Senin, 28 Februari 2011

Jambi Peringkat Enam Pecandu Narkoba

JAMBI,TRIBUNJAMBI.COM - Suasana berbeda tampak di markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0415 Batanghari, Senin (29/2) pagi. Sebanyak 335 anggota mengikuti kegiatan sosialisasi bahaya narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) yang diadakan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jambi.
Hadir sebagai pembicara dalam cara Sekertaris BNNP Jambi AKBP Yuslizar. Dalam sosialisasinya di hadapan ratusan anggota TNI, Yuslizar menjelaskan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. "Narkoba itu akan berguna apabila digunakan untuk kegiatan medis, tetapi tidak berguna apabila disalahgunakan," jelasnya.

Menurut Yuslizar, orang yang sudah kecanduan narkoba, kondisi kesehatan fisik dan psikisnya akan terganggu bahkan kalau sudah pada tingkat pecandu berat akan bisa berakibat fatal pada diri korban.

"Kalau sudah pada tataran pecandu berat maka akan berbahaya bagi keselamatannya, karena pecandu narkoba itu tidak bisa disembuhkan tetapi hanya mampu dipulihkan dan itu pun tidak bisa kembali 100 persen seperti sedia kala," terangnya

Yuslizar menceritakan, peredaran narkoba tidak hanya ada di kota-kota besar, tetapi sudah merata di hampir semua wilayah. "Sekarang ini 1,99 persen penduduk Indonesia adalah pecandu narkoba," ucapnya.

Pria kelahiran 4 Maret itu menjelaskan kalau Provinsi Jambi masuk sepuluh besar se- Indonesia. "Jambi menduduki rangking keenam pengguna narkoba berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2008 bekerjasama dengan BNN dan Lembaga Swadaya Masyarakat," ucapnya.

Sedangkan hasil survei tingkat kerawanan penggunaan narkoba yang dilakukan oleh BNN pada tahun yang sama, Provinsi Jambi berada di peringkat 16 untuk seluruh Indonesia. Di akhir acara pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, itu mengajak kepada seluruh anggota untuk dapat menjaga keluarganya dari bahaya narkoba.

http://jambi.tribunnews.com/2011/03/01/jambi-peringkat-enam-pecandu-narkoba

Fanny Ngaku Konsumsi Obat Penghilang Stres

JAMBI, TRIBUNJAMBI.COM - Fanny Ardiawan, terdakwa kasus penyalahgunaan sabu-sabu membantah telah mengonsumsi obat-obatan terlarang. Terdakwa yang merupakan anak Walikota Jambi Bambang Priyanto mengatakan, hal tersebut di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jambi yang terdiri dari Sulthoni, Nazar Effriandi dan Muhammad Yusuf.
Dalam sidang yang mengagendakan pemeriksaan terdakwa tersebut Fanny membantah telah melakukan pesta sabu-sabu dengan Arifin Kho, Achmad Mustafad dan Sonny Hendriarto, terkait hasil pemeriksaan urine dan juga sampel darah terdakwa yang positif mengandung metametamine. Fanny mengatakan sebelumnya ia memang mengonsumsi obat penghilang stres.

"Itu karena saya mengkonsumsi obat penghilang depresi," kata Fanny dalam sidang yang berlangsung kemarin.

Ia mengaku memakai sabu-sabu kepada penyidik karena bujuk rayu petugas agar pemeriksaan terhadap dirinya cepat selesai. "Lalu apa maksud perkataan saudara terdakwa yang mengatakan "dua hari" saat petugas yang melakukan penangkapan menanyakan kapan mengonsumsi sabu," kata Nazar Effriandi.

Fanny mengatakan, saat itu ia menjawab dengan spontan pertanyaan petugas tersebut. Ia membantah maksud kata dua hari tersebut ialah dua hari sebelumnya ia mengonsumsi sabu-sabu. "Sejak tahun 2005 saya sudah berhenti menggunakan sabu-sabu," kata Fanny.

