Sabtu, 23 Oktober 2010

Titik Panas Terus Bermunculan di Jambi

JAMBI, Kompas.com - Titik-titik panas terus bermunculan di Jambi dalam dua hari terakhir. Hal itu disebabkan pergerakan angin yang cenderung tinggi.

Data sebaran titik panas dari Pusat Pengendalian Kebarakan Lahan dan Hutan Provinsi Jambi, menunjukkan peningkatan signifikan jumlah titik panas. Setelah selama sepekan nol, jumlah titik panas mencapai 99 titik dalam dua hari terakhir.

Titik panas sebagian besar terjadi di wilayah barat Jambi. Jumlah paling banyak di Kabupaten Sarolangun sebanyak 29 titik, Merangin 23 titik, dan Bungo 20 titik.

Tingginya jumlah titik panas itu diduga disebabkan adanya aktivitas pembukaan lahan pada kawasan tersebut. Aktivitas membuka lahan dengan cara membakar paling banyak dilakukan masyarakat petani, karena ini dianggap paling mudah dan murah. Akibatnya, pembakaran lahan terjadi dimana-mana, ujar Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Provinsi Jambi, Tri Siswo, Rabu (20/10/10).

Supervisor Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi Jambi, Kurnianingsih mengatakan, kecepatan angin cenderung tinggi khususnya pada siang hari. Hal itu memungkinkan penyebaran api terjadi lebih cepat dari biasanya .

Angin bergerak dari arah barat daya hingga barat laut ke arah timur hingga tenggara,
Kecepatan angin umumnya mencapai 14 kilometer per jam. Namun, kecepatan angin bisa sangat tinggi, yaitu mencapai 18 hingga 25 kilometer per jam. Kondisi tersebut juga terjadi di wilayah barat Jambi, yang saat ini paling banyak jumlah titik panasnya. Hal itu ditambah lagi dengan suhu yang cenderung tinggi, yaitu 33 hingga 34 derajat celcius pada siang hari, karena posisi matahari berada pada garis equator.

Meski cepat menyebar , lanjut Kurnianingsih, kebakaran lahan diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Hal itu disebabkan potensi turun hujan meningkat seiring dengan kondisi Jambi yang memasuki musim penghujan pada Oktober ini. Meski api menyebar dengan cepat, juga akan kembali padam karena turun hujan, ujarnya. (ITA)

http://regional.kompas.com/read/2010/10/20/16355526/