Senin, 31 Oktober 2011

2 Oknum Satpol PP Perkosa Korban Perkosaan

JAMBI, KOMPAS.com - Dua orang oknum Satpol PP Kabupaten Bungo, Jambi, diketahui telah memperkosa seorang gadis berusia 15 tahun. Lebih memilukan, korban adalah korban pemerkosaan seorang pria lain, sebelum ditemukan oleh kedua oknum satpol PP, Senin (31/10/2011) kemarin.
Dua oknum anggota Satpol PP Bungo itu adalah WD (33) warga kelurahan Batang Bungo dan AF (24) warga kelurahan Tanjung Gedang Pasar Muara Bungo, Jambi. Informasi yang dikumpulkan di lapangan menyebutkan, kedua aparat satpol PP itu tega memperkosa korban setelah sebelumnya korban diperkosa lelaki lain.

Saat kejadian, kedua pelaku yang masih menggunakan pakaian dinas lengkap melintas di jalan lokasi terjadinya perkosaan. Keduanya melihat korban dalam kondisi lemas. Setelah puas menyetubuhi korban, kedua pelaku ini lantas mengancam korban agar tidak menceritakan kejadian tersebut pada siapapun, jika tidak ingin dibunuh.

Setelah itu, WD dan AF memberitahukan kejadian itu kepada keluarga korban dan membawa korban ke Mapolres Bungo untuk melapor. Keduanya berhasil ditangkap setelah sebelumnya pada pukul 15.40 WIB sore tim Buser Polres Bungo, dibawah pimpinan Brigadir Nainggolan berhasil menangkap MF, pelaku perkosaan pertama.

Selanjutnya, Polisi menuju rumah WD dan AF yang juga dilaporkan ikut memperkosa korban. WD diamankan sekitar pukul 18.00 WIB di rumahnya, sedangkan AF diamankan sekitar pukul 19.00 WIB.

Kapolres Bungo AKBP Budi Wasono melalui kasat reskrim AKP Herman membenarkan penangkapan ketiga pelaku ini. Saat ini, pelaku masih dalam pemeriksaan, sementara korban masih mengalami trauma.

Awalnya penyidik PPA kesulitan meminta keterangan dari korban, lantaran korban masih takut. Namun setelah satu pelaku berhasil ditangkap, korban akhirnya menceritakan semua yang telah terjadi termasuk ulah dua oknum anggota satpol PP yang ikut memperkosa dirinya.

Kasat Pol PP Bungo Djusri Ramli ketika dihubungi via Ponsel, dengan tegas mengatakan, Satpol PP Bungo tidak akan membela siapapun anggotanya yang melakukan tindak kriminalitas.

“Kita tidak akan menutupi, siapa saja anggota Pol PP yang bersalah, kami serahkan pada proses hukum berlaku. Jika kedua anggota kita ini bersalah kita akan keluarkan mereka dengan tidak hormat,” kata Djusri Ramli.

http://regional.kompas.com/read/2011/11/01/08543412/

Amoi Singkawang, Novel Soal Perempuan Tionghoa

JAKARTA, KOMPAS.com - Amoi Singkawang, novel karya Mya Ye ini diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK). Mya Ye lahir di Sukabumi, 1 Juni 1979 adalah dokter gigi lulusan Universitas Moestopo (Beragama) Fakultas Kedokteran Gigi (1997-2005), yang mengambil S-2 The London School of PR Jurusan Mass Communication, lulus tahun 2009.
Selain novel Amoi Singkawang, Mye Ye sudah menulis beberapa novel lainnya, yaitu Luv Me, Princess; Cinta, Aku Harus Bagaimana?; Topeng (cerita bersambung); Jerawat? Gue Banget; Love on The Blue Sky, Pemburu Cinta.

Inilah sinopsis novel Amoi Singkawang yang sudah beredar di toko buku Gramedia.
Lahir dalam keluarga China modern, Shintia Arwida, seorang penulis muda, merasa amat buta dengan ketidaktahuannya mengenai sejarah dan asal-usul budaya nenek-moyangnya. Ia mengalami krisis identitas berat dan ingin pergi meninggalkan tanah kelahirannya. Namun sebelum itu, ia ditantang ayahnya untuk menggali sendiri akar budaya keturunannya.

Perjalanan membawa Shintia ke Singkawang. Kota seribu Kuil yang mayoritas penduduknya adalah etnis China. Di sana ia berkenalan dengan amoi-amoi yang sebutannya terkenal hingga ke luar Singkawang.

Melalui teman-teman barunya ini ia belajar banyak tentang kehidupan. Tentang ketaatan pada adat dan tradisi kuno serta rasa bakti terhadap orangtua dan keluarga, termasuk menikah dengan orang luar negeri, seperti Taiwan.

Batin Shintia memprotes ketidakadilan yang diterima oleh anak-anak perempuan dalam keluarga tradisional China. Dari kelahiran yang tak pernah diharapkan, suara yang tak pernah masuk hitungan, hingga menjadi sapi perah untuk mengubah kemiskinan.

Kemiskinan. Itulah yang menjadi awan kelabu amoi-amoi itu. Satu kata itu mampu menjungkir-balikkan kehidupan mereka. Tidak ada dana untuk pendidikan ditambah jejalan nasihat usang yang melarang anak perempuan bersekolah dan menjadi pintar menyokong pola pikir mereka yang pendek dan tidak bisa diandalkan. Yang ada dalam pikiran mereka hanya uang. Tak heran jika akhirnya mereka menuruti desakan orangtua untuk menikahi pria-pria asing yang mampu memberi mahar dalam jumlah tinggi.

Ironisnya, orangtua mereka pun seperti tak peduli bagaimana nasib anak perempuan mereka kelak ditangan suami yang tak pernah dikenal baik sebelumnya. Cinta hampir tak ada dalam kamus hidup mereka.

Tak hanya satu-dua amoi yang merasa ketakutan memasuki gerbang baru kehidupan mereka. Tapi sekali lagi mereka tak berdaya. Memprotes sama dengan membangkang perintah orangtua. Durhaka. Dan para amoi itu menunjukkan kualitasnya sebagai anak manusia. Menjadi tulang punggung keluarga. Meskipun seringkali pengorbanan mereka seolah tidak berharga.

Namun amoi-amoi yang tak berpendidikan tinggi ini justru menjadi guru kehidupan bagi Shintia. Pelajaran yang didapatnya dari mereka, baginya, jauh lebih bermakna dari yang pernah diterimanya di bangku sekolah. Yang paling tinggi sekalipun. Bahwa mimpi tak selalu sejalan dengan kenyataan.

http://oase.kompas.com/read/2011/10/31/15342873/

Sabtu, 29 Oktober 2011

Besok Atlit Xiangqi Jambi Menuju Jakarta


JAMBI – Besok pagi (30/10), Tri Nurdiyanti atlit Xiangqi (Catur Gajah) dari Persatuan Xiangqi Indonesia (Pexi) Jambi akan bertolak ke Jakarta, bersama dengan Sekretaris Pengprov Pexi Jambi. Setelah Tri tiba di Jakarta dan diserahkan kepada pengurus Pexi Pusat di bandara Soekarno Hatta, lalu pulang ke Jambi mengunakan pesawat malam.
Selanjutnya Tri akan inap semalam di Jakarta, Senin pagi (31/10) Tri berangkat ke Macao via Hong Kong bersama pemain adal DKI.

Sehari sebelumnya Tri Nurdiyanti telah memohon doa restu (selamat) dari para pembina (guru) serta teman-teman selokalnya di SMA Titian Teras Jambi, tidak ketinggalan jiga dilakukan para pengurus Pengprov Pexi Jambi.

Bagi Pengprov Pexi Jambi, keberangkatan Tri ke Macao merupakan sebuah anugrah dari Yang Maha Kuasa dimana tahun 2009, Tri telah gagal berangkat ke Vietnam, akibat pembatalan tim Xiangqi Indonesia mengikuti kejuaraan Asian Games oleh PB Pexi Pusat.