Diakuinya selama dua tahun ia pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang tersebut, namun semenjak tahun 2005 ia berhenti mengonsumsinya. Fanny mengatakan, ia juga menjalani rawat jalan pada dr Bambang Eko seorang psikiater untuk menghentikan kebiasaan mengonsumsi sabu tersebut. "Obat-obatan yang saya konsumsi karena rekomendasi dokter," katanya.

Hakim mengatakan, undang-undang menyatakan penggunaan obat-obatan dalam jumlah banyak dan tanpa resep dokter adalah ilegal. Dalam sidang tersebut majelis hakim juga meminta keterangan dari saksi Sejati seorang polisi yang dihadirkan oleh penasihat hukum.

http://jambi.tribunnews.com/2011/03/01/fanny-ngaku-konsumsi-obat-penghilang-stres

Ditemukan Tempayan Kuburan Kuno

JAMBI, TRIBUNJAMBI.COM - Benda-benda peninggalan prasejarah ditemukan oleh Muhammad Busri (56) warga Desa Sungai Gelam, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, awal Januari lalu.

Satu buah tempayan yang digunakan sebagai kuburan kuno, terbuat dari tanah liat berwarna coklat dengan tekstur agak halus dan padat ditemukan Busri di belakang rumahnya saat mau menggali tanah untuk septictank.
Tempayan kuburan tersebut berbentuk badan bulat lonjong tanpa lingkar kaki, dengan bahu landai hingga batas leher, tinggi 37 cm dan berdiameter 33 cm. Bersamaan dengan tempayan kubur ditemukan juga 7 buah periuk, 2 buah kendi, 1 buah senjata berupa parang, dan 2 buah mata uang logam (koin).

Kepala Seksi Pelestarian Pemanfaatan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi Rusmeijani Setyorini didampingi stafnya Novie Hari Putranto kepada Tribun, Minggu kemarin mengakui adanya temuan benda cagar budaya berupa tempayan kuburan, periuk, kendi, senjata dan uang logam.

Setyorini menduga, benda-benda cagar budaya tersebut berasal dari masa tradisi prasejarah. "Masa tradisi prasejarah itu terus berlangsung hingga sekarang. Pelestarian awal kita lakukan peninjauan lokai penemuan seperti yang dilaporkan oleh M Busri kepada kita," ungkap Setyorini.

Menurut dia, temuan ada kemiripan dengan Situs Lebak Bandung Jambi, dan Situs Sentang Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.

Dikatakannya, temuan itu di belakang rumah Busri Jalan Bumi Perkemahan RT 02 Sungai Gelam, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. "Kita sudah minta Balai Arkeologi Palembang untuk meneliti benda-benda cagar budaya itu. Dan Jumat lalu, tim dari Arkeologi sudah turun ke lokasi," ujarnya.

http://jambi.tribunnews.com/2011/02/28/ditemukan-tempayan-kuburan-kuno

Tempayan dari Tradisi Prasejarah

JAMBI, TRIBUNJAMBI.COM - Retno Purwanti tim peneliti dari Balai Arkeologi Palembang yang dhubungi Tribun via telepon Minggu (27/2) mengatakan, dia dan beberapa petugas Balai Arkeologi Palembang sudah meninjau ke Sungai Gelam. "Dugaan sementara, tempayan kuburan itu berasal dari tradisi prasejarah. Tapi kita masih meneliti," katanya.
Retno memperkirakan khusus tempayan digunakan untuk kuburan sekunder. Maksudnya, jasad yang sudah terkubur digali lagi dengan ritual tertentu, dan diambil tulang belulangnya. Lalu, dimasukkan ke dalam tempayan, kemudian dikuburkan lagi.

Muhammad Busri mengakui pernah menemukan tempayan, periuk, kendi, uang logam kuno dan senjata. Namun, dia lupa tanggal dan hari penemuan tersebut. Hasil temuan itu sangat di luar dugaan, karena membuat heboh desanya. Selain itu para pemburu harta karun pun berbondong-bondong datang ke tempatnya.

