Kamis, 23 Desember 2010

SBY Bertekad Teruskan Kebijakan Gus Dur dan Mega

Jakarta - Presiden SBY bertekad untuk meneruskan kebijakan mantan Presiden Gus Dur dan mantan Presiden Megawati. Kebijakan itu yakni menghilangkan diskriminasi.
"Saudara-saudara umat Khonghucu, sejak saya mengemban amanat menjadi Presiden Indonesia pada Oktober 2004 pada Pak Budi (Budi Santoso Tanuwibowo, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia/Matakin) saya bertekad meneruskan pendahulu saya Gus Dur dan Ibu Megawati," ujar SBY.

SBY mengatakan itu dalam pidato di Munas XVI Matakin di Sasono Langen Budoyo TMII, Jakarta Timur, Kamis (23/12/2010).

Menurut SBY, kebijakan diskriminatif tidak mencerminkan keadilan pada seluruh rakyat Indonesia. "Mudah-mudahan dari yang kita capai tidak ada lagi utang negara. Negara menentang kebijakan yang diskriminatif, kebijakan yang tidak adil," imbuh SBY.

Usai membuka Munas, SBY menuju Klenteng Kong Miao di Kompleks TMII yang baru. SBY disambut 4 Barongsai. Di dalam klenteng itu SBY mendapat penjelasan dari Budi tentang klenteng.

"Tangganya ada 17 Pak. Gambar bunganya ada 8. Ini ada 3 kuil untuk Nabi, Tuhan dan Leluhur. Ini semuanya produksi Magelang keculai genteng dan tiang," kata Budi.

SBY dan Ibu Ani Yudhoyono juga menyempatkan menanam pohon cemara di halaman klenteng. "Pohon cemara ini menandakan keteguhan. Daun-daunnya tidak cepat rontok," imbuh Budi.

Dalam acara itu, SBY didampingi Seskab Dipo Alam, Mensesneg Sudi Silalahi, Menko Kesra Agung Laksono, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

http://www.detiknews.com/