Tidak ada target dari Pengprov Pexi Jambi, terkejuali meminta agar Tri dapat menambah ilmu dari pemain luar negeri. (Ro)

Jumat, 28 Oktober 2011

Pesawat Komersil Dengan Fasilitas Termewah di Dunia

Pasti udah tau kan apa itu Emirates? biasanya kita sering denger dari nama stadion di inggris sono yaitu Emirates Stadium, stadion milik Club Arsenal. apa ada hubungannya? ya adalah, karena sebagian besar saham Club tersebut adalah milik Maskapai Emirates ini. tapi kali ini apasih.com gak mau cerita panjang lebar tentang Emirates Stadium dan Arsenal.

disini kita akan bahas Pesawatnya yang konon adalah Maskapai Penerbangan paling mewah di dunia. ah masa sih? sebenernya sih ga juga. cuman beberapa armada di Emirates ini dikhususkan bagi mereka yang punya "kantong tebel". dan mereka rela mengeluarkan puluhan ribu dollar untuk menikmati fasilitas mewah didalam pesawat ini. oh ya, sekedar info, Emirates ini adalah milik pemerintah Dubai yang di dirikan pada Mei 1985, nah daripada penasaran langsung terjun kebawah coy.. :)

Sebelum naik pesawat disambut bak pangeran dan putri raja dulu.
http://isidunia.blogspot.com/2011/10/emirates-pesawat-komersil-dengan.html

Demo Mahasiswa Dibubarkan Paksa Oleh Polisi

JAMBI - Unjuk rasa memperingati hari sumpah pemuda yang dilakukan elemen gerakan pemuda mahasiswa dan rakyat di kantor gubernur Jambi berlangsung ricuh.
Peringatan hari Sumpah Pemuda diperingati oleh elemen gerakan pemuda dan rakyat dengan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Provinsi Jambi dan kantor Gubernur Jambi.

Aksi semula berjalan tertib, meski mendapat pengawalan ketat dari petugas kepolisian, dalam orasinya mahasiswa mengeluarkan beberapa tuntutan, diantaranya menuntut agar SBY-Boediono segera mundur dari jabatannya karena gagal menuntaskan kasus skandal Century dan makin merajalelanya korupsi, kolusi dan nepotisme di negri ini.

Beberapa mahasiswa menjadi bulan-bulanan polisi setelah upaya mereka untuk bertemu dengan gubernur Jambi dihalangi oleh pengawal pribadi gubernur dan polisi yang menjaga aksi demo mahasiswa.

Polisi terpancing emosinya lantaran seorang pendemo melontarkan kata-kata kurang sopan saat dibubarkan paksa polisi, aksi yang berjalan tertib berubah menjadi memanas ketika beberapa perwakilan pengunjuk rasa terlibat adu mulut dengan pengawal pribadi gubernur Jambi, Hasan Basri Agus di dalam kantor gubernur.

Mahasiswa akhirnya dipaksa membubarkan diri oleh polisi agar ketegangan mereda, namun bukannya meredam beberapa orang mahasiswa malah menjadi bulan-bulanan polisi dan harus menerima pukulan dan tendangan dari aparat, sesaat sebelum membubarkan diri.

Karena jumlah mahasiswa kalah banyak, akhirnya para mahasiswa membubarkan diri dan berniat akan membuat laporan pemukulan yang dialami oleh rekan mereka. (tim)

Kamis, 27 Oktober 2011

Penumpang Lion Air Mengamuk Di Bandara Sultan Thaha Jambi

JAMBI - Kecewa tidak dapat berangkat ke Jakarta, ratusan penumpang maskapai Lion Air jurusan Jambi-Jakarta mengamuk di lobi keberangkatan di bandar udara Sultan Thaha Jambi (27/10).
Mereka tidak terima perlakuan managemen maskapai Lion Air yang telah menelantarkan ratusan penumpang lebih dari enam jam di bandara udara Sultan Thaha.

Boy Todung, Salah seorang penumpang mengaku kecewa dengan managemen Lion Air, karena pesawat yang akan berangkat ke Jakarta mengalami kerusakan akibat bahan bakar avturnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Sementara pihak Lion Air sendiri tidak dapat memberikan keputusan yang memuaskan para penumpang. Ujar Boy kepada sejumlah wartawan, “Mestinya maskapai memberikan pelayanan yang terbaik kepada para penumpang yang datang sejak pukul 17.00 WIB, namun apa yang diberikan konpensasi kepada penumpang yang telah menunggu berjam-jam di bandara Sultan Thaha Jambi.” Kata Boy.

Kekecewaan penumpang akhirnya terobati, setelah pesawat penganti tiba di Jambi untuk mengangkut para penumpang ke Jakarta sekitar pukul 20.30 WIB. (tim)

3 Orang Terluka Akibat Tertimpa Pohon

JAMBI - Angin kencang disertai hujan deras yang terjadi Kamis (27/10) sore di Kota Jambi merobohkan sebuah pohon besar jenis pohon Angsana hingga menutupi badan jalan umum.
Selain menutupi badan jalan di kawasan Rumah Sakit Bratandata (DKT) Jambi, pohon juga menimpa tiga pengguna jalan yang tengah melintas di kawasan tersebut, hingga ketiganya mengalami luka cukup serius, terutama pada bagian kepala, kaki dan tangan.

Tiga orang pengguna jalan yang tengah melintas di jalan Raden Mattaher Jambi dilarikan ke Rumah Sakit Tentara Bratanata Jambi karena tertimpa pohon tumbang.

Peristiwa tersebut terjadi saat ketiganya tengah melintas dibawah kawasan Telkom hendak menuju pasar buah. Saat melintas, secara tiba-tiba terdengar suara keras yang disertai jatuhnya pohon besar jenis Angsana yang terdapat di halaman gedung Darma Wanita Jambi, ketiganyapun terjatuh berikut sebuah motor bebek yang mereka kendarai.

Ketiga orang tersebut merupakan warga Panerokan, Kecamatan mestong, Kabupaten Muaro Jambi yang bernama Wagino, Eko dan Enggar yang masih berusia 6 tahun.

Akibat tertimpa pohon, ketiganya mengalami luka terutama pada bagian kepala, tangan dan kaki, namun Enggar tidak memakai helm duduk ditengahlah yang justru mengalami luka paling parah.

Ketiganya kemudian dibawa kerumah sakit yang tak jauh dari lokasi kejadian untuk mendapat pengobatan (nug)

Rabu, 26 Oktober 2011

Benarkah Masyarakat China Jadi Apatis?

BEIJING, KOMPAS.com - Gambar video tentang seorang bocah China yang ditabrak lari dan dibiarkan sekarat oleh 18 pelintas di pasar yang sibuk di kota Foshan, Provinsi Guandong, Kamis (13/10/2011), memunculkan pertanyaan. Ada apa dengan masyarakat negara itu. Benarkah mereka telah jadi apatis, tak peduli dengan sesamanya yang sedang celaka. Kalau benar, mengapa?
Video yang diambil dari rekaman kamera pemantau dan diposting di YouTube serta situs sejenis di China, Youku, memperlihatkan, seorang pengemudi van menabrak bocah dua tahun itu, yang bernama Yue Yue. Van itu hanya berhenti sejenak tetapi kemudian melaju lagi. Adegan selanjutnya sulit dipercaya! Selama tujuh menit tercatat 18 orang melintas dan melihat bocah itu terkapar-sekarat dalam kubangan darah tetapi tak seorang pun yang berhenti untuk menolongnya. Dalam selang waktu itu, Yue Yue justru dilindas lagi oleh sebuah truk. Seorang perempuan pemulung, Chen Xianmei (58 tahun), orang ke 19 yang melintas. Baru dia yang tergerak hatinya. Chen memindahkan bocah itu sebelum ibunya sendiri datang dan menggendongnya.

Sikap apatis para pelintas itu memicu kecaman dan debat emosional tentang kondisi moralitas masyarakat China yang tengah berkembang pesat secara ekonomi. Sejumlah pengguna media sosial di China telah menyuarakan bahwa ketidakpedulian warga atas gadis cilik itu sebagai tanda sebuah masyarakat yang moralnya memburuk.

Di Sina Weibo, situs microblogging China yang mirip Twitter, kisah itu terus menjadi topik utama. Pada saat bersamaan di situs itu muncul kampanye online bertopik "stop apatisme". Seorang pengguna Sina Weibo menyebut kejadian itu "memalukan orang-orang China".

Pengguna lain, Xiaozhong001 menulis, "Sesungguhnya, ada apa dengan masyarakat kita? Saya melihat kejadian ini dan hati saya jadi beku." Microblogger lain yang menyebut dirinya Patton Yu menulis, "Bangsa macam apa ini?" "Masyarakat ini sakit parah," komentar microblogger lain. "Bahkan kucing dan anjing pun tidak seharusnya diperlakukan tanpa perasaan seperti itu."

Insiden itu pun menjadi berita media-media arus utama dunia, dengan pertanyaan mendasar, apakah apatisme jadi trend umum di China. Jika ya, mengapa? New York Times dalam sebuah artikel di situsnya yang terbit Rabu yang mengulas peristiwa itu, memuat prolog tentang sebuah peristiwa lain yang terjadi Jumat, sehari setelah drama tagis di pasar Fosham itu.

