JAMBI, ayojambi.com – Setiap penanggalan imlek Kao Gwee Cap Kao yang jatuh pada tanggal 31 Oktober 2015, masyarakat tionghoa yang penganut agama Khonghucu pada melakukan sembahyang memperingati sejit Nan Hai Kwan Im (dewi asih), mereka lakukan sembahyang di rumah, ada juga yang sengaja mendatangi kelenteng-kelenteng vihara yang memiliki altar Kwan Im Perayaan Sejit Nan Hai Kwan Im [Lihat Gambar: Perayaan Sejit Nam Hai Kwan Im].
Sabtu (31/10) kemarin, adalah hari ulang tahun Nan Hai Kwan Im yang dirayakan pertama kali di kelenteng Beng Shan Bio Jambi, Kwan Im dikenal sebagai dewi asih yang sangat menyayangi dan pemerhati terhadap semua insan diatas muka bumi.
Sesajian yang dipersembahkan oleh umat terdiri dari berbagai buah-buahan segar, bunga segar dan berbagai sesajen pendamping seperti Cien Up (permen), Kim Cua (kertas sembahyang).
Prosesi sembahyang di pimpin oleh Rohaniawan Matakin Provinsi Jambi, The Lien Teng.
Hasil pantauan di Makin Kelenteng Beng Shan Bio yang beralamat di Jalan Fatahilla (Lorong Gembira) Rt. 23, Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, Beng Shan Bio yang dibangun oleh Muljono Handjaja dan kawan-kawan untuk masyarakat Tionghoa yang beragama Khonghucu. Umat yang merayakan sejit Nan Hai Kwan Im (dewi asih) cukup dilakukan secara sederhana, yaitu, setiap umat yang sembahyang cukup menyalakan tiga batang gaharu (hio) di altar Tie Kong (Tuhan red), sesajian buah-buahan segar dan permen. Sedangkan didalam kelenteng Beng Shan Bio umat cukup berdoa saja (tidak membawa gaharu/ hio).
Di depan halaman Kelenteng Beng Shan Bio, terdapat sebuah Patung raksasa Nan Hai Kwan Im 南海觀音 setinggi delapan meter dengan berat 22 ton, patung tersebut didatangkan dari Negeri Tiongkok
Kelenteng Beng Shan Bio 明山廟 merupakan sebuah tempat ibadah penganut Khonghucu yang bentuk bangunan dan ornamennya terlihat cantik dan anggun berlokasi di Lorong Gembira, Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi. (Romy) * www.ayojambi.com/
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan menyelimuti
Jambi 3 bulan lebih.
Tak kuat dengan kondisi itu, warga Jambi tengah menggalang
seribu tanda tangan surat
untuk Presiden Jokowi. Panjang surat
dinyatakan mencapai 50 meter.
"Ini merupakan bentuk kekesalan kami akan bencana kabut
asap yang terus menyusahkan kami dan anak-anak kami," ujar Poppy,
Inisiator aksi, Rabu (28/10/2015).
Menurut dia, surat
untuk Presiden itu digagas atas inisiatif bersama yang kebanyakan adalah para
perempuan di Jambi.
"Ini juga sebagai bentuk protes, pemerintah terkesan
lamban, sampai sekarang asap pun belum teratasi," kata dia.
Ia menyatakan, banyak kalangan ibu rumah tangga, pekerja
kantor hingga ibu-ibu PNS di Jambi mendukung upaya tersebut.
Kaum ibu, merupakan salah satu warga yang paling terpukul,
apalagi ketika melihat anak-anaknya sesak napas karena asap.
Sehingga dari kekesalan mereka, surat yang dibuat dari
terpal sepanjang 50 meter tersebut, akan dibubuhi 1.000 tanda tangan dari
masyarakat Jambi yang ingin berpartisipasi dalam aksi.
Poppy juga menjelaskan, surat yang nanti akan tertanda tangani oleh
1.000 tanda tangan akan segera dikirim ke Presiden Jokowi.
"Kita targetkan sore ini akan mendapat 1.000 tanda
tangan tersebut, nah kalau sudah lengkap segera kita kirim sore ini ke istana
negara ditujukan kepada Presiden Jokowi," singkatnya
Langit di atas Kota Jambi menguning. Akibat pekatnya kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi, Senin (26/10), langit di Kota Jambi bewarna kuning, yang berakibat berkurangnya jarak pandang [Pesan saya kepada Yth Presiden RI].
Sejak Senin pagi Kota Jambi memang telah diselimuti kabut asap. Bahkan siswa sekolah mesti dipulangkan lebih awal akibat pekatnya kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan.
Pantauan Tribunjambi.com di Jalan Hayam Wuruk, Jelutung, Kota Jambi kendaraan yang lalu lalang mesti menghidupkan lampu kendaraannya akibat minimnya jarak pandang.