Kata Busri, benda-benda yang menjadi incaran pemburu harta karun itu ia temukan di belakang rumahnya saat mau menggali tanah untuk membuat septictank.

"Waktu itu saya mau menggali tanah, tiba-tiba ada seperti genteng. Padahal rumah saya tidak beratap genteng kok bisa muncul. Lalu kami gali lagi, dan rupanya muncul lagi di sebelahnya," ujar Busri kepada Tribun.

Lantas temuan tadi dia laporkan ke Museum Negeri Jambi. Namun, oleh petugas museum disarankan ke BP3 Jambi. "Ya, tentulah saya laporkan ke pihak yang berwenang. Dan petugas BP3 pun langsung turun ke lapangan dan memotret temuan saya tersebut. Sekarang benda-benda cagar budaya itu masih tersimpan di rumah saya," katanya.

M Busri mengatakan jerih payahnya harus diganti dengan imbalan yang wajar. "Saya tidak mematok tarif, namun upaya penemuan ini, dengan kerja keras menggalinya, mesti diganti dengan imbalan yang wajar," ujar Busri.

http://jambi.tribunnews.com/2011/02/28/tempayan-dari-tradisi-prasejarah

LP Nusakambangan Otak Bisnis Sabu di Jawa

JAKARTA, KOMPAS - Badan Narkotika Nasional (BNN) membongkar jaringan sabu yang dikendalikan dari Penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Jaringan yang dipimpin "Jenderal Besar" Yoyo ini diduga mampu memasarkan 10 kilogram sabu senilai Rp 20 miliar, setiap harinya. Dia sudah menjalankan aksinya selama delapan tahun. Demikian diungkapkan, Direktur Narkotika Alami BNN, Brigadir Jenderal
Benny Joshua Mamoto, Senin (28/2/2011) siang.
Ia mengatakan, setelah beberapa pekan mengamati seluruh lingkungan penjara di Tanah Air terungkap, ada jaringan besar dari penjara Nusa Kambangan yang mengendalikan hampir seluruh perdagangan sabu di lingkungan penjara maupun pasar sabu di Pulau Jawa.

"Nama tersangka utamanya adalah Yoyo. 'Jenderal besar' ini dipenjara 22 tahun karena menjadi bandar Narkoba. Sementara ini baru kami ketahui, dia dibantu dua sipir penjara di Nusa Kambangan," papar Benny.

Kedua sipir kini masih diperiksa di BNN, sedang Yoyo masih dalam perjalanan menuju BNN. Benny menduga, ketiganya dibantu puluhan narapidana dan sejumlah sipir penjara di beberapa tempat.

Dengan bantuan mereka, Yoyo dan kawan-kawan memasarkan sabu ke tujuh penjara di lingkungan penjara Nusa Kambangan, ke hampir seluruh penjara di Tanah Air, dan pasar gelap sabu di Pulau Jawa. "Hasil penyelidikan sementara menghasilkan dugaan, jaringan ini sanggup memasarkan 10 kilogram sabu setiap harinya. Yoyo mengaku sudah delapan tahun menjalankan bisnis menggiurkan ini," tutur Benny.

Pada bagian lain Benny mengharapkan agar Presiden mempercepat proses hukuman mati kepada para terpidana Narkoba besar untuk mengejar target Indonesia bebas Narkoba.

"Memang Undang-Undang tentang Grasi sudah disahkan tahun 2010. Tetapi belum ditegaskan dalam Undang-Undang tersebut bahwa grasi tidak berlaku bagi terpidana Narkoba yang dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Itu yang kami inginkan," tandasnya.

http://regional.kompas.com/read/2011/02/28/1430558/

Jumat, 25 Februari 2011

Sebelum Mati, Harimau Langka Ini Dijerat

JAMBI, KOMPAS.com - Seorang warga Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, menemukan seekor harimau jantan mati di tengah kebun.