Pada peristiwa Jumat itu, seorang perempuan yang tampaknya ingin bunuh diri melompat ke danau di Hangzhou, sebuah kota di barat daya Shanghai. Ketika perempuan itu tampaknya mulai tenggelam, seorang perempuan, yang secara luas dilaporkan sebagai turis Amerika, langsung menanggalkan mantelnya. Perempuan itu terjun juga ke air, lalu berenang ke arah orang yang mau bunuh diri. Secara tangkas si penolong menarik perempuan itu ke tepi danau. Kemudian, ketika melihat perempuan itu selamat, si penolong pergi tanpa memberitahukan namanya.

Dua kejadian itu tentu tak dapat dikatakan mewakili moralitas dari dua bangsa itu. Namun ribuan microblogger di China telah menggunakan dua kejadian itu, yang satu memperlihatkan sifat tak berperasaan dan yang lain menunjukkan heroisme, sebagai bahan bakar dalam perdebatan memilukan atas apakah masyarakat China tidak berbelas kasih dan, jika benar demikian, mengapa. Topik itu jadi perbincangan nasional dan semakin umum.

Sesuatu yang tidak pernah ada sebelumnya di negara yang media cetak dan media penyiarannya sebagian besar tetap dikendalikan Partai Komunis yang lebih tertarik dalam mengarahkan opini publik daripada merefleksikan suasana bangsa.

Seorang microblogger berkata tentang penyelamatan di Hangzhou. "Kemarin Obama minum bir dengan pekerja konstruksi yang kehilangan pekerjaan. Hari ini, saya membaca sebuah cerita tentang seorang turis Amerika yang melompat ke dalam air untuk menyelamatkan seseorang. Saya akhirnya menyadari mengapa Amerika menjadi negara yang kuat dan akan terus menjadi yang terkuat."

Booming ekonomi China dan kesenjangan yang menganga antara yang kaya dan miskin telah membuat perubahan nilai-nilai sosial menjadi topik perdebatan. Sejumlah orang meratapi bahwa materialisme telah menggantikan moral. Materialisme dinilai telah menjadikan orang-orang China bak mayat berjalan, tak punya spirit untuk berbelas kasih. Konsep ying yang, yang mengutamakan kesimbangan, dalam konteksnya ini berarti antara yang material dan yang spiritual, yang menjadi prinsip dasar filsafat China seakan hilang tak berbekas.

Namun sejumlah orang menduga, sistem hukum negara itu mungkin telah menghalangi munculnya orang Samaria yang murah hati, yang mau membantu mereka yang mengalami kecelakaan. Media Kanada, Toronto Star, dalam situsnya, Rabu, menulis bahwa di Ontario, dan sejumlah tempat lain di dunia, ada undang-undang tentang orang Samaria yang murah hati yang melindungi orang yang tidak profesional secara medis yang melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan di tempat kejadian. Di banyak negara Eropa, seperti Perancis dan Jerman, UU tentang Orang Samaria yang Murah Hati malah mengharuskan warga yang ada di lokasi untuk melakukan tindakan penyelamatan.

Nah di China, tidak ada UU semacam itu, kata Pitman Potter, seorang profesor hukum di University of British Columbia. Ketiadaan UU semacam itu, kata Potter menghalangi orang untuk membantu.

Cerita tentang orang Samaria yang murah hati berasal dari Kitab Suci Kristen. Nabi Isa mengisahkan, ada seorang yang tengah bepergian, yang mungkin orang Yahudi tapi mungkin juga bukan. Orang itu dipukuli, dirampok dan dibiarkan sekarat di tengah jalan.

Dua orang Yahudi, termasuk seorang imam, melintas tetapi mereka mengabaikan orang yang sekarat itu. Lalu orang Samaria lewat. Orang Samaria dan Yahudi sering berselisih. Namun orang Samaria itulah yang justru menolang si korban, yang mungkin saja seorang Yahudi.

Di China, kata Potter, yang terjadi sebaliknya. "Orang telah digugat oleh keluarga orang yang terluka atau diminta bertanggung jawab oleh pihak berwenang. Maka, terlibat dalam hal seperti itu (menjadi orang Samaria yang murah hati) merupakan sesuatu yang orang hindari."

Tahun 2006, seorang pria Nanjing yang mendampingi seorang perempuan tua ke rumah sakit setelah perempuan itu mengalami patah kaki justru diperintahkan untuk membayar 40 persen tagihan rumah sakit perempuan itu. Alasannya? Tidak bisa dipercaya bahwa pria itu rela pergi sejauh itu demi membantu perempuan tersebut jika ia sama sekali tidak bertanggung jawab atas kecelakaan dan cedera yang dialami perempuan itu.

"Alasan pengadilan adalah, jika Anda tidak melakukannya, mengapa Anda harus membawa mereka ke rumah sakit? Tidak ada orang waras yang akan membawa mereka (ke rumah sakit)," kata Donald Clarke, seorang profesor hukum di George Washington University yang punya sebuah blog tentang hukum di China seperti dikutip Toronto Star.

Sejumlah sumber China juga menduga, sopir van itu membiarkan bocah itu tewas karena kompensasi untuk kematian seringkali lebih ringan daripada untuk sebuah cedera jangka panjang. Untuk yang terakhir itu, kompensasinya mungkin termasuk biaya medis dan kompensasi pendapatan atas hilangnya kesempatan kerja selama bertahun-tahun.

"Jika dia (gadis itu) tewas, saya mungkin hanya membayar sekitar 20.000 yuan (3.180 dollar AS)," kata sopir van yang menabrak Yue Yue kepada China Daily sebelum dia menyerahkan diri kepada polisi. "Tapi jika dia cedera, itu mungkin membebani saya hingga ratusan ribu yuan."

China memperkenalkan asuransi wajib untuk mobil lima tahun lalu. Namun sebuah artikel di Hong Kong South China Morning Post pada awal tahun ini mengatakan, banyak pengemudi yang mengabaikan ketentuan itu.

Menurut Potter, pertangungan asuransi pribadi juga jarang. Itu berarti akan bijaksana secara finansial bagi pengemudi untuk melarikan diri dari kecelakaan.

http://internasional.kompas.com/read/2011/10/20/0953167/

Bocah Kecil Dua Kali Dilindas Mobil, Warga Cuekin

FOSHAN, KOMPAS.com — Rekaman video di China tentang seorang gadis dua tahun yang ditabrak mobil van dan diabaikan orang-orang yang lewat telah memicu kemarahan setelah diposting di internet. Gambar video tentang insiden di kota Foshan, Provinsi Guangdong, itu memperlihatkan gadis itu ditabrak sebuah mobil van di sebuah jalan sempit. Bukannya berhenti, van itu hanya sempat melambat, lalu kembali melaju. Ban belakangnya kembali menggilas gadis malang itu. Bocah tersebut dibiarkan berlumuran darah di tengah jalan.
Sejumlah pelintas, menurut BBC, 18 orang, baik yang berjalan kaki, bersepeda, maupun bermobil, membiarkan gadis bernama Yueyue yang menderita luka yang parah itu tergeletak. Mereka sama sekali tak tergerak untuk menolongnya. Tak berakhir di situ, sebuah truk yang masuk ke jalan itu juga melindas bocah yang sudah terkapar itu.

Seorang perempuan, yang merupakan orang ke-19 yang lewat, akhirnya menarik bocah malang itu ke sisi jalan sebelum ibunya, seorang pekerja migran di kota itu, berlari ke lokasi kejadian untuk mengangkat anak tersebut.

Bocah itu, yang di media online disebut bernama Yue Yuem, berada dalam kondisi koma di rumah sakit. Demikian menurut laporan kantor berita Xinhua menyusul insiden pada 13 Oktober itu. China Daily, harian resmi negara China yang berbahasa Inggris, mengatakan, gadis itu dinyatakan telah mengalami "mati otak" dan bisa meninggal kapan saja.

Dua sopir yang melindas gadis itu telah ditangkap. Namun, para pengguna internet telah membanjiri microblogs. Mereka mengecam sikap apatis orang-orang yang membiarkan anak itu sekarat.

Booming ekonomi China dan kesenjangan yang menganga antara yang kaya dan miskin telah membuat perubahan nilai-nilai sosial menjadi topik perdebatan. Sejumlah orang meratapi apa yang mereka lihat bahwa materialisme telah menggantikan moral.

Ayah Yueyue, Wang, kepada televisi China mengatakan, "Yueyue sangat menyenangkan.

Jika saya bertengkar dengan ibunya dan jika ibunya menangis, dia akan memberi tahu kami untuk tidak menangis, ia selalu berusaha untuk menghibur kami. Saya hanya berharap anak saya akan sadar dan memanggil saya Papa lagi."

