Sabtu, 22 November 2014

Sam Tai Kong Tetapkan Posisi Kim Tan & Gapura Kelenteng Len Chun Keng Jambi

JAMBI, ayojambi.com – Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng Leng Chun Keng  印尼占碑龍春宮孔教會siang kemarin melakukan ritual mencari feng shui pembuatan Kim Tan (Pagoda) dan Gapura, didalam ilmu topografi kuno dahulu, feng shui berarti mempercayai bagaimana manusia, Surga dan Bumi, hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki kehidupan dengan menerima Qi positif [Lihat foto: Tek Tue/ Menetapkan Tanah Membangun Kim Tan].
Bagi sebagian kalangan, feng shui yang tepat dipercaya dapat memberikan nasib baik dan pembawa rejeki, itulah sebabnya kenapa dalam setiap pembangunan rumah atau gedung baru orang selalu menggunakan feng shui sebagai alat untuk menentukan letak terbaik dari sebuah bangunan.

Seperti di Jambi misalnya, pengurus kelenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Leng Chun Keng yang terletak di kawasan Jalan Koni 1, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, menggelar ritual memanggil roh shen ming (dewa) untuk membantu menentukan feng shui kim tan dan gapura (Tek Tue). Namun proses mencari feng shui dengan bantuan roh shen ming (dewa) tersebut teryata tidaklah semudah yang dibayangkan banyak orang.

Ritual diawali, kim sin Sam Tai Kong dipasang di singgasananya (bahasa hokkien Kio/kursi tandu), selanjutnya, para pengurus kelenteng mengundang roh suci Sam Tai Kong, tidak ketinggalan beberapa sesajian diantaranya dupa (hio), buah2an segar, kertas sembayang (kim cua) dan beberapa sesajen pelengkap. Kedatangan Sam Tai Kong bisa memakan waktu berjam-jam, bahkan bisa dilakukan beberapa kali. Jika roh suci Sam Tai Kong telah datang, maka kursi tandu (kio) yang dipikul dua orang akan bergerak sendiri. Konon, digerakkan oleh Sam Tai Kong.

Sejak pukul 15.00 WIB roh shen ming (dewa) yang di undang tidak kunjung berkenan memberikan petunjuk dimana letak posisi yang tepat untuk pembangunan Kim Tan (Pagoda tempat pembakaran kertas sembahyang) dan Gapura.

Sebelum ritual digelar, terlebih dahulu kin sin (patung) shen ming (dewa) diletakkan diatas tandu. Kim sin shin beng (dewa) Un Cu Sam Tai (Sam Tai Kong) yang di undang dari Kelenteng Makin Gi Hong Tong. Doa dipanjatkan, musik dihidupkan dan pemanggilan dimulai. Menunggu hanpir satu jam, barulah roh shen ming (dewa) benar-benar rasuk kedalam kim sin (patung). Ini ditandai dengan tandu yang bergerak gerak sendiri, bahkan dua orang yang bertugas memegang tandupun mengalami kesulitan. Mereka harus berlari dan bergerak mengikuti gerakan tandu yang semakin kencang.

Menurut pengalaman dari beberapa pengurus Kelenteng, biasanya ritual pencarian feng shui ini bisa dilaksanakan lebih dari tiga kali. Bahkan hingga satu minggu berturut turut. “Ini agar pengurus benar benar mengetahui semua hal yang dikehendaki oleh para roh shen ming (dewa) secara detail agar tidak terjadi kesalahan dalam pembangunan,” jelasnnya. (Romy)
* www.ayojambi.com/