Dihubungi di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jumat (25/2/2011) Kapolres Tanjabtim, AKBP Budi Wasono mengatakan, penemuan harimau mati itu terjadi pada hari Kamis.
Menurut dia, warga Tanjabtim bernama Aral, warga Parit I, Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, berhasil menemukan bangkai harimau saat dirinya tengah berada di kebun karet miliknya.

"Saat itu, dia (Aral, red) mencium bau busuk. Setelah dicari ternyata ditemukan bangkai harimau yang telah membusuk dan dipenuhi ulat," ujarnya.

Berdasarkan temuan itu, Kapolres memperkirakan harimau itu sudah mati selama tiga hari atau lebih.

Menurut Kapolres, dugaan penyebab harimau mati akibat terkena sejenis perangkap yang sengaja dipasang warga untuk menjerat babi yang kerap merusak kebun milik petani.
Meski begitu, Kapolres mengaku akan melakukan penyelidikan lebih lanjut atas temuan tersebut.

Untuk mempercepat proses penyelidikan, Polres Tanjabtim berkoordinasi dengan pihak Konservasi dan Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi Jambi.

"Dalam waktu dekat, pihak KSDA Jambi berencana mengambil tulang belulang harimau tersebut," ujarnya.

Ketua LSM Fokmades Tanjabtim, Arie Supriyadi sangat menyayangkan tewasnya salah satu hewan yang dilindungi badan dunia tersebut.

"Ini bukan kejadian yang pertama kali di Jambi. Perlu ada penanganan dan perlindungan lebih ketat akan habitat hewan yang dilindungi," ujarnya.

Belum lama ini sejumlah warga di Kecamatan Rantau Rasau juga telah membunuh seekor harimau lantaran kesal karena satwa dilindungi itu kerap memakan hewan ternak mereka.

"Dari satu sisi kita harus melindungi hewan ini. Namun, di sisi lain kita juga harus memahami kondisi masyarakat yang juga merasa dirugikan. Untuk itu perlu ditemukan solusi yang tepat," katanya.

http://regional.kompas.com/read/2011/02/25/22321947/

Rabu, 23 Februari 2011

Lapas Jambi Bakar Ratusan HP Sitaan

JAMBI – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Jambi menyita sebanyak 155 telepon genggam atau HP milik tahanan maupun narapidana yang sebagian besar pemiliknya merupakan pelaku kejahatan narkoba. Maraknya peredaran alat komunikasi tersebut diduga mendorong marak masuknya narkoba dalam lapas.

Hasil temuan tersebut langsung dimusnahkan di lapangan tenis yang berada disamping lapas, Rabu siang (23/2) oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Provinsi Jambi Rinto Hakim dan Kepala Lapas Jambi Bowo Nariwono. Selain HP, sejumlah peralatan yang dilarang masuk ke dalam lapas, seperti alat pengisi batre HP, kompor, dan mesin pemanas air, ikut dimusnahkan dengan cara dibakar.

Barang-barang hasil temuan akhirnya dimusnahkan, pemusnahan tersebut dilakukan sebagai bentuk pembinaan serta antisipasi tidak kriminal di dalam Lapas Klas II Jambi.

Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Jambi, Rinto Hakim, mengatakan, penggeledahan dilakukan terkait adanya penyalahgunaan handphone oleh warga binaan di Lapas Jambi. Hal itu jelas-jelas tidak dibolehkan berdasarkan aturan yang ada.

