Minggu, 01 April 2012

Ribuan Warga Ziarah Ke Makam Leluhur

JAMBI - Empat hari menjelang perayaan Ceng Beng 清明(ziarah) yaitu Sa Gwee Cap She lunar kalender atau yang jatuh pada hari Rabu, tanggal 4 April 2012, berhubungan hari Rabu adalah hari kerja, maka pagi (1/4-2012) tadi, ribuan warga Tionghoa lakukan ziarah kemakam orangtua, keluarga maupun leluhur mereka.

Hasil pantauan dilapangan, sejak pukul 05.00 tempat pemakaman umum masyarakat Tionghoa di kilometer 7 yang terletak di Jalan Kapten Pattimura, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Kotabaru telah dipadati berbagai jenis kendaran roda empat maupun roda dua, sehingga untuk masuk kedalam TPU kendaraan harus antrian.

Perayaan Ceng Beng 清明 adalah untuk membersihkan makam orangtua, sanak famili maupun leluhur, agar para arwah orangtua, keluarga, maupun leluhur yang telah tiada dapat merasa tentram dan istirahat di tempat terakhir dan sambil berdoa dan sembahyang sesuai agama kepercayaan serta sesuai dengan caranya masing-masing. Diatas makam diletakkan kertas kuning kecil memanjang, maupun perlengkapan sehari hari seperti pakaian, Minuman, rokok (bagi keluarga laki-laki), uang yang semuanya terbuat dari kertas selain itu juga terdapat berbagai sesajian diantaranya kue merah, bakpao, buah-buahan.

Tampak perayaan Ceng Beng 清明 kali ini lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya juga terlihat beberapa pengusaha sukses yang berziarah ke makam orangtua/ leluhur seperti keluarga besar Lie Tiong Lam, keluarga besar Tanoto Yacobes sampai cucu dan cicit Tjia The Hok dari generasi ke empat The Hok melakukan ziarah.

Menurut penuturan Panitia Ceng Beng, Mulyadi, catatan lama makam (kuburan) yang ada di kilo meter 7 Jalan Kapten Pattimura lebih kurang 5.000 lebih dengan luas tanah 21 hektar, namun ada makam yang dikremasikan oleh pihak keluarga, sedangkan yang melakukan ziarah pada hari minggu diperkirakan lebih dari seribu orang, karena hari itu adalah hari libur sehingga bagi orang yang bekerja maupun pedagang memiliki waktu.

Namun sangat disayangi, pendopo atau tempat untuk istirahat sementara masyarakat yang datang ziarah sangat-sangat memperhatinkan, sudah tidak terbentuk lagi bangunannya. Ujar salah satu penziarah yang datang dari luar daerah, “Pendopo ini sangat memprihatinkan, dimana atapnya seperti bekas terbakar dan tidak memiliki toilet” katanya sambil berlalu didepan pendopo. (Romy)