JAMBI, ayojambi.com – Kelenteng Beng Shan Bio yang beralamat di Jalan Gembira, Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur, Kemarin (14/12) siang lakukan ritual mencari feng shui [Lihat Foto: Ritual Mencari Feng Shui] untuk membangun Kimtan (pagoda).
Seperti biasanya. Setiap kali ritual diawali, kim sin Sam Tai Kong "三代公" didudukan di singgasananya (bahasa hokkien Kio/ kursi tandu), selanjutnya, para pengurus kelenteng membaca mantera untuk mengundang roh suci Sam Tai Kong datang, tidak ketinggalan beberapa sesajian diantaranya dupa (hio), buah-buahan segar, kertas sembayang (kim cua) dan beberapa sesajen pelengkap lainnya.
Pada umumnya orang tionghoa di Jambi yang menganut agama Khonghucu hendak membangun kelenteng senantiasa mengunakan jasa para sen ming (sien beng) untuk penerapan Feng Shui (風水). Kelenteng ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat tionghoa di Indonesia. Pertama kelenteng adalah bangunan untuk peribadatan dan pemujaan para leluhur shen ming dalam kepercayaan agama Khonghucu 孔教會. Selain sebagai tempat peribadatan umat Khonghucu, kelenteng juga berfungsi sebagai media ekspresi untuk menampilkan eksistensi budaya masyarakat Tiongkok.
Sesuai dengan konsep feng shui. Feng shui adalah metode pengaturan tata ruang baik interior maupun eksterior, yang berpedoman pada keseimbangan lingkungan dan alam. Feng shui merupakan ilmu untuk menganalisa sifat, bentuk, kondisi dan situasi bumi yang menjadi lokasi/ tempat manusia berada. Masyarakat Jambi masih mengunakan metode dari Tiongkok yang diperkirakan sudah ribuan tahun, etnis Tionghoa di Jambi masih terus-menerus dan percaya pada konsep feng shui shen ming untuk mengkaji situs bangunan kelenteng.
Zaman sudah maju, semua informasi mudah diperoleh lewat internet. informasi yang benar bermunculan, informasi yang ngawur juga bermunculan. Namun orang semakin banyak yang mendapat pendidikan yang baik, mereka bisa memilahkan antara informasi yang berdasar sumber yang benar dengan informasi ngawur. Bahkan di beberapa lembaga informasi ngawur dianggap kejahatan. Di Tiongkok modern sudah menyadari bahwa iformasi yang ngawur itu menyesatkan dan berakibat terjadi perpecahan dalam masyarakat, maka kelompok yang biasa membuat informasi ngawur tidak diterima lagi oleh masyarakat Tiongkok. Kelompok ini digolongkan kelompok pengacau dan tidak dibiarkan mengacau terus.
Nabi Khongcu sejak 500 tahun sebelum Masehi sudah memberi contoh kalau mengutip pendapat orang (terutama orang yang sudah lama meninggal dunia) pasti dijelaskan buku sumbernya. Sikap ilmiah yang zaman sekarang dijunjung tinggi sudah dillaksanakan Nabi Khongcu 2500 tahun yang lalu..
Pengetahuan fengshui membudayakan masyarakat agar hidup tertib, bersih, tepat waktu, dan menjaga kesehatan. Fengshui bukan rekayasa ketahayulan seperti yang sering dikatakan orang yang tidak mengerti. Banyak orang yang tidak mengerti tetapi malu mengakui kebodohannya lalu berkata itu nonsen dan tahayul, mereka berkata buat apa belajar ketahayulan, tetapi yang sebenarnya mereka tidak tahu apa-apa. (Romy)"
Pada umumnya orang tionghoa di Jambi yang menganut agama Khonghucu hendak membangun kelenteng senantiasa mengunakan jasa para sen ming (sien beng) untuk penerapan Feng Shui (風水). Kelenteng ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat tionghoa di Indonesia. Pertama kelenteng adalah bangunan untuk peribadatan dan pemujaan para leluhur shen ming dalam kepercayaan agama Khonghucu 孔教會. Selain sebagai tempat peribadatan umat Khonghucu, kelenteng juga berfungsi sebagai media ekspresi untuk menampilkan eksistensi budaya masyarakat Tiongkok.
Sesuai dengan konsep feng shui. Feng shui adalah metode pengaturan tata ruang baik interior maupun eksterior, yang berpedoman pada keseimbangan lingkungan dan alam. Feng shui merupakan ilmu untuk menganalisa sifat, bentuk, kondisi dan situasi bumi yang menjadi lokasi/ tempat manusia berada. Masyarakat Jambi masih mengunakan metode dari Tiongkok yang diperkirakan sudah ribuan tahun, etnis Tionghoa di Jambi masih terus-menerus dan percaya pada konsep feng shui shen ming untuk mengkaji situs bangunan kelenteng.
Zaman sudah maju, semua informasi mudah diperoleh lewat internet. informasi yang benar bermunculan, informasi yang ngawur juga bermunculan. Namun orang semakin banyak yang mendapat pendidikan yang baik, mereka bisa memilahkan antara informasi yang berdasar sumber yang benar dengan informasi ngawur. Bahkan di beberapa lembaga informasi ngawur dianggap kejahatan. Di Tiongkok modern sudah menyadari bahwa iformasi yang ngawur itu menyesatkan dan berakibat terjadi perpecahan dalam masyarakat, maka kelompok yang biasa membuat informasi ngawur tidak diterima lagi oleh masyarakat Tiongkok. Kelompok ini digolongkan kelompok pengacau dan tidak dibiarkan mengacau terus.
Nabi Khongcu sejak 500 tahun sebelum Masehi sudah memberi contoh kalau mengutip pendapat orang (terutama orang yang sudah lama meninggal dunia) pasti dijelaskan buku sumbernya. Sikap ilmiah yang zaman sekarang dijunjung tinggi sudah dillaksanakan Nabi Khongcu 2500 tahun yang lalu..
Pengetahuan fengshui membudayakan masyarakat agar hidup tertib, bersih, tepat waktu, dan menjaga kesehatan. Fengshui bukan rekayasa ketahayulan seperti yang sering dikatakan orang yang tidak mengerti. Banyak orang yang tidak mengerti tetapi malu mengakui kebodohannya lalu berkata itu nonsen dan tahayul, mereka berkata buat apa belajar ketahayulan, tetapi yang sebenarnya mereka tidak tahu apa-apa. (Romy)"
* www.ayojambi.com/