"Masya Allah, langitnya bewarna kuning, gelap. Sepertinya ini karena kabut asap yang semakin pekat," kata Arif satu diantara warga.
"Kok jadi kuning begini, jadi seram nian," kata warga lain.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi bahkan mencatat jarak pandang di Kota Jambi tercatat hanya 200 meter sejak pagi tadi, meski sempat naik menjadi 400 meter.
Sudah lebih dari dua bulan, jutaan warga di Sumatera dan Kalimantan terpapar asap akibat terbakarnya hutan dan lahan. Kabut asap adalah ancaman serius bagi kesehatan seluruh organ tubuh [Pesan saya kepada Yth Presiden RI].
Asap bisa mengiritasi salaput lendir di hidung, mulut, dan tenggorokan, menimbulkan radang, dan memunculkan reaksi alergi.
Asap kebakaran juga menimbulkan infeksi, mulai dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga pneumonia atau radang paru.
"Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi juga berkurang sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi," jelas Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P Senin (7/9/2015).
Asap memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru kronis, seperti bronkitis atau paru obstruktif kronik. Menurut Tjandra, kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
"Berbagai penyakit kronik di berbagai organ tubuh, seperti jantung, hati, ginjal juga dapat saja memburuk. Sebab, dampak tidak langsung kabut asap dapat menurunkan daya tahan tubuh dan juga menimbulkan stres," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan ini.
Untuk mengurangi dampak buruk kabut asap, khususnya pada bayi, ibu hamil, orang lanjut usia, anak-anak, dan pengidap penyakit kronis, Menteri Kesehatan Nila F Moelok meminta pemerintah daerah menyediakan rumah singgah (shelter).
Dalam shelter tersebut, kondisi udara diatur dengan adanya penjernih udara. Kementrian Kesehatan juga mengirimkan tenda isolasi ke Palangkaraya, Kalimantan.
Rumah singgah dan tenda isolasi tersebut menjadi lokasi evakuasi bagi warga yang tidak bisa berlindung di rumah mereka sendiri dari kabut asap.
Sebaran asap dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan telah menyebar luas.
Sebaran asap sangat tergantung pada arah angin. Berdasarkan pantauan satelit Himawari dari BMKG pada Minggu (25/10/2015) pukul 08.30 Wib, lebih dari tiga per empat wilayah Indonesia tertutup asap tipis hingga tebal [Pesan saya kepada Yth Presiden RI].
Hanya Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, NTT, Sulut, Maluku Utara dan bagian utara Papua saja yang tidak tertutup asap.
Asap tebal masih mengepung beberapa daerah. Pada pukul 09.00 Wib, jarak pandang di Padang 200 m berasap, Pekanbaru 1.000 m berasap, Jambi 900 m berasap, Palembang 200 m berasap, Pontianak 800 m berasap, Ketapang 200 m berasap, Palangkaraya 100 m berasap, dan Banjarmasin 400 m berasap.
"Pasokan asap dari hotspot juga masih besar. Hotspot pantauan satelit Terra & Aqua pada Minggu pagi ada 1.187 hotpsot. Kualitas udara (PM10) di Pekanbaru 570 berbahaya, Jambi 518 Berbahaya, Palembang 325 Sangat Tidak Sehat, Pontianak 169 Tidak Sehat, Banjarbaru 73 Sedang, Samarinda 147 Sedang, dan Palangkaraya 1.511 Berbahaya. Hampir dua bulan lamanya warga di Riau, Jambi dan Palangkaraya terkepung asap level Berbahaya," kata Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilisnya, Minggu (25/10/2015).
Sesungguhnya asap tipis di menutup langit Jakarta sudah berlangsung sejak Jumat (23/10/2015) hingga sekarang. Partikel halus dari asap tipis ini melayang di atmosfer pada ketinggian sekitar 1.000-3.000 meter. Pada pagi hari kelihatan lebih tebal karena bercampur dengan kabut atau uap air.
Masyarakat tidak ada yang perlu khawatir dengan adanya sebaran asap tipis dari kebakaran hutan dan lahan tersebut. Sifatnya temporer, yang mudah berubah setiap saat tergantung pada arah dan kecepatan angin. Kualitas udara di Jakarta saat ini masih normal hingga sedang. Justru asap kendaraan bermotor yang lebih berbahaya bagi kesehatan.
Langit di atas Laut Kaspia masih gelap ketika empat kapal perang Rusia mengaktifkan silo-silo rudal jelajah (cruise missile) yang berada di geladak.
Beberapa saat kemudian, senjata mematikan tersebut melesat dan membelah gelapnya malam.
Peluru kendali yang dipandu satelit itu terbang dengan ketinggian rendah, menyusuri kontur permukaan bumi, melewati wilayah udara Iran, Irak, sebelum menghantam sasaran mereka: pos-pos ISIS di Suriah.
