Jambi menyediakan beragam jenis ikan air
tawar, termasuk gabus. Potensi inilah yang diolah Lily untuk mengembangkan usaha
rumah makan. Lily memilih tidak menyediakan menu bubur kepiting atau udang seperti yang umumnya tersaji pada restoran hidangan laut, karena pertimbangan kadar kolesterolnya yang tinggi. Sedangkan bubur ikan gabus, selain berasa gurih, diyakini
memberi manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.

Lily juga mengolah ikan gabus menjadi masakan pindang. Jenis masakan khas
melayu ini punya kekuatan rasa asam, pedas, dan sedikit manis. Pindang gabus
juga menarik perhatian pelanggannya.

Untuk menu ini, Lily meraciknya dengan bumbu lebih beragam, seperti bawang
merah, bawang putih, cabai merah, kunyit, lengkuas, daun salam, irisan tomat,
dan tak ketinggalan asam jawa.

Selain itu, Lily juga mengolah ikan gabus menjadi sup. Dengan banyaknya
jenis menu gabus, Lily membutuhkan 10 hingga 15 kilogram ikan gabus dalam satu
hari untuk diolah menjadi tiga jenis masakan ini.

Walaupun gabus punya variasi masakan paling banyak, masakan pindang patin dan
pindang udang, serta sup ayam, dan sup daging sapi tetap disediakan sebagai pelengkap.

Khusus bagi penggemar masakan khas China, tersedia nasi tim hainan dan
nasi tim bebek.

Generasi ketiga
Rumah Makan Jambi berdiri 11 tahun silam. Lokasinya berada persis dalam lingkungan Pasar Jambi, yang merupakan kompleks pertokoan tertua di Kota Jambi.
Sebagian besar bangunan di sana masih merupakan bangunan zaman penjajahan
Jepang, termasuk rumah makan ini. Menurut Suhendra Limas (58), suami
Lily, sebelum menjadi rumah makan, bangunan ini semula adalah toko kelontong
yang dikelola sang kakek, Lim Tjiau Seng, serta anaknya, Lim Seng Hui. ”Kami adalah generasi ketiga yang menempati rumah ini,” ujar Suhendra.

Di masa itu, usaha kelontong tidak cukup menguntungkan. Lily yang gemar
memasak kemudian berpikir untuk membuka usaha rumah makan. Usaha tersebut
ternyata terus berkembang. Selain membuka usaha di lantai 1 bangunan, keluarga
ini menempati lantai 2 sebagai tempat tinggal.

Selain masakan yang pas, suasana di sana terasa lebih akrab. Mungkin saja karena sebagian besar yang datang memang sudah kerap singgah dan saling mengenal. Namun, bagi yang baru pertama kali, rasanya bakal betah berlama-lama duduk, menikmati sajian, sambil ngobrol, bahkan di saat pengunjung telah semakin penuh sekalipun.

Ada sekitar 20 menu harian yang merupakan masakan khas China dan Melayu
tersaji di Rumah Makan Jambi. Untuk menambah variasi, Lily Koesin menyiapkan menu-menu bonus yang berbeda hampir setiap hari, kecuali Selasa dan Rabu.
Hari Senin, ada nasi ayam hainan. Kari ayam kampung tersedia pada hari Kamis, dan menu nasi komplet sayur asem pada hari Jumat. Untuk Sabtu tersedia nasi tim bebek kuah sayur asin, dan hari Minggu ada menu ayam kampung kuah ramuan.

Karena tersaji satu pekan sekali, menu-menu tambahan ini justru paling ditunggu-tunggu. Edy, salah seorang pensiunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi, selalu memesan sayur asem. ”Kalau sudah hari Jumat, saya pasti kemari memesan sayur asem,” ujar Edy.

Dalam 1,5 jam, sekitar 30-an porsi nasi komplet sayur asem telah habis dipesan. Sejumlah pelanggan yang datang lebih pagi bahkan rela menunggu menu yang baru matang sekitar pukul 10.30 ini. Selain paduan rasa asam, manis, dan pedasnya kuah sayur asem yang cukup menantang, harga ekonomis pada menu ini mungkin juga menjadi pertimbangan. Satu porsi mencapai Rp 12.000, sudah lengkap nasi, sepotong ayam goreng, tahu dan tempe, sambal, lalapan, plus semangkuk sayur asem.

Adapun ayam kampung kuah ramuan lebih diminati usia menengah ke atas. Menu ini menyajikan masakan gurih ditambah racikan rempah-rempah yang berkhasiat menyehatkan mata dan menambah daya tahan tubuh. (Romy)