Ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan, anjing yang kemudian diberi nama Arthur itu pun mulai mengikuti mereka dan tak pernah berhenti meski harus menempuh bahaya seperti memasuki hutan lebat di Ekuador. Arthur bahkan memaksa dirinya berenang, berjalanan mendaki, dan berjalan di lautan lumpur dalam trek itu.
Saat tim penyelenggara memperingatkan mereka akan bahaya yang menimpa Arthur, anjing itu menolak pergi.
Suatu ketika Arthur berenang mengikuti tim dan hampir tenggelam. Tim kemudian menyelamatkannya dan menaikkannya ke kayak. Aksi ini kemudian mendapat tepuk tangan dari tim lain dan para penonton yang ada di pinggir sungai.
Setelah enam hari tim menyelesaikan perlombaan itu, kondisi sang anjing sangat parah. Tim Peak Performance memutuskan untuk membawa Arthur ke dokter hewan untuk memeriksa keadaannya. Memikirkan pengalaman yang dilaluinya bersama Arthur, Lindord tak tega meninggalkan Arthur dan memutuskan untuk mengadopsi dan membawanya ke Swedia. Ia pun mengajukan aplikasi ke Jordbruksverket (the Swedish Board of Agriculture) agar diizinkan membawa Arthur.
Perlombaan yang berlangsung di Ekuador itu mengalami lokasi di Pegunungan Andes, Pasifik, dan hutan lebat Amazon. Dalam satu postingan Lindord menulis,” saya hampir menangis di depan komputer ketika mendengar keputusan dari Jordbruksverket. Tim sangat senang Jordbruksverket karena mendengar keputusan dari Swedia,” tulisnya.
“Saya datang ke Ekuador untuk menang. Ternyata saya malah mendapat teman baru,” ujar Lindord. Sebuah fanpage di Facebook didedikasikan untuk Arthur atas kesetiannya.
http://jambi.tribunnews.com/2014/11/26/kisah-mengharukan-seekor-anjing
* www.ayojambi.com/