Informasi yang dilansir kantor berita Rusia Today, keempat kapal yang ikut andil dalam serangan tersebut adalah kapal kelas Gepard frigate Dagestan, serta tiga kapal korvet kelas Buyan-M Grad Sviyazhsk, Uglich dan Veliky Ustyug.
Kapal-kapal perang tersebut "memuntahkan" 26 rudal jelajah Klub dengan target 11 pos ISIS di Suriah.
Misil ini didesain mampu menghantam target sejauh 2.500 km dari posisi peluncurannya.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, pada Rabu (7/10/2015) mengatakan, alat pemantau dan pengawasan Rusia telah merekam akurasi serangan tersebut.
Menurut Sergei, seluruh misil menghancurkan semua posisi teroris ISIS tanpa terjadi korban di kalangan warga sipil.
Serangan terbaru Rusia ini seakan ingin menunjukkan otot si "Beruang Merah".
Pasalnya, operasi militer Rusia kali ini telah menunjukkan berbagai kecanggihan teknologi perang yang diproduksi negara raksasa tersebut, mulai jet tempur, rudal penghancur bunker, hingga rudal jelajah yang presisi.
Kampanye militer yang dilakukan Rusia ini tak pelak mengubah "peta pertempuran" di lapangan.
Dengan dukungan serangan udara Rusia, pasukan pemerintah saat ini dikabarkan mampu mendesak posisi ISIS dan kelompok-kelompok pemberontak lainnya. (Rusia Today)
Selamat pagi Bu Menteri Kesehatan. Sehatkan? Bagaimana udara rumah Ibu di Jakarta sana? Pasti segar ya.
Sedari kecil saya dididik orang tua untuk selalu berkata santun dan sopan. Tapi apa yang Ibu katakan tentang kami para korban asap, sungguh sudah keterlaluan! Kebangetan! Gak punya perasaaan!
Sudah dua kali Ibu Menteri menyakiti hati kami.
Pertama, saat Ibu mengatakan bahwa kualitas udara di Riau masih belum berbahaya. Padahal beberapa hari sebelumnya, BNPB menyatakan bahwa kualitas udara kami sudah jauh melewati level berbahaya. Bagaimana bisa seorang Menkes tidak mendapat informasi valid kesehatan suatu Provinsi, apalagi menyangkut ancaman kesehatan bagi 6,3 juta manusia yang ada di dalamnya. Bu Menteri, kami sedang setengah mati di sini, tapi engkau seperti setengah hati di sana.
Beberapa hari kemudian Ibu meralat pernyataan. Kemudian mengakui bahwa kualitas udara Riau sudah berbahaya dan langsung mengirim bantuan obat-obatan. Pernyataan itu sangat telat namun kami coba memaafkan.
Tapi kemarin, kenapa Ibu mengeluarkan pernyataan bodoh lagi. Ibu mengatakan bahwa masker yang paling tepat penggunaannya saat asap adalah masker biasa. Itu lho, yang warnanya hijau dan harganya seribu perak. Bukan jenis N95.
Apakah Ibu pernah mencoba, memakai masker hijau ketika partikel asap sampai jelas nyata terlihat depan mata? Sakit Bu! Sakitnya sampai ke paru-paru saat asap menyelinap masuk dari masker hijau itu. JELAS masker itu bukan standart saat kualitas udara sudah merusak seperti saat ini.
Lalu mengapa dari kemarin-kemarin, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan banyak pakar kesehatan, merekomendasikan masker N95 saat terjadi bencana? Bagaimana bisa statment para ahli, yang menyangkut keselamatan banyak nyawa, bisa saling berbeda.
Bu Menteri, ini soal nyawa lho! Tolong jangan bercanda. Kalau Ibu selaku pemerintah tak sanggup memberikan kami masker standart bencana, ngaku aja! Jangan berdalih dengan statment membodohi.
Tapi itu bukan kalimat paling menyakitkan. Ini Bu, saya kutip dari salah satu portal berita, kalimat dari b*c*tmu itu:
''Dijelaskan Nila, penggunan masker N95 lebih tepat pada saat terjadi bencana atau kejadian luar biasa,''.
Astaga Bu Menkes, apakah 57 ribu nyawa rakyat Riau yang sudah bertumbangan ini, belum cukup membuka mata hatimu?!? Apakah engkau punya cucu Bu, yang harus termengap-mengap mencari udara segar setiap saat? Apakah engkau pernah, akan tidur dan bangun tidur, harus berdamai dengan asap yang ada di mana-mana? Apakah engkau pernah, merasakan 24 jam, siang dan malam, hanya menghirup asap! asap! dan asap!
Statmentmu begitu santai Bu Menteri. 'Rakyat kalo ada asap, masuk rumah ya'. Kalo cuma itu, ketua RT kami pun biasa ngomong begitu, tapi Ibu itu sekelas Menteri Lho....! *Saya gagal paham.