Meski seluruh HP ditarik, pihaknya ke depan akan menyediakan fasilitas telepon umum agar para narapidana dapat tetap berkomunikasi dengan kerabatnya, dan tetap dalam pantauan petugas. (rom-yul)

http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://media-fotografers.blogspot.com/
http://multi-video.blogspot.com/
http://www.videoku.tv/Multimedia/
http://www.youtube.com/my_videos

Senin, 21 Februari 2011

Anak Wali Kota Beri Kesaksian Berbelit

JAMBI, KOMPAS.com — Fanny Setiawan, anak Wali Kota Jambi Bambang Priyanto, memberikan keterangan berbelit saat bersaksi untuk ketiga rekannya di PN Jambi, Senin (21/2/2011). Seperti diketahui, Fanny Setiawan tersandung kasus narkoba jenis sabu.
Terdakwa Fanny dihadirkan jaksa penuntut umum sebagai saksi untuk tiga terdakwa lain, yakni Arifien Kho, Sonny Sumarsono, dan Ahmad, yang tertangkap bersama-sama seusai memakai sabu di sebuah ruko pada 19 Agustus 2010.

Di hadapan majelis hakim yang diketuai Sulthoni, Fanny memberikan keterangan berbeda dari berita acara pemeriksaan (BAP) kepolisian.

Majelis hakim sempat minta kepada Fanny agar tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan di persidangan. Hal ini diminta setelah hampir semua keterangan berbeda dari keterangan di BAP kepolisian yang menangkap mereka.

"Saudara saksi sudah disumpah, jadi jangan memberikan keterangan yang berbelit-belit. Jika memang mengetahui dan melihat, katakan yang sejujurnya karena ini bisa meringankan terdakwa juga," kata salah satu majelis hakim saat persidangan.

Fanny di persidangan itu tidak mengetahui ketiga rekannya memakai sabu pada satu jam sebelum mereka ditangkap. Padahal, saksi pada awalnya mengakui kepada saksi kepolisian bahwa dua hari mereka sudah memakai sabu.

Namun, keterangan itu berubah lagi saat ditanya dan dipastikan oleh anggota hakim lain sehingga ketua majelis hakim sempat meminta agar Fanny memberikan keterangan yang sebenarnya dan jangan membela orang yang salah.

Majelis hakim juga sempat menyatakan, keterangan Fanny yang juga terdakwa dalam kasus ini akan menjadi catatan tersendiri bagi hakim. Ini karena data pasti berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa urine keempat terdakwa, yakni Fanny, Arifien Kho, Ahmad, dan Sonny, mengandung methamphetamine golongan satu.

Keterangan tersebut diungkapkan saksi ahli dari Rumah Sakit Polri Jambi, dr Rita Halim, di persidangan terdakwa sebelumnya. Hasil pemeriksaan urine terdakwa Fanny dilakukan beberapa saat setelah ia ditangkap pada 19 Agustus 2010.

Seusai mendengarkan keterangan saksi, majelis hakim juga mengadili perkara terdakwa Fanny dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dari kepolisian dan ketiga rekannya saat ditangkap seusai pesta narkoba.

Terdakwa Fanny yang sempat menjalani perawatan dan operasi tulang punggung akibat kecelakaan sebelum ditangkap polisi akhirnya mendapat keringanan menjadi tahanan kota oleh majelis hakim.

Majelis hakim menyatakan, status terdakwa Fanny mulai Senin (21/2/2011) menjadi tahanan kota dengan alasan adanya uang jaminan senilai Rp 20 juta.

http://regional.kompas.com/read/2011/02/21/21513932/

Minggu, 20 Februari 2011

Tuapekong, Keluar Setelah Dua Tahun

KOMPAS.com - Lima buah rumah kayu warna merah yang ramai dengan hiasan beraksara China diarak dengan cara dipanggul mengelilingi kawasan kota tua di Kota Padang, Sumatera Barat. Rumah-rumah kayu yang disebut kio itu bergerak maju mundur serta ke kanan dan ke kiri seperti mabuk, dengan pembuka jalan sepasang barongsai yang bergerak lincah .
Orang-orang dengan ikatan selendang kuning dan merah yang memanggulnya dibuat blingsatan. Sejumlah orang bahkan tampak harus beroleh perawatan di dalam ambulans yang mengiringi rombongan besar itu.