Di layanan microblog China, Sina Weibo, seorang pengguna menyebut insiden itu "memalukan orang-orang China". Pengguna lain, yang bernama Xiaozhong001, menulis, "Sesungguhnya, ada apa dengan masyarakat kita? Saya melihat kejadian ini dan hati saya jadi beku. Setiap orang perlu melakukan pencarian jiwa untuk mengakhiri sikap tak acuh semacam ini."

Banyak orang di China jadi ragu-ragu untuk membantu orang yang tampaknya sedang dalam kesusahan karena khawatir mereka akan disalahkan. Dalam sejumlah kasus yang mendapat perhatian, orang Samaria yang baik justru harus membayar denda besar kepada individu yang mereka ingin bantu.

http://internasional.kompas.com/read/2011/10/18/10143210/

http://www.youtube.com/watch?v=ELjezyli8NI&NR=1

Selasa, 25 Oktober 2011

Rumah Ortu Akak Ludes Terbakar

JAMBI - Diduga karena konsleting listrik, rumah orangtua Akak yang terletak dibelakang klenteng Siu Leng Tong Jalan Pangeran Hidayat RT 6 Nomor 85 Kelurahan Pall V Kecamatan Kotabaru, terbakar, Selasa (25/10) malam. Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 19.00 WIB.
Api diduga berasal dari konsleting arus pendek listrik. Meski lokasi kebakaran berada di pinggir jalan besar dan tak jauh dari markas pemadam kebakaran Kota Jambi, namun petugas harus bekerja extra keras, karena sebagian pintu di rumah tersebut tidak bisa dibuka karena terkunci. Untuk membukanya, petugas terpaksa membobol pintu-pintu tersebut dengan menggunakan godam.

Api bisa dikuasai satu setengah jam kemudian setelah 5 unit mobil pemadam kebakaran Kota Jambi turun ke lokasi kejadian.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Polisi masih menyelidiki secara pasti sebab-sebab kebakaran. (Nug)

Senin, 24 Oktober 2011

Atlit Xiangqi Jambi Siap Bertempur di Macao

JAMBI – Jika tidak ada alar melintang Tri Nurdiyanti (17) atlit Persatuan Xiangqi Indonesia (PEXI) Jambi, akan mewakili Xiangqi Indonesian belaga di ajang bergengsi, yaitu, 15th Asian Xiangqi Individual Championship, di Macao (China), dari tanggal 1-5 Nopember 2011, pertandingan di Hotel Royal, 2-4 Estrada Da Vitoria.
Tri merupakan gadis desa yang mengenal permainan Xiangqi (Catur Gajah) usia 14 tahun, duduk di kelas dua SMP dan Tri telah mewakili kabupaten Merangin dalam event Kejuaraan Daerah (Kejurda) Xiangqi tingkat Provinsi Jambi, dan beberapa kali mewakili Provinsi Jambi dalam enent Kejurnas, terakhir meraih ranking II kategori wanita di Sumhttp://www.blogger.com/img/blank.gifatera Utara.

Atas prestasi Tri di Sumut baru-baru ini, maka Tri berhak mewakili Xiangqi Indonesia dalam “Asian Xiangqi Individual Championship” di Macao (China).

Tri Nurdiyati siswi kelas XII IPS 2 SMA Titian Teras adalah putri ketiga dari pasangan Subardiyana dan Nurmisria yang beralamat di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Tersirat diwajah gadis hitam manis yang baru masuk usia 17 tahun saat ini tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang bergengsi “Asian Xiangqi Individual Championship” di Macao (China). “Saya tidak terpikir yang bisa mewakili Indonesia bertanding Xiangqi 象棋(catur gajah) di tingkat Asian.”

Tambah Tri, dengan sisa waktu beberapa hari lagi, Tri dilatih oleh pemain senior dan akan bertolak ke Jakarta 30 Oktrdan akan bertolak ke Jakarta 30 Oktober 2011 bersama sekretarias Pengprov Pexi Jambi selanjutnya Tri diserahkan kepada Pengurus Persatuan Xiangqi Indonesia, seesok harinya Tri bersama Abuku (DKI) menuju Macao melalui Hong Kong. (romy)

2 Penjambret Naas, Di Hakimi Warga

JAMBI – Tidak selamanya niat kejahatan selalu sukses dilakoni oleh penjahat, kali ini 2 pelaku jambret berhasil ditangkap warga Rt 24, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung sekitar pukul 13.00 WIB (24/10). Keduanya menjambret salah seorang warga di depan Bank BRI Cabang Jelutung, kemudian, pelaku kabur menggunakan sepeda motor jenis RX King tanpa Nomor Polisi.
Namun nasib sial sedang menghingkapi kedua pelaku, pas di depan BCA Jelutung, sepeda motornya tiba-tiba meti mendadak, lalu warga yang berusaha mengejar 2 pelaku jambret sambil berteriak jambret, hingga membuat kedua pelaku melarikan diri ke jalan Madura, tembus ke jalan HMO Bafadha, yang satu masuk lorong Dua Sekawan yang 1 lagi masuk pagar rumah warga, lalu panjat ke rumah warga sambil melihat apa ada yang mengejarnya, ternyata seorang anak melihat tersangka lalu meneriaki, itu malingnya, hingga membuat tersangka ketakutan terus tersangka menyeberang pagar pembatas, ternyata massa telah menantinya, tidak ada komentar apa-apa lagi, massa langsung menghakin salah satu penjabret.

Beruntung, polisi yang lewat menyelamatkan kedua penjambret dari amukan massa, dengan melepaskan tembakan keatas, agar massa tidak memukul tersangka. Kini, kedua pelaku ditahan di Polresta Jambi untuk menjalani proses hukum. (Rom)

Senin, 17 Oktober 2011

Geng Perempuan Pemerkosa Pria

HARARE, KOMPAS.com - Tiga perempuan Zimbabwe, Afrika, yang dituduh telah mengoperasikan jaringan yang menculik dan memerkosa sejumlah pria yang diberi tumpangan demi mendapatkan sperma mengklaim bahwa mereka hanya pekerja seks komersial (PSK) biasa.
Sophie Nhokwara (26 tahun), adiknya Netsai (24 tahun), dan Rosemary Chakwizira (28 tahun), hadir di pengadilan di Harare, Zimbabwe, Jumat (14/10/2011), untuk menghadapi tuduhan telah melakukan penyerangan secara seksual. Bersama Thulani Ngwenya (24 tahun), yang diduga pacar salah satu perempuan itu, mereka dituduh mengoperasikan sebuah jaringan yang ingin mendapatkan sperma dengan target orang-orang mereka beri tumpangan di kendaraan mereka.

Mereka didakwa terkait tiga insiden. Namun sudah lebih banyak korban yang melapor setelah ada penyelidikan polisi terhadap serangkaian penculikan dan serangan seks.

Laporan dari Zimbabwe menggambarkan tren yang mengkhawatirkan tentang lelaki yang ditawari tumpangan, tapi kemudian yang dibius dan dibawa ke tempat-tempat terpencil oleh para penyerang perempuan. Para pria tersebut kemudian dipaksa untuk melakukan hubungan seks dengan para perempuan itu, kadang-kadang tanpa pengaman (kondom) dan di bawah todongan senjata, sebelum para perempuan pemerkosa itu mengumpulkan sperma mereka, lalu korban diturunkan di pinggir jalan. Ada dugaan, praktek pengumpulan sperma dengan modus penculikan dan pemerkosaan itu terkait ritual ilmu hitam.

Menurut laporan Radio Nehanda Zimbabwe, ketiga perempuan tersebut membantah tuduhan itu. Ketiganya menyatakan, mereka hanya pekerja seks biasa.

Sebanyak 17 terduga korban telah diidentifikasi sejauh ini termasuk seorang tentara dan seorang polisi. Kedua korban terakhir itu mengalami kekerasan seksual berupa dipaksa berhubungan seks dan tanpa menggunakan kondom.

Keempat tersangka tampil di depan hakim Harare, Kudakwashe Jarabini, selama hampir satu jam, Jumat, untuk mendengar tiga dakwaan yang dibacakan atas mereka. Dituduhkan, pada 3 Maret lalu keempat orang itu mengangkut seorang pria 19-tahun di Budiriro, Harare, ketika orang itu dalam perjalanan menuju ke kota tersebut. Di sepanjang jalan, menurut dakwaan itu, para perempuan diduga menyemprotkan remaja itu dengan bahan kimia yang membuatnya merasa pusing sebelum membawa dia ke sebuah semak-semak. Di sana, anak muda itu dipaksa untuk minum ramuan perasang hasrat seksual dan dipaksa untuk melakukan hubungan seks dengan ketiga perempuan itu dengan menggunakan kondom.