Ayolaaaaah Bu, anda itu seorang Menteri Kesehatan. Bahkan tugas dalam sumpah jabatan, Anda bertanggungjawab menjaga kesehatan setiap warga negara Indonesia. Kami tidak sedang sakit Bu, tapi sudah sekarat karena azab asap. Bukan sehari dua hari, ini sudah lebih dua bulan!
Pernyataan Anda seolah ingin menutup kebobrokan pelayanan kesehatan selama Riau ditetapkan tanggap darurat bencana. Tapi mengapa harus mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hati rakyat Bu?
Bu Menteri, jelaskan kepada kami, saat rakyat ingin berobat karena asap, mengapa tenda-tenda penanganan darurat bencana, ada di lapangan terbuka. Hellloooooo Bu Menteri, kita sedang menghadapi asap, bukan gempa. Asap masuk ke tenda-tenda. Gak layak Bu. Gak layak!
Jelaskan pada kami, bagaimana bisa obat kadaluarsa diberikan kepada korban asap? Mengapa untuk rawat inap pasien terdampak asap, masih dipungut bayaran? Mengapa tidak ada woro-woro tentang bahayanya partikel asap, sehingga anak-anak yang tidak sekolah, justru berkeliaran di jalan-jalan. Mereka sedang mengantar nyawa.
Bu Menkes, Anda itu seorang Menteri Kesehatan. Pernahkah anda mengunjungi korban-korban di lokasi bencana asap?? Ini sudah lebih dua bulan anak-anak kami tidak sekolah. Puskesmas kami diserbu pasien. Bayi-bayi, anak-anak, orang tua lanjut usia dan kami semua yang ada di Riau, harus hidup dalam udara berkualitas berbahaya. Tidak adakah terketuk pintu hatimu, untuk mengunjungi kami di sini?
Ayolah Bu, datanglah ke Riau. Kalau Ibu tak ada uang, biarlah saya bayarkan. Saya yakin Bu, banyak sekali rakyat Riau bersedia membayarkan tiket Ibu. Tapi tolong, nanti jangan tinggal di hotel ya Bu. Mari coba sesekali hirup asap bersama kami di sini dan silahkan pakai masker kuemu yang warna hijau itu. Rasakan rasanya!
Bu Menkes, masyarakat di luar sana, pasti akan mengatakan kami lebay menghadapi bencana ini. Bayangkan saja, saat kami teriak-teriak meminta masker standart bencana dan mengabarkan bagaimana sakitnya menghirup partikel asap ini berhari-hari, Anda yang seorang Menteri Kesehatan dengan entengnya berkata ''Asap belum berbahaya dan maskernya cukup biasa saja, toh ini belum bencana luar biasa,''.
B*c*tmu BUuuuuu oh Buuuuuuu....Saya tak habis pikir, bagaimana bisa b*c*t seorang menteri kesehatan sekeji itu ?!?!?
Semoga Allah Swt selalu memberimu sehat Bu Menteri.
Salam Afni Zulkifli, Ibu dari seorang Putri berusia 3,5 tahun 087780483113-085263990785
Tokoh Rapunzel yang memiliki rambut sangat panjang ternyata tak hanya ada di dunia dongeng. Di kehidupan nyata, ada seorang nenek asal China yang memiliki rambut sangat panjang. Rambut nenek bernama Gu Meiying (59) ini mencapai panjang 2,5 meter. Persis Rapunzel, rambut nenek Gu juga dikepang untuk memudahkannya beraktivitas.
Berdasarkan Dailymail, nenek Gu mulai memanjangkan rambutnya pada tahun 1980 saat berusia 24 tahun. Rambutnya yang terus tumbuh panjang membuat nenek Gu kesulitan menjalankan pekerjaan sebagai petani. Oleh karena itu, dia pun memilih untuk mengepang rambut agar lebih praktis.
Sekarang, kepangan rambut nenek Gu sampai perlu dililit ke perutnya karena terlalu panjang dan menggangu kegiatan sehari-harinya. Nenek Gu sendiri mengakui bahwa tiap kali dia keramas, butuh waktu sekitar seminggu sampai seluruh rambutnya benar-benar kering.
Ternyata, kebiasaan nenek Gu memanjangkan rambut ini adalah bagian tradisi dari sukunya. Nenek Gu berasal dari suku Miao, salah satu suku minoritas di China.
Suku Miaou memiliki kepercayaan bahwa rambut panjang mendatangkan kesehatan dan umur panjang. Wanita di suku Miao, dalam seumur hidup, menggunting rambut hanya satu kali. Bahkan, ada kepercayaan pada suku Miao untuk mengumpulkan rambut rontok dan menyimpan rambut leluhur mereka untuk ditampilkan dalam satu festival.