Kemacetan tak terhindarkan karena orang-orang berkerumun di pingir-pinggir jalan menyaksikan pawai akbar tersebut. Sejumlah pemanggul kio tampak saling bergantian di tengah gerakan-gerakan yang kacau tak beraturan.

Di sela-sela keruwetan itu, sejumlah orang tampak mengibas-ngibaskan dedaunan yang sebelumnya dicelup dalam seember kecil air. Percikan air itu membasahi para pemanggul kio yang beberapa di antaranya tampak kepayahan.

Hari itu Kamis (17/2/2011) pagi atau persis 15 hari setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Sebuah pentas yang disebut tuapekong, toapekong, atau tepekong digelar untuk merayakan Cap Go Meh yang jatuh persis pada hari itu.

Adalah Himpunan Tjinta Teman atau Hok Tek Tong (HTT) Padang yang menggelar atraksi tersebut. HTT adalah perkumpulan sosial yang bergiat dalam bidang pemakaman dan sudah berdiri sejak 148 tahun lalu.

Soal penamaan perayaan itu, HTT yang beranggotakan sekitar 10 ribu orang di Indonesia itu punya pendapat. Sebetulnya, namanya itu tuapekong, kata Ketua HTT Padang Ferryanto Gani.

Hari itu adalah yang pertama kalinya lima kio dengan berat antara 100 kilogram hingga 470 kilogram itu diarak lagi, setelah vakum pada 2009 dan 2010 lalu. Kio terbesar dibuat di Jepara dan masing-masing yang lebih kecil langsung diimpor dari China.

Namun, pusat atraksi pagi itu bukanlah lima kio tersebut. Lima kio itu hanya menjadi semacam rumah untuk enam buah patung berbentuk manusia yang didewakan dan disebut sebagai lotjo.

Menurut Ferryanto, karena kekurangan kio, sebuah kio terberat diisi dengan dua lotjo. Ferryanto mengatakan, lotjo itu adalah seorang r aja dan pengawalnya yang dipercaya telah menjadi dewa.

Sementara empat kio lainnya, diisi masing-masing sebuah lotjo yang menurut Ferryanto adalah adik-adik dari raja lotjo yang berasal dari daratan China. "Lotjo ini sebelumnya memang seorang raja. Ia lalu meninggal dan digantikan saudaranya yang kejam, rakyatnya lalu ingat dan ramai-ramai sembahyang di kuburannya. Setalah itu turunlah hujan, dan sejak itu ia didewakan," katanya.

Karena itulah, sebagian warga keturunan Tionghoa menganggap lotjo sebagai semacam panduan harapan. Ferryanto menyebutkan, dengan dilakukannya perayaan dan atraksi tersebut, diharapkan segala bencana bisa jauh.

"Kalaupun ada, jangan sampai membuat terkejut," kata Ferryanto.

Karena itulah, lotjo kemudian diperlakukan spesial. Untuk mengeluarkannya dari tempat penyimpanan di lantai empat gedung HTT Padang, memerlukan ritual khusus.
Demikian pula untuk mengembalikannya. Ada syarat dan lelaku khusus yang mesti dijalani.

Bahkan, kata Ferryanto, keputusan untuk dilakukannya arak-arakan atau tidak, akan sangat tergantung dari keinginan lotjo yang dipercayainya bisa diajak komunikasi.

Termasuk menentukan rute perjalanan hari itu yang jauhnya sekitar tiga kilometer.

Lotjo juga punya semacam penjamin kesejahteraan bagi dirinya yang bertugas mencari uang. Namanya Ang O Bin yang dalam pentas itu dipersonifikasikan menjadi dua orang berpakaian ala pendekar warna hitam bergaris merah dengan sebagian wajah dicat hitam dan sebelahnya lagi dicat merah.

"Kalau selendang merah dan kuning buat yang memanggul, itu artinya hanya sebagai tanda untuk kio tertentu yang harus dipanggul," ujar Ferryanto.