Berdasarkan dakwaan kedua, keempat orang itu dituduh telah mengangkut seorang prajurit yang tidak mengenakan seragam di Norton pada 22 Agustus sebelum membawanya ke jalan berdebu terpencil. Para jaksa mengklaim, salah satu dari mereka membawa pistol dan mengancam akan menembak tentara itu jika ia menolak untuk berhubungan seks tanpa kondom dengan mereka.

Tuduhan ketiga menyatakan, pada 14 September keempat orang itu mendekati seorang polisi yang tidak berseragam di Chinhoyi. Mereka bertanya tentang arah jalan. Yang selanjutnya terjadi, mereka mengikat polisi itu di dalam mobil. Geng itu diduga telah menyemproti dia dengan zat yang tidak diketahui sebelum memaksanya berhubungan seks tanpa kondom dengan mereka, lalu membuang dia dari kendaraan.

Dakwaan itu juga menyebutkan bahwa dengan menggunakan mobil yang berbeda, geng tersebut menyasar 14 pria lain dengan taktik serupa.

Mereka ditangkap setelah para detektif di Gweru, menyita 33 kondom bekas dari kendaraan mereka menyusul laporan tentang serangan terhadap para pria yang mendapat tumpangan di kota itu. Kepala polisi Midlands, Asisten Komisaris Senior Charles Makono, mengatakan, ketiga perempuan itu dicurigai setelah mereka bertanya kepada petugas apakah mereka bisa mengambil sebuah kantong kondom dari mobil mereka, yang baru saja terlibat kecelakaan. Chakwizira dan Nhokwaras bersaudara yang berasal dari Mkoba 4, Gweru, langsung ditangkap bersama teman pria mereka yang bertindak sebagai sopir. Si pria juga menghadapi tuduhan pembunuhan setelah kecelakaan fatal di mana ia menabrak pejalan kaki hingga tewas.
Radio Nehanda Zimbabwe sebelumnya melaporkan, stasiun polisi di Gweru dikepung massa yang marah yang ingin melihat trio yang ditangkap itu. Seorang warga lokal di Gweru, yang berada di luar kantor polisi itu, pekan lalu, mengatakan, ketiga perempuan tersebut dikenal di kota itu dan secara teratur mengujungi klub malam di sana.

Harry Muhammad Misi kepada Radio Nehanda Zimbabwe mengatakan, "Kami sangat terkejut dengan apa yang terjadi dalam masyarakat kami, di mana laki-laki sekarang diperkosa perempuan. Tampaknya dunia telah terbalik sekarang. Namun, bagaimana mereka bisa hidup dengan tindakan seperti itu? Pada kasus ini, biarkan hukum bekerja.

Kami biasa minum bersama mereka di Uptown Night Club, dan kami tidak tahu bahwa mereka berada di belakang kasus tersebut."

Polisi telah meminta para korban untuk datang ke kantor polisi guna membantu mengidentifikasi penyerang mereka. Polisi juga berharap bisa mencocokkan bekas sperma yang ada di kondom-kondom itu dengan sejumlah korban melalui tes DNA.

Sidang atas kasus itu masih akan berlanjut.

http://internasional.kompas.com/read/2011/10/17/1544586/

Kaum Pria Di Perkosa Geng Perempuan

GWERU, KOMPAS.com — Ini kasus kejahatan yang tak biasa. Sejumlah pria di Zimbabwe, Afrika, diculik dan diperkosa sekelompok perempuan yang berpura-pura memberi tumpangan kepada pria itu ketika melintas di jalanan.
Penyelidikan polisi negara itu terkait serentetan "ritual" penculikan dan pemerkosaan tersebut telah menangkap tiga perempuan. Para detektif di Gweru, Zimbabwe, menyita 33 kondom bekas dari sebuah kendaraan para tersangka menyusul laporan tentang serangan terhadap sejumlah pria yang mendapat tumpangan di kota itu serta di Harare dan Mashonaland West.

Laporan-laporan dari Zimbabwe, sebagaimana dilansir Daily Mail, Kamis (13/10/2011), melukiskan tren yang mengkhawatirkan terhadap para lelaki yang ditawarkan untuk menumpang mobil, tetapi kemudian dibius dan dibawa ke tempat-tempat terpencil oleh para penyerang perempuan. Para pria tersebut kemudian dipaksa untuk melakukan hubungan seks dengan para perempuan itu, kadang-kadang tanpa mengunakan kondom, dan di bawah todongan senjata. Para pemerkosa kemudian mengumpulkan sperma korban, lalu menurunkan mereka di pinggir jalan.

Menurut NewZimbabwe.com, tiga perempuan itu telah ditangkap setelah polisi menemukan 33 kondom di dalam sebuah kendaraan di Lower Gweru, Minggu lalu. Kepala Polisi Midlands Asisten Komisaris Senior Charles Makono mengatakan, para perempuan itu dicurigai setelah meminta kepada polisi apakah mereka bisa mendapatkan kembali kantong kondom dari mobil mereka, yang baru saja terlibat kecelakaan.

Tiga perempuan itu, yaitu Rosemary Chakwizira (24 tahun), Sophie Nhokwara (26 tahun), dan Netsai Nhokwara (24), semuanya berasal dari Mkoba 4, Gweru. Mereka langsung ditangkap bersama seorang sopir pria terkait kecurigaan sejumlah serangan tidak senonoh itu. Pengemudi tersebut juga menghadapi tuduhan pembunuhan setelah kecelakaan fatal itu saat dia menabrak pejalan kaki hingga tewas.

Radio Nehanda Zimbabwe melaporkan, stasiun polisi di Gweru dikepung massa yang marah yang ingin melihat trio yang ditangkap itu. Seorang warga lokal di Gweru, yang berada di luar kantor polisi itu, pekan lalu, mengatakan, ketiga perempuan tersebut terkenal di kota itu dan secara teratur mengujungi klub malam di sana.

Harry Muhammad Misi kepada Radio Nehanda Zimbabwe mengatakan, "Kami sangat terkejut dengan apa yang terjadi dalam masyarakat kami, di mana laki-laki sekarang diperkosa perempuan. Tampaknya dunia telah terbalik sekarang. Namun, bagaimana mereka bisa hidup dengan tindakan seperti itu? Pada kasus ini, biarkan hukum bekerja. Kami biasa minum bersama mereka di Uptown Night Club, dan kami tidak tahu bahwa mereka berada di belakang kasus tersebut."

Polisi telah meminta para korban untuk datang ke kantor polisi guna membantu mengidentifikasi penyerang mereka. Polisi juga berharap bisa mencocokkan bekas sperma yang ada di kondom-kondom itu dengan sejumlah korban melalui tes DNA.

http://internasional.kompas.com/read/2011/10/14/09495982/

Minggu, 16 Oktober 2011

Ribuan Umat Memberikan Penghormatan Kepada Tapak Kaki Sang Buddha

JAMBI – Prosesi perayaan Siripadapuja digelar oleh Yayasan Jaya Manggala berlangsung khusuk dan meriah. Prosesi upacara yang berlangsung pada Minggu malam (16/10/201) tersebut diikuti sekitar 2.000 umat Buddha Provinsi Jambi dan ada yang sengaja datang dari luar daerah, siantaranya dari Jakarta, Sumut, Sumsel.
Puncak perayaan berlangsung di Taman Alam Citra Indah (ACI), Desa Kasang Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, pukul 19.00 hingga pukul 21.30 WIB. Acara dimulai dengan pembacaan Siripada Gatha yang diikuti seluruh umat.

Jauhnya lokasi perayaan Siripadapuja yang memakan waktu 45 menit, maka panitia menyedia puluhan angkutan mini bus buat umat, tenyata banyak juga umat yang membawa kendaraan sendiri, baik kendaraan roda empat maupun roda dua.

Terlihat begitu cerianya umat yang akan ikut Siripadapuja atau Penghormatan Kepada Tapak Kaki Sang Buddha.

Posesi Siripadapuja diawali Bhikkhu Sangha Agung, disusul umat dari belakang sambil memegang bunga teratai yang dibuat dari karton warna warni dan satu lilin yang telah dihidupkan serta membawa dupa (hio). Bhikkhu bersama umat mengitari danau menuju dermaga yang telah dipersiapkan jauh hari sebelum acara dilakukan.

Keceriaan terpancar diwajah ribuan umat, mereka dengan sabar antri mengikuti para bhikkhu. Selanjutnya mereka meletakkan satu per satu Bunga Teratai ke dalam kolam. Dalam sekejap, dermaga pun dihiasi lilin-lilin kecil yang terlihat indah.