Namun, rambut panjang nenek Gu yang luar biasa ini masih jauh dari rekor rambut milik XIe Qiuping, wanita Tionghoa yang memecahkan rekor Guinness World Record karena rambut terpanjang, mencapai 5,5 meter.
Agama Khonghucu berkembang di era reformasi, tepatnya setelah Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keppres No 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Inpres No 14 Tahun 1967 dan SE Mendagri No 477/74054/BA.01.2/4683/95. Sejak saat itu, umat Khonghucu dan orang-orang Tionghoa non Khonghucu bisa bebas berekspresi. Terlebih pada 2001 Presiden Abdurrahman Wahid menjadikan tahun baru Imlek sebagai hari libur fakultatif bagi etnis Tionghoa, yang dilanjutkan Presiden Megawati dengan menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional melalui Keppres No 19 Tahun 2002.
Adanya UU Nomor 1/PNPS/1965 menegaskan kembali tentang keberadaan penganut agama Khonghucu di Indonesia. Dalam UU itu disebutkan bahwa yang berhak mendapatkan pelayanan khusus dari negara adalah penganut Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.
Sebagaimana amanat UU itu pula, Kemenag menerbitkan PMA No 10 Tahun 2010 tetang pelayanan agama Khonghucu yang ditempatkan di Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) dan PMA No 13 Tahun 2013, tentang pelayanan bagi penganut Khonghucu di tingkat Kanwi Kemenag Provinsi dan di tingkat Kakan kemenag Kabupaten/ Kota.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Prof Nur Syam mengatakan, ada tiga tantangan dalam bimbingan masyarakat Khonghucu. Pertama, tantangan pendataan masyarakat Khonghucu. Berdasarkan pengamatan lapangan, salah satu hal mendasar untuk menjadi perhatian ialah tentang akurasi data mengenai jumlah masyarakat Khonghucu.
Data yang akurat menjadi ukuran menentukan program dana nggarannya. Di dalam
Perbincangan dengan Bappenas ataudi dalam pertemuan trilateral selalu saja yang dikritisi ialah tentang akurasi data. Akurasi data menjadi ukuran ketepatan perencanaan program maupun penganggarannya.
“Dengan data yang akurat, kepercayaan terhadap Kemenag juga akan meningkat,” kata NurSyam.
Kedua, identitas sebagai pemeluk Khonghucu juga menjadi penting. Pendataan tentu tidak akan mudah dilakukan manakala persoalan identitas belum tuntas. Identitas merupakan batas pembeda antara satu dan lainnya. Biasanya dikaitkan dengan simbol-simbol yang terdapat dan menjadi penanda bagi identitas dimaksud Ketiga, pelayanan kepada umat Khonghucu. Sebenarnya, ada hal mendasar yang menjadi kewajiban pemerintah melayani umat beragama, yaitu pendidikan, kependudukan, dan pernikahan termasuk penganut agama-agama minoritas.
Lebih lanjut, Nur Syam mengingatkan terdapat tantangan sangat serius di internal Khonghucu adalah mengenai kelangkaan guru agama Khonghucu. “Hingga hari ini belum didapatkan guru-guru agama Khonghucu yang memenuhi standar mengajar. Belum ada guru agama Khonghucu yang berijazah S-1,” cetusnya. Saat ini baru terdapat satu Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Khonghucu Swasta di Semarang Stakhong Cahaya Kebajikan.
Kehadiran lembaga pendidikan tinggi itu diharapkan mampu menjawab tantangan keberadaan guru agama Khonghucu. “Kedepan tentu harus dipikirkan secara mendalam tentang bagaimana peningkatan kualitas pelayanan kepada umat agama Khonghucu.”
Jaga kerukunan
Menurut, Nur Syam, yang terpenting ialah bagaimana menjalin kerukunan di atas keragaman identitas beragama ini. Kiranya jangan hanya membicarakan aku atau kamu, akan tetapi yang lebih penting adalah tentang kita. Jika kita berbicara dengan bahasa ‘kekitaan’, batas identitas yang semula sangat tegas itu akan menjadi luruh kedalam kebersamaan. “Jika hal ini yang dijadikan sebagaimana kota kehidupan, maka merajut kerukunan di dalam kebinekaan tentu bukanlah masalah yang sulit dilakukan,” tegasnya. (Bay/S-25)
Kapolres Deliserdang, AKBP M Edi Faryadi, mengungkapkan staf Lion Air di kargo Bandara Kualanamu tertangkap kamera pengawas sedang mencuri, Jumat (23/10/2015).
Edi menduga pelaku merupakan spesialis karena sebelumnya sudah banyak penumpang melapor ke polisi setelah kehilangan barang di bagasi mereka.
"Jadi dengan ditangkapnya (pelaku) ini akan mengungkap tabir ada pelaku yang biasa melakukan pencurian. Ini akan kami kembangkan dengan siapa saja mereka melakukannya dan ke mana barang dijual," ujar Edi.