Khusus bagi para pemanggul, sekalipun terkesan berat, namun saking terbawa suasana trance maka beban berat itu rupanya tak lagi dirasakan. "Saya justru tidak merasakan adanya beban berat," kata Tan U Hua Kepala Seksi Kebudayaan HTT Padang yang ikut memanggul salah satu kio.

Menurut Tan, seluruh gerakan kio terjadi dengan sendirinya, dan tidak digerakkan oleh para pemanggul. "Untuk pantangan agar bisa memanggul kio juga tidak ada," ujarnya.

Bagi sejumlah penonton, atraksi dalam keramaian pawai itu tetap menarik perhatian sekalipun terkesan mistis. Upik Rahmawati, yang hari itu menonton di pinggir jalan bersama dua anaknya mengaku sudah biasa dengan atraksi tersebut.

Upik yang suaminya juga ikut menjadi salah seorang pemain dalam atraksi tersebut mengatakan, warga sekitar relatif juga sudah biasa dengan tontonan tersebut. Ia mengatakan, tidak juga merasa takut dengan atraksi yang terkesan mistis itu.

Hari beranjak siang, perayaan Cap Go Meh pun diteruskan. Gambang HTT Padang dengan dua gitaris akustik, seorang violis, seorang pemain ukulele , seorang pemain bas betot, dan seorang pemain kolintang melagukan sejumlah nomor Mandarin. Sayangnya tidak ada kecapi dan suling, kata seorang pengunjung yang kemudian larut dalam dendang.

http://oase.kompas.com/read/2011/02/20/18564099/

Sabtu, 19 Februari 2011

Pusat Studi Tionghoa Melacak Sejarah

SURABAYA, KOMPAS.com — Pusat Studi Kajian Indonesia Tionghoa "Center for Chinese Indonesian Studies/CCIS" Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya menemukan sekitar 116 komunitas Tionghoa di Surabaya karena ingin menyusun sejarah yang hilang selama ini.
"Kebudayaan Tionghoa begitu beragam mulai dari kuliner, bahasa, tata busana, arsitektur, dan teknologi. Untuk itu, kami perlu menyusun missing link yang selama ini seolah hilang," kata Sekretaris Center for Chinese Indonesian Studies (CCIS) Elisa Christiana saat ditemui dalam seminar "Chinese Indonesians in Modern Indonesia" sekaligus pengenalan CCIS di kampus setempat, Jumat.

Menurut dia, selama ini, keberagaman kebudayaan Tionghoa semakin memperkaya kebudayaan Indonesia. Contohnya, budaya makan Lontong Cap Gomeh saat Tahun Baru Imlek.

"Budaya tersebut hanya diterapkan oleh masyarakat Tionghoa yang tinggal di Indonesia, apalagi idenya adalah merayakan Tahun Baru China dengan makanan khas Indonesia," ujarnya.

Untuk mempertahankan dan melestarikan budaya tersebut, ia mengajak, masyarakat Surabaya dan sekitarnya menginventaris apa pun yang selama ini menjadi identitas Tionghoa.

"Kami optimistis upaya ini dapat membuktikan bahwa Tionghoa bukanlah kaum minoritas melainkan bagian dari Indonesia," katanya.

Sementara itu, salah satu pembicara di seminar tersebut, Priyanto Wibowo, mengungkapkan, sebenarnya dalam setiap torehan sejarah bangsa Indonesia banyak jejak peran orang Tionghoa di dalamnya. Selain itu, keberadaan etnis ini di Indonesia sudah dimulai berabad lamanya.

"Mereka sudah menetap di Indonesia sebelum masa kemerdekaan," kata pria yang juga menjabat Ketua Departemen Sejarah Universitas Indonesia.

Kondisi tersebut, tambah dia, merupakan bentuk ungkapan etnis Tionghoa agar diakui sebagai bagian dari Indonesia tanpa pembedaan apa pun. Apalagi, pasca-era Reformasi (1998) adalah awal kebangkitan masyarakat Tionghoa di Indonesia.
"Situasi itu tampak berbeda ketika masyarakat Tionghoa hidup pada masa orde yang penuh tekanan," katanya.

