Kamis, 14 Februari 2013

Makna Po Un Dikalangan Umat Khonghucu

JAMBI - Tradisi Po Un sudah dilakukan jaman nenek moyang etnis Tionghoa sejak ribuan tahun silam (sebelum masehi) di China. Tradisi tersebut sampai detik ini masih tetap dimempertahankan warga Tionghoa yang beragama Khonghucu, maka setiap awal tahun baru Imlek di setiap kelenteng tetap menggelar acara tersebut. Po Un yang dimaksud adalah Po artinya melindungi dan Un artinya nasib (nasib baik). Biasanya hal ini dilakukan setelah para suci shen ming turun dari langit, Cia Gwek Ciu Shi (tanggal 4 bulan 1 penanggalan imlek). Mereka yang beragama Khonghucu mempercayai bahwa setiap orang yang lahir memiliki chiong / kias dari masing-masing shio. Maka chiong inilah yang harus disesuaikan dengan shio setiap orang dan shio setiap tahunnya berbeda-beda, seperti tahun ini jatuh pada tahun Ular Air yang chiong dengan Shio Ular Air adalah, shio Babi ciong Ular Air, shio Anjing ciong Tai Sui, shio Kambing ciong Song Un (tidak boleh menghadiri/ melihat mayat), Shio Ayam ciong Go Kui (Hantu), shio Kerbau ciong (Peh Houw/ Macan Putih), Kerinci ciong Thien Kauw (Anjing Langit).


Setiap tahun, prosesi Po Un dilakukan di Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien yang dipimpin langsung oleh pembina Khonghucu Jambi, Lim Tek Chong.

Proses Po Un dilakukan mulai tanggal Cia Gwek Ciu Shi (tanggal 4 bulan 1 penanggalan imlek) yang jatuh pada tanggal 13 Februari 2013.

Hampir disetiap kelenteng pada menggelar prosesi Po Un, ritual tersebut sudah menjadi salah satu tradisi rutin dilakukan warga Tionghoa yang menganut agama Khonghucu. Meskipun ada perbedaan dalam tatacara pelaksanaan di masing-masing kelenteng, namun tujuanya sama yakni untuk meminta keselamatan.


Po Un adalah salah satu tradisi yang telah menjadi darah daging dikalangan umat Khonghucu. Jadi, warga Tionghoa yang beragama Khonghucu selalu mengikuti ritual tersebut di kelenteng-klenteng setiap tahunnya. Ritual ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan nasib baik kepada Tien (baca Tuhan), bagi yang ingin mengikuti prosesi Po Un, cukup dengan membawa pakaian bekas yang akan digunakan sehari-hari oleh umat yang bersangkutan.

Selanjutnya bahwa dari beberapa ritual yang telah dilakukan di kelenteng maupun tempat-tempat lainnya, semua itu ada perbedaan dalam pelaksanaan dari masing-masing penyelenggara (kelenteng). (Romy)