Menurut keterangan pelaku, mereka mengambil barang dan membuka bagasi penumpang secara paksa. Pencurian barang penumpang tidak sendiri mereka lakukan karena mereka harus melakukannya rapi.
"Barang bukti selain power bank dan parfum juga ada uang yang saat ini masih disimpan sebagian di kos pelaku. Polisi menjerat pelaku pasal 362 dan 363 KUHP karena melakukan pencurian dengan pemberatan," kata dia.
Ada enam staf PT Lion Air yang diamankan yakni RG, IPS, JHS, BAP, AI dan RA. Lima dari keenamnya membantah terlibat pencurian, karena selama ini mereka dimanfaatkan RA, otak pelaku pencurian.
Airport Manager PT Lion Air Bandara Kualanamu, Diky, menegaskan pihaknya akan memecat mereka jika terbukti mencuri. Menurut dia kejadian ini telah membuat nama Lion Airjelek di mata penumpang.
"Ketujuhnya ini memang orang PT Lion Air. Ini sudah merupakan tindakan kriminal harus diserahkan sama polisi. Biarlah polisi yang menindaklanjutinya," kata Diky.
Beritateratas.com - Foto yang merekam dokter dan perawat menangani pasien bikin heboh netizen. Ketika seorang pelajar, korban bacok yang lagi sekarat ditangani, aksi medis dan paramedis itu malah sibuk selfie.
Aksi medis ini diduga dilakukan oleh dokter dan para perawat di RSUD Palagimata Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) ini. Yang bikin miris lagi, wajah-wajah yang terekam dalam gambar dengan menunjukkan muka girang sebagaimana layaknya orang difoto.
Bahkan ada yang menjulurkan lidahnya. Perawat di belakang memakai kerudung malah berpose sambil mengangkat dua jarinya.
Dokter dan para perawat ini begitu bersuka ria menghadap kamera tanpa peduli pasien sedang kesakitan.
Fajar (Jawa Pos Group), Rabu (21/10) melaporkan bahwa ada dua korban yang merupakan pelajar SMP Negeri 3 Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Mereka adalah Ardi (12) dan Mento (12) yang menjadi korban pembacokan oleh dua orang pengendara motor menggunakan parang saat hendak pulang sekolah.
Keduanya korban tengah mendapat perawatan intensif di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Palagimata Kota Baubau. Ardi mengalami luka cukup serius dibagian kepala dan tangan. Kulit kepala Ardi terkelupas akibat sabetan parang sehingga mengalami pendarahan dan harus menjalani operasi.
Kasus ini kini tengah didalami oleh aparat Polsek Murhum. Motif dari kasus tersebut juga belum diketahui karena para pelaku belum tertangkap. Kedua korban yang merupakan warga Kelurahan Lipu belum bisa dimintai keterangan karena harus menjalani perawatan intensif.
Bak wabah penyakit mematikan, bencana kabut asap masih terus menerpa dan menjalar di banyak provinsi Pulau Sumatera serta Pulau Kalimantan.
Pemerintah pusat, legislatif maupun ekskutif, bukannya berpangku tangan.
Setidaknya sejak dua bulan ke belakang, Agustus 2015, kabut asap yang disebabkan pembakaran hutan dan lahan ini menjadi satu dari sekian banyak persoalan yang menjadi bahasan utama para pemangku kebijakan.
Namun, ketika para politikus di Senayan asyik beradu argumentasi di ruangan berpendingin, kala sang presiden dan pembantunya sibuk mengatur langkah, korban justru semakin bertambah pula.
Tidak sedikit pihak yang meminta pemerintah untuk segera menetapkan serangan kabut asap sebagai bencana nasional, sehingga segala sumberdaya bisa dialokasikan secara maksimal dan terstruktur untuk mengatasi masalah ini. Namun, sampai Rabu (21/10/2015), tuntutan itu belum terjawab.
Tak ayal, banyak pihak yang berupaya mengingatkan para pembesar Negara untuk segera menggelar aksi nyata—bukan sekadar memperbincangkan bencana kabut asap atau bahkan menjadikannya komoditas politik.
Satu kritik pedas terebut, dilontarkan Afni Zulkifli melalui akun Facebook miliknya.
Pada kolom keterangan akunnya, Afni mengaku lulusan program Master Politik Universitas Riau. Secara ringkas, bernas, tapi menggigit, ia memberikan testimoni mengenai kehidupan warga di daerah bencana kabut asap.
Berikut tulisan Afni yang diunggah kea kun Facebooknya, Selasa (20/10/2015) :
Mau Tahu Rasanya Azab Asap, Pak Presiden? Malam ini jelang berganti hari, pukul 23.15 WIB (20/10), asap menyerbu hingga ke kamar tidur. Seperti biasa, terbatuk-batuk karena tersedak asap. Untuk sedulur se Indonesia Raya yang tak berada di daerah bencana, mau tahu rasanya siksa azab asap? Kira-kira, beginilah deskripsi rasanya:
Saat dihirup, terasa ada serbuk-serbuk sisa kebakaran menusuk hidung. Pedas!
