JAMBI – Vihara Sakyakirti Jambi baru saja menggelar festival lampion di momen puncak perayaan Hari Kathina di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur, kota Jambi, Jumat (22/10). Menariknya, mereka bukannya telah hadir di vihara sejak pukul 17.00 untuk mengikuti upacara penyalahan lampion.
Lampion ini dipasang dihalaman parkir Vihara Sakyakirti mulai pukul 18.00. Sebelum penyalahan lampion, terlebih dulu para Bhikkhu, Bhikkhuni dan Samanera melakukan prosesi Pradaksina dan Puja Bakti. Bersama-sama umat Buddha lainnya, mereka menghadap ke Rupang Buddha yang terletak disebuah altar diiringi berbagai sesajian.
Tak hanya itu, sebelum upacara perayaan dilakukan ratusan orang umat Buddha Jambi terlebih dulu mendengarkan pembacaan paritta dari Biksu YM Jaya Bhumi serta doa-doa buat para leluhur, Biksu Jaya Bhumi mengingatkan umat untuk selalu mensyukuri atas apa yang sudah diberikan Yang Maha Kuasa kepada manusia.
Seusai prosesi pembacaan Paritta, penyalahan lampion diawali oleh YM Biksu Jaya Bhumi, disusul Biksu YM Giri Virya, Bhikkhu/ Bhikkhuni dan Samanera, terus Ketua Majelis Budhayana Provinsi Jambi, Romo Ballamita dan pengurus lainnya.
Selanjutnya para Bhante membawa lampion mengeliling Vihara Sakyakirti, barisan depan YM Biksu Jaya Bhumi didampingi kanan Biksu YM Giri Virya selanjutnya disusul oleh Bhikkhu Nyana Virya, Bhikkhu Vurya Saddha, Bhikkhuni Giri Kshanti, Samanera Virya Candra, Samanera Virya Nanda dan terakhir Samanera Thitacarini, setelah para Bhante disusul oleh Ketua Majelis Budhayana Provinsi Jambi, Romo Ballamita dan pengurus lainnya. seperti Wanita Buddhis Indonesia Provinsi Jambi, Ikatan Mahasiswa Buddhis Indonesia, Generasi Muddhis Sakyakirti Jambi, sedangkan umat lain dibelakang barisan.
Menutut Biksu YM Giri Virya, "Kegiatan semacam ini merupakan kali pertama kami gelar. Tapi, kami sengaja mengadakan festival lampion bertepatan dengan momen Hari Suci Kathina," katanya di sela-sela penyalahan lampion yang dipimpin Biksu Jaya Bhumi. Pihaknya menyediakan sekitar 500 buah lampion untuk seluruh umat dan anak-anak. Lampion itu, katanya, untuk memeriahkan perayaan Hari Kathina tahun 2010/ 2554/BE.
Pihaknya sengaja mengumpulkan puluhan anak-anak sekolah Buddhis untuk ambil bagian dalam persiapan festival lampion itu. "Biarkan mereka mengenal tradisi. Melainkan bisa ikut mempraktekan dan merasakan kegembiraan," urainya.
Mengenai hal itu, beberapa seorang umat yang hadir, mengaku senang dengan even yang digelar. Menurutnya, ferstival lampion harus terus dilestarikan dari tahun ke tahun, karena memiliki makna yang mendalam. "Selain memiliki makna kebersamaan, juga memiliki arti perdamaian.
Lampion telah digunakan selama hampir 2000 tahun, lampion yang terbuat dari rangkain kawat atau bilah bambu ditempeli kertas warna warni didalamnya dipasangi lilin.
Festival lampion telah diperingati sebagai menyambut Kathina dan sebagai tanda berakhirnya masa Vissa bagi para Bhikkhu. Festival lampion dilaksanakan dengan cara menyalakan lampion-lampion dipinggir jalan kiri dan kanan ditempat yang luas sebagai bentuk penyambutan guru Buddha yang turun dari Surga Tavatimsa setelah melaksanakan masa Vissa dan mengajarkan Abhidhamma kepada ibunya. Dengan menyalakan lampion dan beranjali lalu dipersembahkan sebagai persembahan, lalu umat dengan hening sambil bermeditasi merenungkan kebajikan-kebajikan Buddha, kemudian umat menulis harapan mereka pada lampion tersebut dan terakhir berdoa agar semua makhluk hidup berbahagia. (rom-yul-nug)
http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://media-fotografers.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://informasi-mediakita.blogspot.com/
http://pexi-jambi.blogspot.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.kompas.com
Lampion ini dipasang dihalaman parkir Vihara Sakyakirti mulai pukul 18.00. Sebelum penyalahan lampion, terlebih dulu para Bhikkhu, Bhikkhuni dan Samanera melakukan prosesi Pradaksina dan Puja Bakti. Bersama-sama umat Buddha lainnya, mereka menghadap ke Rupang Buddha yang terletak disebuah altar diiringi berbagai sesajian.