Seusai prosesi pelepasan Bunga Telatai, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan hiburan.

Perlu diketahui, makna Siripadapuja itu sebagai symbol penghormatan kepada telapak kaki sang Buddha. Siripada berarti telapak kaki. Jadi upacara Siripada untuk menghormati telapak kaki sang Buddha.


Menurut Sekretaris Yayasan Jaya Manggala, dr Erdianto, mengatakan bahwa kegiatan itu telah terencana dengan baik. “Kita telah mempersiapan jauh-jauh hari sebelumnya datangnya hari Kathina, berbagai kekurangan, kita lengkapi. Peserta yang ikut dalam perayaan kali inipun cukup meningkat, yakni sekitar 2.000 orang, bahkan tahun ini ada beberapa daerah sengaja datang ke Jambi, seperti dari seperti umat dari Jakarta, Bogor, Medan dan Palembang. Tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya karena tahun ini cuaca sangat mendukung,“ ungkapnya.

Sejarah Siripadapuja berawal saat Dewa Naga mengunjungi sang Buddha dan bertanya, “Apabila YM sang Buddha telah Parinibbana (tingkat pencerahan tertinggi yang tidak akan mengalami terlahir kembali), kepada siapa saya menghormati dan bagaimana bentuk penghormatan kami kepada sang Buddha.? Kemudian sang Buddha meninggalkan jejak kaki-Nya di tepi Sungai Namatha, sebagai bentuk atau objek untuk menghormati sang Buddha bila beliau Parinibanna dalam bentuk materi, yaitu berupa lilin, dupa, dan bunga yang dihanyutkan ke sungai atau air sebagai penghormatan kepada sang Buddha. Upacara itu dinamakan upacara Siripada. Sampai sekarang tradisi tersebut masih tetap dilestarikan umat Buddha.

Selain untuk menghormati dan mengikuti jejak kaki sang Buddha, upacara dimaksudkan untuk mendoakan keselamatan negara dan bangsa dari segala bencana alam serta roda pemerintahan dapat tetap berjalan lancar tanpa halangan maupun rintangan.

Pada kesempatan tersebut umat Buddha yang hadir turut berdoa agar Tanah Air Indonesia tetap aman dan masyarakat dapat hidup rukun berdampingan.

“Satu per satu teratai dihanyutkan, gahaya lilin gemerlap menyinari sekitar danau diiringi wangi cendana mengharumkan suasana... Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Sadhu Sadhu Sadhu.” (Romy)

Sabtu, 15 Oktober 2011

Bhikkhu Jaya Manggala Pindapatta Keliling Kota Jambi

JAMBI - Ratusan umat Buddha di Jambi, hari Minggi (16/10) pagi berjejel di hlaman Yayasan Jaya Manggala Jambi yang terletak di jalan Gajah Mada, Nomor 23, Rt. 28, Kelurahan Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
Mereka datang untuk menyambut iringan-iringan para Bhikkhu yang dipimpin langsung oleh YM. Bhikkhu Atimedho Thera, sejak pukul 07.00 pagi mereka berdiri disisi kiri halaman Yayasan Jaya Manggala menanti dimulainya Pindapatta, Pindapata mulai pukul 08.00.

Pindapatta kali ini terkesan kurang tertib dan para panitia kurang sigap dalam menghatur jalannya Pindapatta, karena Pindapatta dilakukan dua sisi, sehingga membuat para Bhikksu kewalahan mau terima yang berada di sisi kanan apa yang berada di sisi kiri, ahirnya umat saling berusaha untuk berdana.

Pindapata yang terbagi tiga (3) kelompok (rute) dengan berjalan kaki dari satu rumah ke rumah yang lain dan diikuti ratusan umat, kelompok satu (1) meliputi rute Jalan HMO. Bafadha, Pasar Honh Kong, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Gatot Subroto, Jalan Veteran, Jalan Dr. Wahidin, Jalan Mr. M. Roem, Jalan Dr. Sam Ratulangi dan finis di Kebun Bungo, kelompok dua (2) dengan rute Stadiun Tri Lomba Juang Koni menelusuri jalan Panglima Polim, Jalan Brigjen Katamso, Lorong Kuningan, terus ke Jalan Orang Kayo Hitam dan finis di Lorong Budiman sedangkan kelompok ketiga (3) meliputi rute star Vihara Jaya manggala ke Jalan CokroAminoto, Jalan M. Yamin finis di Paman PKK Simpang Pulai, masing-masing kelompok diperkirakan menempuh perjalanan lebih kurang tiga kilometer (km).

Ujar Sekretaris Yayasan Jaya Manggala, dr. Erdiyanto, “Pindapatta adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh para Buddha terdahulu dan diikuti oleh para siswanya hingga kini,” Bhikkhu Sangha adalah ladang subur bagi kita untuk menanam benih kebajikan, maka kita memanfaatkan kesempatan emas tersebut dengan berdana kepada Bhikkhu Sangha.

“Pindapatta” berasal dari bahasa Pali, yang artinya menerima persembahan makanan, sedangkan yang disebut Patta/Patra adalah mangkok makanan yang digunakan oleh para Bhikkhu.

Tambah dr. Erdiyanto, bagaimana cara dan apa saja yang dapat kita berikan dalam upacara Pindapatta.? Diantaranta.

1. Persiapkanlah dana anda dengan sebaik-baiknya dan perasaan tulus dan ikhlas.

2. Dana yang diberikan berupa makanan, seperti : nasi, lauk-pauk, kue-kue (vegetaris/ ciak cai), buah-buahan, atau jenis makanan lainnya. Untuk kepraktisan bisa juga diberikan dalam bentuk dana uang (angpao), tetapi pada waktu memberikan anda harus membayangkan bahwa yang diberikan adalah makanan (dengan uang itu bisa dibeli makanan). Bahkan kalau ada umat yang tidak mampu berdana, memberikan sekantong air minum pun sudah dianggap dana yang baik.

3. Berdirilah dalam barisan yang rapi sesuai dengan petunjuk petugas/ panitia, jangan berebut tempat, berdesak-desakan, dan menimbulkan suara gaduh (ribut), selama pindapatta berlangsung suasana harus tenang dan hikmat.

4. Bila Bhikkhu/Bhikkhuni yang menerima dana berjalan tanpa alas kaki, maka umat yang berdana pun harus melepaskan alas kakinya.

5. Dana diberikan dengan sopan dan penuh hormat, dengan jalan memasukkan dana tersebut langsung kedalam patta/ patra yang dipegang oleh sang Bhikkhu/ Bhikkhuni.

6. Setelah dana diberikan, umat bersikap anjali (kedua telapak tangan dirangkapkan di depan dada) dengan penuh hormat dan perasaan bahagia.

7. Tetaplah berdiri pada tempat anda sampai pindapatta selesai. (romy)

Jumat, 14 Oktober 2011

Masjid Cheng Ho, Simbol Perdamaian Umat Beragama

SURABAYA, KOMPAS.com — Masjid Muhammad Cheng Ho (Masjid Cheng Ho) di Surabaya, Jawa Timur, dikenal sebagai masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Tionghoa. Masjid ini merupakan simbol perdamaian umat beragama di Jatim khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengungkapkan hal itu pada Halalbihalal dan Perayaan Ulang Tahun Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya, Kamis (13/10/2011) malam.

Menurut dia, pengaruh Masjid Cheng Ho bagi kedamaian umat beragama sangatlah besar karena menggabungkan budaya etnis China dan Islam. "Penggabungan dua budaya ini menggambarkan persatuan antara budaya Cina dan Islam," tuturnya.

Masjid tersebut tidak sekadar sebagai simbol perdamaian bagi umat Islam di Jatim, tetapi juga tempat ibadah bagi semua umat Islam, simbol kebersamaan, cinta kasih, dan tempat bertemunya semua aliran tanpa ada perbedaan suku, bahasa, dan lain-lain.

Masjid Cheng Ho adalah tempat ibadah bagi umat Islam di Jatim tanpa ada perbedaan, serta sebagai salah satu ikon perdamaian umat beragama, tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pembina Iman Tauhid Islam (PITI) Jatim Edwin Suryalaksana mengatakan , perkembangan Masjid Cheng Ho sampai dengan usia ke-9 tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik masyarakat maupun Pemprov Jatim dalam menjaga kenyamanan dalam beragama. Menjaga kenyamanan dalam beragama dan memajukan Masjid Cheng Ho merupakan tanggung jawab dari semua kalangan baik masyarakat dan pemerintah, tegasnya.