Lalu partikelnya terasa mengisi rongga paru-paru dengan kasar. Berat saat dihirup, lebih berat saat dilepas. Panas!
Sekali tarikan nafas (menghirup dan menghembuskannya kembali), butuh waktu beberapa detik. Harus perlahan,pelan-pelan, jika tak ingin dada terasa ditekan. Sesak Nafas..!!!
Dan itu saya rasakan di usia 30 tahun. Dan itu saya rasakan di kamar ber-AC.
Bagaimana dengan para bayi yang baru lahir? Bagaimana dengan para balita yang membutuhkan udara bersih untuk otak dan paru-paru mereka? Bagaimana dengan para lansia yang kerja jantungnya sudah melemah? Bagaimana dengan rakyat jelata yang tak punya AC di rumah mereka? Bagaimana dengan Putri kecil saya Hanina? Sebagaiseorang Ibu, saya sudah berupaya sekuat tenaga mengipas-ngipasdi dekat hidungnya, berharap udara berbahaya tak dihirupnya saat tidur. Tapi Hanina butuh bernafas. Udara berkualitas berbahaya itu, satu-satunya cara agar putri kecil saya tetap bernyawa.
Ada video balita kejang-kejang dan muntah-muntah, digotong oleh Ibunya yang begitu panik luar biasa. Itu video NYATA BUKAN REKAYASA di daerah Palangkaraya. Kabarnya di sana tingkat ISPU sudah melebihi 3.700. Padahal ISPU level berbahayaada di angka 300. Silahkan bayangkan bagaimana rasanya udara tercemar asap dengan tingkat polutan di angka 3.700..!
Riau pernah disebut kepala BNPB menyentuh level 900 saja sudah sesak, apalagi sampai di level 3.700.
Neraka seperti apa yang sedang dipertontonkan para penguasa dan pengusaha serakah perusak alam di negeri ini...?!?
Para balita bertumbangan menghuni bilik-bilik rumah sakit. Tubuh-tubuh mungil nan ringkih yang tak mengerti tentang hutan alam berubah jadi lahan sawit itu, harus sekarat setelah menghirup udara berkualitas berbahaya. Bukan sehari dua mereka bertahan, tapi sudah berbulan-bulan lamanya.
Andai kami para Ibu berteriak dan mencaci maki pemerintah yang kalian cintai, tolong maklumi. Ini soal HAK bernafas yang diberikan gratis oleh Tuhan dan DIRAMPAS PAKSA oleh tangan-tangan manusia serakah. Ini bencana yang harusnya bisa dihindari. Kami LAYAK dan SANGAT PANTAS UNTUK MARAH....!!!
Korban terpapar asap di Riau (data terbaru) sudah mencapai 77.665 orang. Helloooooo Indonesia, itu angka-angka berasal dari manusia semua. Mau berapa kuburan lagi yang harus digali, untuk disebut bahwa bencana asap tahun ini sudah menjadi sebuah TRAGEDI....?!? (*)
10月11日,一條求助微信刷爆汝州微友手機屏幕,消息稱:30歲離異女子王會仙,2015年9月25日22時因交通事故受傷,全身多處骨折,生活不能自理,事故中其父母雙亡。肇事司機逃逸,手術費無著落,身邊唯一的護理者是3歲的女兒,身穿單薄的秋衣,為其端屎,端尿,遞茶,擦淚。每天僅有一碗湯麵條維生。希望外界捐錢、捐物。此圖文並茂的求助微信迅速被大量瀏覽、轉發。 - See
One man in Zhengzhou has become known for his amazing addiction to chili peppers, gobbling them down by the handful as if his life depends on it at the ludicrous rate of 2.5 kilos a day.
Recently, a local reporter caught up with Li Yongzhi, the man known as the "Chili King," to get to know a little bit more about his peculiar habit. In his yard, Li grows eight different varieties of chili from across the globe.
He told reporters that since he was young he loved to eat peppers, three meals a day, he could be without meat or eggs, but he could never be without chili, happiness was spiciness.
"In the morning, other people always brush their teeth, but the first thing I do is eat chili and rinse my mouse with that," he said. "If the food has no spiciness then it has no taste."
Each night while relaxing he will enjoy a light snack of chili peppers eating them like they are melon seeds, one by one by one by one.
10 years ago his eldest son was struck by a car with the vehicle fleeing the scene. His son had to have his leg amputated and the family spent hundreds of thousands of yuan on medical expenses. He would spend all his time at his son's hospital bedside, only popping out for the occasional meal. "At that time, I would eat two bowls of chili peppers, drink some water, and then go right back to the hospital," he remembers.