Tak hanya itu, sebelum upacara perayaan dilakukan ratusan orang umat Buddha Jambi terlebih dulu mendengarkan pembacaan paritta dari Biksu YM Jaya Bhumi serta doa-doa buat para leluhur, Biksu Jaya Bhumi mengingatkan umat untuk selalu mensyukuri atas apa yang sudah diberikan Yang Maha Kuasa kepada manusia.
Seusai prosesi pembacaan Paritta, penyalahan lampion diawali oleh YM Biksu Jaya Bhumi, disusul Biksu YM Giri Virya, Bhikkhu/ Bhikkhuni dan Samanera, terus Ketua Majelis Budhayana Provinsi Jambi, Romo Ballamita dan pengurus lainnya.
Selanjutnya para Bhante membawa lampion mengeliling Vihara Sakyakirti, barisan depan YM Biksu Jaya Bhumi didampingi kanan Biksu YM Giri Virya selanjutnya disusul oleh Bhikkhu Nyana Virya, Bhikkhu Vurya Saddha, Bhikkhuni Giri Kshanti, Samanera Virya Candra, Samanera Virya Nanda dan terakhir Samanera Thitacarini, setelah para Bhante disusul oleh Ketua Majelis Budhayana Provinsi Jambi, Romo Ballamita dan pengurus lainnya. seperti Wanita Buddhis Indonesia Provinsi Jambi, Ikatan Mahasiswa Buddhis Indonesia, Generasi Muddhis Sakyakirti Jambi, sedangkan umat lain dibelakang barisan.
Menutut Biksu YM Giri Virya, "Kegiatan semacam ini merupakan kali pertama kami gelar. Tapi, kami sengaja mengadakan festival lampion bertepatan dengan momen Hari Suci Kathina," katanya di sela-sela penyalahan lampion yang dipimpin Biksu Jaya Bhumi. Pihaknya menyediakan sekitar 500 buah lampion untuk seluruh umat dan anak-anak. Lampion itu, katanya, untuk memeriahkan perayaan Hari Kathina tahun 2010/ 2554/BE.
Pihaknya sengaja mengumpulkan puluhan anak-anak sekolah Buddhis untuk ambil bagian dalam persiapan festival lampion itu. "Biarkan mereka mengenal tradisi. Melainkan bisa ikut mempraktekan dan merasakan kegembiraan," urainya.
Mengenai hal itu, beberapa seorang umat yang hadir, mengaku senang dengan even yang digelar. Menurutnya, ferstival lampion harus terus dilestarikan dari tahun ke tahun, karena memiliki makna yang mendalam. "Selain memiliki makna kebersamaan, juga memiliki arti perdamaian.
Lampion telah digunakan selama hampir 2000 tahun, lampion yang terbuat dari rangkain kawat atau bilah bambu ditempeli kertas warna warni didalamnya dipasangi lilin.
Festival lampion telah diperingati sebagai menyambut Kathina dan sebagai tanda berakhirnya masa Vissa bagi para Bhikkhu. Festival lampion dilaksanakan dengan cara menyalakan lampion-lampion dipinggir jalan kiri dan kanan ditempat yang luas sebagai bentuk penyambutan guru Buddha yang turun dari Surga Tavatimsa setelah melaksanakan masa Vissa dan mengajarkan Abhidhamma kepada ibunya. Dengan menyalakan lampion dan beranjali lalu dipersembahkan sebagai persembahan, lalu umat dengan hening sambil bermeditasi merenungkan kebajikan-kebajikan Buddha, kemudian umat menulis harapan mereka pada lampion tersebut dan terakhir berdoa agar semua makhluk hidup berbahagia. (rom-yul-nug)
http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://media-fotografers.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://informasi-mediakita.blogspot.com/
http://pexi-jambi.blogspot.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.kompas.com