Masjid Cheng Ho dibangun diatas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi mampu menampung sekitar 200 jamaah. Masjid ini memiliki delapan sisi di bagian atas bangunan utama.

Semua ukuran dan bentuk bangunan memiliki makna yakni angka 11 untuk ukuran Kabah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan Wali Songo, dan angka 8 melambangkan Pat Kwa yang berarti keberuntungan atau kejayaan dalam bahasa Tionghoa.

Setiap hari, selain sebagai tempat ibadah, Masjid Cheng Ho juga sebagai tempat tujuan wisata religi para wisatawan mancanegara dan domestik. Wisa tawan mancanegara yang pernah mengunjungi antara lain dari Republik Rakyat Tiongkok, Malaysia, Singapura, Belanda, Kanada dan Amerika Serikat

http://regional.kompas.com/read/2011/10/14/16153161/

Selasa, 11 Oktober 2011

Agar Pompa Air Listrik Tetap Berputar

KOMPAS.com - Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, banyak cara yang dilakukan untuk mendapatkan air bersih agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Salah satu cara yang lazim adalah memakai mesin pompa air listrik. Di pasaran, jenis pompa air listrik dibagi berdasarkan dayanya, antara lain, pompa air stardar (100 watt), pompa air semijet (125 watt), dan pompa air jet pump (250-300 watt).
Untuk jenis yang ketiga, biasanya digunakan pada kedalaman lebih dari 20 meter. Saat hendak membelinya, sebaiknya sesuaikan dengan kebutuhan dan kocek Anda. Untuk itu, carilah produk yang sudah memiliki jaminan kualitas dan memberikan garansi.

Pastikan juga rumah Anda memadai untuk mendukung operasional pompa air. Selain itu, Anda pun perlu melakukan perawatan rutin agar kelak pompa bisa bertahan lama. Selain mempelajari buku manual dan spesifikasinya, berikut ini beberapa tips praktis perawatan pompa air listrik yang bisa Anda coba:

- Gunakan pipa paralon yang masuk ke dalam tanah dengan panjang sesuai daya isap pompa. Misalnya, daya isap maksimal 20 meter, gunakan pula pipa berukuran 20 meter (jangan yang berukuran lebih pendek). Hal ini akan mendukung daya dorong pompa dan otomatis membuat pompa lebih awet.

- Letakkan mesin pompa air listrik Anda di tempat teduh. Hal ini bertujuan agar tidak langsung terkena sinar matahari dan air hujan, serta mencegah korsleting dari sistem kelistrikannya.

- Untuk bagian lantai area mesin pompa sebaiknya diupayakan "steril" dari tetesan atau genangan air. Bila perlu, berikan semacam tutup pelindung (mudah ditutup dan dibuka) yang mengelilingi mesin pompa.

- Masih dalam urusan penempatan pompa air, sebaiknya Anda tidak meletakkan pompa di tempat rendah atau di bawah sumber isapan air. Pasalnya, hal ini bisa membuat pompa terendam air dan merusak mesin.

- Jangan gunakan pompa jika dalam kondisi kering atau tanpa air. Bila hal itu dilakukan bisa menyebabkan pompa rusak, terutama bagian motor penggerak.

- Hindari juga pengoperasian pompa pada suhu yang ekstrem, Misalnya, pada suhu di atas 40 derajat celsius dan di bawah 5 derajat celsius.

- Secara rutin, buatlah jadwal pembersihan mesin pompa dengan menggunakan oli atau gemuk (memakai sikat gigi bekas) pada gigi putar atau laher.

- Terakhir, setiap kali Anda selesai menggunakan (air sudah cukup di bak penampung), pastikan untuk mematikan pompa dan melepaskannya dari stop kontak untuk menghemat listrik. (AJG)

http://properti.kompas.com/index.php/read/2011/10/05/16440439/Agar.Pompa.Air.Listrik.Tetap.Berputar

Blog Entri Blog Oct 12, 2011 Tips Menghilangkan Zat Pengawet Pada Mie Instant

Mendengar kata mie instan yang terbayang dalam pikiran kita pastilah rasa nya yang gurih dan cara membuat nya yang mudah, terkadang jika kita malas untuk memasak atau mencari makanan pastilah mie instan yang menjadi pilihan kita,, namun di balik rasa mie instan yang lezat dan cara membuat nya yang mudah ternyata mie instan itu di buat dengan zat pengawet, yapp hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi para pecinta mie instan.
Semua jenis zat kimia yang masuk kedalam tubuh kita pastilah akan berdampak negatif, namun dampak nya tidak langsung kita rasakan saat ini, butuh waktu sekitar 10 tahun baru lah akan mulai terasa dampak buruk nya, mulai dari gangguan ginjal,pengerasan hati (sirosis) hingga penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan stroke.

banyak sebagian dari kita yang tidak memperhatikan ini, terkadang walaupun tau tapi kebanyakan itu acuh dan tidak menghiraukan nya,, dan dalam artikel ini saya ingin berbagi beberapa tips sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan zat pengawet yang terdapat pada mie instan.

cara ini saya pelajari dari salah seorang guru saya yang juga merupakan analis kesehatan indonesia, beliau mengajarkan kepada saya ketika memasak mie instan jenis apapun jangan hanya satu kali rebus namun air rebusan yang pertama harus kita buang dan ganti dengan air baru setelah air kedua mendidih kita masukkan kembali mie yang sudah kita rebus tadi,, logika nya ketika kita merebus mie pastilah air rebusan mie itu akan berubah warna mengikuti warna mie yang kita rebus dan sebenar nya itu adalah zat pengawet yang ada dalam mie,, dan mengapa kita harus merebus nya dua kali?? karena pada rebusan yang pertama walaupun semua zat pengawet itu luntur namun bercampur kembali dengan mie dan akhir nya menempel lagi, alangkah bagus nya kalo kita merebus dengan air yang baru dan air rebusan yang sudah bercampur dengan zat pengawet kita buang.

dengan cara seperti ini kita akan terhindar dari zat pengawet mie yang akan berdampak buruk pada tubuh kita.

http://isidunia.blogspot.com/2011/09/tips-menghilangkan-zat-pengawet-pada.html

Senin, 10 Oktober 2011

Awas, Di Yogyakarta Ada Peminta-minta Tentukan Harga!

JAKARTA, KOMPAS.com - Di luar pengemis sungguhan, banyak orang yang berpura-pura menjadi pengemis atau peminta-minta. Mereka beroperasi dengan berbagai cara, misalnya berpakaian compang-camping dengan suara mengiba, atau berpura-pura menderita cacat fisik. Di Yogyakarta ada modus baru peminta-minta, yaitu menentukan sendiri harga yang dimintanya. 
Demikian pengalaman Afandi Sido saat sedang berjalan kaki di Jalan Magelang dekat batas kota Yogyakarta-Sleman, Sabtu (8/10/2011) lalu sekitar pukul 18.30 WIB. Ia mengungkapkan peristiwa itu di Kompasiana, Senin (10/10/2011) hari ini. Menurut Afandi, modus baru peminta-minta ini diperkirakan sudah berlangsung dalam setahun terakhir ini.

Berdasarkan penuturannya, di dekat pertigaan lampu merah di jalan tersebut Afandi dihampiri seorang perempuan yang umurnya diperkirkan 30 tahun. Perempuan itu digambarkan tidak cacat fisik dan mengenakan pakaian normal dengan sebuah tas jinjing di tangannya.

Perempuan tersebut menurut Afandi kemudian meminta uang untuk ongkos ke Terminal Giwangan dengan alasan tidak punya uang dan kemalaman. Uniknya, perempuan itu menentukan besaran permintaannya, yakni Rp 8.000.

"Saya menolak memberi uang kepada perempuan itu karena nominal yang diminta terlalu tinggi dalam konteks 'minta begitu saja'. Apalagi, saat saya perhatikan dandanannya tak mirip orang yang lelah kesasar atau mencari tumpangan. Bedaknya masih tersapu tipis kelihatan rapi, apalagi dengan gincu yang masih lembab," tulis Afandi.

Afandi mengaku tidak begitu terkejut dengan modus ini, karena sebelumnya sudah sering memui orang-orang semacam perempuan tersebut. ia menduga, penjelasan latar belakang yang dikemukakannya hanyalah akal-akalan untuk meminta uang. Sebab sejatinya, peminta-minta mengumpulkan uang dari kebaikan hati orang lain. "Saya menolak dengan halus," katanya.