While eating 2.5 kilos of chili peppers a day might not sound great for your body, he says that he has experienced no problems. "I don't have any supernatural powers," he says. I just like to eat them, so I eat them. The hospital checked and they said that I am no different from anyone else."
JAMBI, ayojambi.com - Kedatangan presiden RI, Jokowi ke Jambi ditunda kembali. Penundaan ini dikarenakan kondisi Jambi masih diselimuti pekatnya kabut asap.
Sejumlah persiapan dilakukan, Presiden Joko Widodo kembali batal melakukan kunjungan kerja ke Jambi. Pernyataan resmi disampaikan langsung Kepala Bidang Media dan Analisis Berita Kantor Sekretaris Negara, Yudhi Wijayanto kepada sejumlah jurnalis di Bandara Sultan Thaha Jambi di dampingi Kapenrem 042/gapu, Mayor Inf Imam Syafei, kamis (8/10) siang.
Dari padang, Presiden beserta rombongan akan menggunakan helikopter super puma menuju Bandara Sultan Thaha Jambi. Presiden beserta rombongan akan menempuh jarak sekitar 1,5 jam dari Sumatera Barat.
Selanjutnya dari bandara Jokowi akan mengunjungi posko satgas karhutlah dan kabut asap dan ke lokasi kebakaran hutan dan lahan di Desa Manis Mato, Kabupaten Muaro Jambi Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi.. (Romy)
"Acara diawali pukul 05.00 memohon ijin kepada Tie Kong dan acara berakhir sampai pukul 14.00 Wib”
Kelenteng Beng San Bio Jambi 占碑明山廟 sebagai tempat Wisata Religi di Jambi, karena bentuk bangunan dan ornamennya terlihat cantik dan anggun.
Ketua Panitia Kelenteng Beng San Bio Jambi 占碑明山廟, Djonny Attan 陈镜明主席, di Jambi, mengatakan bahwa selain peresmian patung Nan Hai Kwan Im 南海觀音 setinggi 8 meter juga dilakukan Kai Kwang dewa pintu 開光門神 dan lainnya.
Patung Nan Hai Kwan Im 南海觀音 tersebut didatangkan dari Negeri Tiongkok. Pria yang akrab disapa Abin ini menjelaskan, tinggi patung Nan Hai Kwan Im 南海觀音 mencapai delapan meter dan bobotnya lebih satu ton.
Kelenteng Beng San Bio 明山廟 merupakan sebuah tempat ibadah penganut Khonghucu yang bentuk bangunan dan ornamennya terlihat cantik dan anggun berlokasi di Lorong Gembira, Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi. (Romy)
JAMBI, ayojambi.com – Dalam perayaan ulang tahun 生日 Kun Ce Tua Lang Kong 君子大人公 yang digelar Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) 孔教會 Kelenteng Lam Po Tong 南寶堂, Jambi, yang beralamat di Jalan Perdana Raya (belakang kantor DPRD Kota Jambi) Rt. 33, No. 19, Kelurahan Paal V, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi [Lihat Gambae: Umat Khonghucu Jambi Gelar Sembahyang Doa Minta Hujan].
Umat Khonghucu Jambi menggelar sembahyang dan doa bersama, memohon agar segera turun hujan di Jambi. Sehingga dapat memadamkan kebakaran hutan dan menghilangkan tebalnya kabut asap yang melanda Kota Jambi hingga kini.
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) mengajak seluruh umat Khonghucu Jambi maupun masyarakat umum memohon agar Jambi segera turun hujan.
”Hari ini kita, berdoa meminta hujan turun, agar Jambi terbebas dari musibah kebakaran hutan/ lahan. Mudah-mudahan Tien (Tuhan) mengabulkan permohonan kita dan mengabulkan permohonan kita,” kata Darman Wijaya 黄春回主席, selaku Ketua MATAKIN Provinsi Jambi 印度尼西亞占碑孔教會.
Dengan khusyuk ratusan umat Khonghucu silih berganti berdoa dihadapan altar 神壇 Tien (天). Mereka seakan sudah tak tahan lagi dengan kondisi asap yang semakin pekat yang terjadi sekarang.
Sementara itu, Rohaniawan MATAKIN 印度尼西亞占碑孔教會, The Lien Teng 鄭連丁, menghimbau agar umat Khonghucu dapat berdoa bersama memohon kepada sang pencipta alam semesta menurunkan hujan, hanya melalui hujan, kita baru dapat padamkan kebakaran hutan di Jambi dan menghilangkan tebalnya kabut asap yang membahayakan kesehatan masyarakat.
”Saya harap umat Khonghucu Jambi bisa ikut melakukan doa bersama, agar Jambi bisa turun hujan” kata The Lien Teng. (Romy) * www.ayojambi.com/