Minggu, 20 Maret 2016

Tim Observasi Meneliti Kedatangan I-Tsing Di Candi Muarojambi

MUARO JAMBI, ayojambi.com - Sejumlah peneliti dari ITB dan UI mengamati bayangan untuk membuktikan catatan I-Tsing mengenai keberadaan Shihlifoshih di kompleks Percandian Muarojambi, Sabtu dan Minggu (19-20/3) pukul 11.00 hingga pukul 13.00 WIB dibawa sengatan panasnya matahari [Lihat Gambar : Tim Observasi Meneliti Kedatangan I-Tsing].
Candi Muarojambi, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kadaton, Candi Koto Mahrigai, Kopi AAA Untuk memecahkan misteri catatan I-Tsing tersebut, Hidayat, selaku pendiri The SOMT mendukung kehadiran para peneliti, diantaranya dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI) mencoba memecahkan teka teki I-Tsing itu, Tim Observasi terdiri dari Prof, Dr. Suhardja D.  Wiramiharja, M, Sc (ITB), Mochamad Irfan (ITB), DR. Moedji Raharto (ITB), Chaedar Saleh (ITB), Prof. Agus Aris Munandar (UI), Agus Widiatmoko (UI), Raihan Tsany Munandar (UI).
Pembuktian ini mengacu pada catatan I-Tsing, I-Tsing pada tahun 600 an yang menuliskan gambarannya tentang Shihlifoshih. Di negeri Shihlifoshih, kita melihat bahwa bayang-bayang welacakra ( jam matahari ) tidak menjadi panjang atau menjadi pendek pada pertengahan bulan delapan, begitu terjemahan tulisan I-Tsing sebagaimana sifat dari laporan yang pernah dimuat oleh National Geographic Indonesia (NGI) pada 2013.

Agus Widiatmoko, salah satu peneliti mengatakan memang penelitian yang dilakukan kemarin tersebut di latarbelakangi catatan soal Shihlifoshih. Mengapa percandian Muarojambi di pilih? Dugaannya, Shihlifoshih adalah Muarojambi itu sendiri.

Menurut penelitian jika yang dikatakan pertengahan bulan 8 menurut I-Tsing adalah persis saat matahari melintasi khatulistiwa di musim gugur dan musim semi, akan lebih mudah untuk mengetahui letak Shilifoshih.

Menurut Agus penelitian ini penting. Temuan ini setidaknya memperkuat bahwa kedudukan Sriwijaya berpusat di Jambi.katanya.

Candi Muarojambi yang diduga sebagai pusat kerajaan Sriwijaya adalah polemik panjang dalam dunia akademik. Catatan I-tsing menjadi referensi yang selama ini banyak dibahas kalangan arkeolog dan akademisi lainnya.

Catatan ini mengundang para peneliti lintas disiplin mulai dari arkeologi hingga astronomi. Pertanyaan demi pertanyaan soal lokasi Shihlifoshih yang merupakan tempat tinggal saat Sriwijaya masih berkuasa dulunya.

Profesor Suhardja D Wiramiharja dari ITB setelah keluar dari kompleks Candi Kedaton berujar, penelitian bertujuan untuk mengonfirmasi bahwa memang saat Maret ini letak matahari diatas kepala kita dan menghasilkan bayangan paling minimum. (Romy)
* www.ayojambi.com/