Apakah modus peminta-minta bersifat tunggal? Bagaimana mengidentifikasi modus-modus lainnya yang diterapkan peminta-minta? Afandi mengungkapkannya lengkap disertai rujukan atau tautan peristiwa serupa yang dialami jurnalis warga lain di berbagai tempat dan waktu yang berbeda. Dalam tulisannya, ia juga memberi petunjuk mengenai ciri-ciri khas para peminta-minta itu.

http://regional.kompas.com/read/2011/10/10/1929537/

Kamis, 06 Oktober 2011

Perusakan Habitat Harimau Sumatera Terus Berlangsung

JAMBI, KOMPAS.com — Perusakan hutan alam yang menjadi habitat harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae ) terus berlangsung. Perubahan fungsi hutan menjadi areal monokultur mempersempit ruang jelajah harimau sumatera (video), dan memaksa satwa ini bergerak memasuki permukiman terdekat dengan hutan.
Juru kampanye organisasi lingkungan Greenpeace, Rusmadia Maharudin, menyatakan hal itu kepada pers di Jambi, Jumat (7/10/2011). Greenpeace bersama aktivis Walhi dan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menelusuri habitat harimau sumatera dalam tur Mata Harimau di wilayah Riau dan Jambi.

Dalam penelusuran tersebut, tim menyaksikan pembukaan hutan alam secara masif untuk kepentingan industri tanaman. Di wilayah Rokan Hilir hingga Pelalawan, Riau, pengangkutan kayu bulat berdiameter lebih dari 50 sentimeter marak terjadi, khususya pada malam hari. Dalam kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Kabupaten Pelalawan, tim sebelumnya mendapati harimau sumatera terperangkap jerat dan akhirnya mati sepekan kemudian.

Di wilayah Jambi, tim menyaksikan pembukaan hutan alam bertutupan di atas 60 persen di Kabupaten Tebo.

Rusmadi menyayangkan tidak adanya upaya dari pemerintah untuk menyelamatkan hutan alam yang berada dalam konsesi HTI. Pemerintah hanya melakukan moratorium atas izin HTI baru.

Dari sekitar 80 juta hektar hutan alam yang tersisa di Indonesia, 30 persen di antaranya hampir tidak mungkin lagi bisa diselamatkan. "Kepentingan industri tanaman akan menghabisi hutan alam tersebut berikut dengan habitat satwa liar di dalamnya," ujar Rusmadi. Jika ini dibiarkan terus, lanjutnya, harimau sumatera akan kehilangan sumber makanan dan masuk ke wilayah permukiman. Konflik dengan manusia semakin tinggi dan menimbulkan korban di kedua belah pihak.

Greenpeace mencatat dua warga tewas dan dua lainnya luka-luka di Desa Jumbroh, Kabupaten Rokan Hilir, dalam konflik dengan harimau sumatera. " Harimau mulai masuk kampung setelah hutan alam di sekitar desa dibuka untuk HTI," ujarnya.

Aktivis KKI Warsi Diki Kurniawan menyesalkan pembukaan hutan alam didukung pemerintah daerah setempat. Pemegang konsesi tidak hanya mengambil kayu namun juga membuka tambang batubara di dalam kawasan hutan.

Juru bicara Sinar Mas Grup Kurniawan menyatakan, pemanfaatan kayu dari hutan alam untuk kepentingan industri belakangan ini menurun drastis. " Sekarang tinggal delapan persen penggunaan kayu dari hutan alam. Kami selebihnya mengambil dari hutan tanaman," ujar dia.

Kurniawan menilai, kalangan aktivis lingkungan berlebihan menganggap industri sebagai perusak hutan alam. Terkait pembukaan hutan alam, pihaknya hanya melakukannya untuk keperluan penanaman tanaman monokultur. " Bagaimana kami dapat menanam monokultur sesuai kebutuhan jika kawasannya masih penuh dengan tanaman jenis lain," tambahnya.

http://sains.kompas.com/read/2011/10/07/10205135/

Masuk Kampung Bagai Mau Masuk Istana Negara

Desa Pemayungan, Jambi bukan tempat tinggal kepala negara. Tapi bukan berarti orang-orang bisa seenaknya keluar masuk desa yang terjepit antara Taman Nasional Bukit Tiga Puluh jika tidak punya surat jalan dari PT Wira Karya Sakti (WKS). Awal Oktober 2011 Tim Kampanye Mata Harimau Sumatera Greenpeace harus berputar-putar arah hanya demi bertandang.
“Sekarang ini situasi sedang panas karena mereka sedang melakukan land clearing hutan-hutan alam. Jadi pengawasannya lumayan ketat untuk orang yang keluar masuk,” kata Arif Munandar, Direktur Walhi Jambi, kepada sejumlah media cetak maupun elektronik, Kamis siang di sekretariat Walhi kawasan Telanaipura Jambi (6/10). Land clearing berarti menebangi hutan alam untuk kemudian ditanami tanaman industri seperti kelapa sawit atau akasia.

Desa Pemayungan berbatasan dengan Kawasan Konservasi Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, yang menurut PKHS (Program Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera) menjadi rumah hutan Harimau Sumatera (Panthera Trigris Sumatrae) sedikitnya 30 ekor.

Satwa langka yang di seluruh hutan Andalas hanya tinggal 400 ekor saja. Tak hanya itu, secara adat Orang- orang Desa Pemayungan turun-temurun menghormati sosok Harimau Sumatera dengan menggelarinya “Datuk Mergo (Datuk Harimau)” layaknya seorang bangsawan terhormat.

Desa Pemayungan pun masuk jadwal kunjungan Tim Kampanye Mata Harimau Greenpeace di Jambi. Lima orang berpakaian loreng-loreng mengendarai motor bercorak sama bermaksud bertandang ke Desa Pemayungan. Kepala Desa Pemayungan Syahrudin juga sudah siap menyambut dengan tradisi silat dan iringan musik Melayu Tua.

“Kampanye ini disebut Mata Harimau, karena kami berpakaian bercorak harimau lalu pergi melihat apa yang terjadi dengan hutan sumatera dan memberitahukannya ke masyarakat,” kata Kepala Rombongan Kampanye Greenpeace Rusmadyah Maharrudin.

Tim Kampanye Mata Harimau Greenpeace semula berencana bertandang ke Pemayungan dari arah Kelayang, Riau. Lalu melalui Peranap, Rombongan Mata Harimau mengawali Oktober menelusuri daerah yang disebut area estafet perbatasan Riau-Jambi. Dari sanalah mereka berencana memintas jalan melewati daerah konsesi PT TMA menuju Desa Aur Cino untuk terus menuju ke Desa Pemayungan.

Tapi berucap tak semudah berlaku. Di depan jalan koridor daerah konsesi PT TMA, rombongan ditolak masuk. Saat kulonuwun ingin lewat, pihak keamanan PT TMA menolak mebuka portal jalan bagi Rombongan Mata Harimau.

“Kami hanya ingin numpang lewat dan kami bahkan bersedia dikawal hingga keluar jalur jalan PT TMA,” kata Rusmadyah.

Kepada pihak keamanan PT TMA, Rombongan lalu menunjukkan surat pemberitahuan Greenpeace ke Polisi Daerah Jambi sebelumnya tentang Kampanye Mata Harimau ini. Namun mereka tetap dibiarkan menunggu kurang lebih satu jam tanpa kepastian di depan portal. Akhirnya Rombongan Mata Harimau memilih berbalik memutar menuju Kota Kabupaten Rimbo Bujang untuk sampai ke Desa Pemayungan. Alih-alih memintas jalan melewati wilayah konsesi PT TMA, rombongan kini harus memutari wilayah konsesi. Ini berarti lama perjalanan yang tadinya hanya 4 jam berubah menjadi 11 jam berkendara motor.

Malam yang sudah melarut pun memaksa Rombongan Mata Harimau tak bisa langsung melintas Anak Sungai Batanghari menuju kampung. Alasannya sederhana: tak ada perahu besi lagi untuk menyeberangkan mereka. Jembatan juga tak ada. Harus tunggu esok lagi.

Upacara silat dan alunan musik Melayu penyambut rombongan di Desa Pemayungan akhirnya batal gara-gara jadwal molor tiga hari.

“Mohon maaf kalau kami tak bisa menyambut rombongan sebagaimana mestinya karena hal yang tak dapat kita hindari bersama. Tapi Masyarakat Desa Pemayungan tetap meminta agar hutan di sekitar kami ini bisa diselamatkan dari cengkeraman perusahaan raksasa, yang rencana land clearing-nya akan mulai 2012 ini,” kata Kepala Desa Syahrudin saat melepas pulang Rombongan Mata Harimau.

Veby Mega, Penulis yang mendukung kampanye Mata Harimau Sumatera Greenpeace
Bagus Himawan - Greenpeace Southeast Asia, Indonesia