JAMBI – Banyak kalangan yang hanya mengetahui Malam Perayaan Cap Go Me, namun tidak tahu apa makna yang tergandung didalam perayaan Cap Go Me tersebut, istilah Cap Go Me nampaknya lebih akrab dan melekat sebagai sebutan di kalangan masyarakat Tionghoa di Indonesia.
Sedangkan asal dari China lebih dikenal dengan nama sebutan Goan Siao atau Goan Me artinya bulan purnama pertama pada tanggal 15 Imlek, Cap Go yang artinya 15 dan Me adalah malam.
Hari raya Cap Go Me merupakan rangkaian upacara sembahyang terakhir di tahun baru Imlek, pada hari itu keluarga yang merayakan imlek kembali menggelar sesaji di altar abu leluhur, maupun di klenteng. Sesaji untuk acara Cap Go Me lebih sederhana bila dibandingkan diwaktu tahun baru Imlek maupun Ceng Beng dan Cioko.
Di Klenteng Hok Kheng Tong Jambi, siang tadi (17/2), adakah sembahyang bersama menyambut datangnya Cap Go Me yang dipimpin oleh Lim Tek Chong Tau She dari Tiongkok.
Acara sembahyang Cap Go Me dilakukan saat siang, sore atau malam hari disetiap klenteng-klenteng, Cap Go Me di negeri Tirai Bambu, paling meriah saat menjelang malam tiba, lampion (lentera) kertas aneka bentuk dan warna yang didominasi warna merah dengan diterangi dian penuh sentuhan artistik makin berbinar dengan sinar keperakan sang rembulan bulat yang menyembul saat itu, sehingga memberi nuansa akan satu selebrasi yang hadir setahun sekali.
Bagaimana perayaan Cap Go Me di Jambi? pesta goan siao di Jambi selain pawai Lampion atau Tanglung, atraksi barongsai, liong dan arak-arakan Kim Sin Sin beng (patung dewa) keliling kampung-kampung, namun sebelum acara tersebut dilaksanakan, segari sebelumnya diadakan sembahyang Goan Siao (rom-yul)