Salah satunya, kata dia, pada masa Orde Baru, masyarakat Tionghoa dipaksa untuk melebur dengan warga pribumi dengan mengubah nama menjadi nama pribumi. Di sisi lain, adanya pembatasan gerak dalam dunia politik, pegawai negeri, dan pendidikan.
"Akibatnya masyarakat Tionghoa hanya bisa menempati posisi sebagai pedagang," katanya.

Di lain pihak, lanjut dia, kalau dianalisis komunitas Tionghoa di Indonesia berbeda dari komunitas Tionghoa di belahan dunia mana pun. Apalagi, selama ini sudah mengakar dengan Indonesia sehingga banyak budaya yang muncul saat ini bercampur dengan budaya Indonesia.

http://oase.kompas.com/read/2011/02/20/00284016/

Manfaat Menangis bagi Kesehatan

Menangis ternyata ada manfaatnya loh? Kalau kelamaan menangis memang bisa bikin mata merah dan bengkak. Tapi menangis dan mengeluarkan air mata juga bisa jadi obat ajaib yang berguna buat kesehatan tubuh dan pikiran. Masa sehhh?
Ada beberapa alasan manusia untuk menangis:
1. Menangis karena kasih sayang dan kelembutan hati.
2. Menangis karena rasa takut.
3. Menangis karena cinta.
4. Menangis karena gembira.
5. Menangis karena menghadapi penderitaan.
6. Menangis karena terlalu sedih.
7. Menangis karena terasa hina dan lemah.
8. Menangis karena mengikut-ikut orang menangis.
9. Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
10. Menangis orang munafik alias pura-pura menangis.

Berikut 7 manfaat menangis untuk kesehatan yang bisa kamu dapatkan setelah menangis dan mengeluarkan air mata.

1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.

2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan “lisozom” yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-2 yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-2 yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.

3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.
Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.

5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres ? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu “endorphin leucine-enkaphalin” dan “prolactin.”
Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-2 yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-2′nya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.

7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun kamu didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.
Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena kamu bisa menangis meledak-ledak.

Nah,, dengan mengetahui 7 manfaat menangis untuk kesehatan, jadi kalo kamu pengen nangis, menangislah, karena nangis itu menyehatkan. Luapkan semua perasaan sedih atau marah kamu dengan menangis. Hokeehh..!! Selamat menangis ria sob..

http://id.mg60.mail.yahoo.com/dc/launch?.gx=1&.rand=6fl4l41jto8do&retry=1

Kamis, 17 Februari 2011

Cap Go Me Di Jambi, Dimeriahkan Atraksi Siksa Diri, Barongsai dan Liong

JAMBI – Tentu banyak warga yang pernah menyaksikan atraksi barongsai yang kian marak di setiap daerah, kesenian tersebut berasal dari negeri China yang kemudian dibawa ke berbagai pelosok dunia oleh para imigran Tionghoa, termasuk juga masuk ke Tanah Air Indonesia pada masa yang lampau.
Pertunjukan Barongsai biasanya dilakukan pada akhir penutupan tahun baru Imlek, yaitu tanggal 15 bulan I (Jia Gwee Cap Go), menurut penanggalan Tionghoa yang dikenal dengan sebutan malam Cap Go Me.

Karnafal Cap Go Me kali ini ditampilkan berbagai pertunjukan kesenian dan salah satunya kesenian Barongsai dan Liong. Selain pertunjukan kesenian Barongsai dan Liong, juga karnafal pasukan bendera kebesaran sin beng serta arak-arakan kim sin (patung dewa) dan juga disemarakan dengan pesta kembang api untuk menambah meriah suasana Cap Go Me.

Karnaval Cap Go Me dalam perayaan ini, mengarak sejumlah patung dewa dewi diantaranya Kim Sin “Hok Hie Te Sien, Go Hu Tua Lang Kong” dari klenteng Makin Sai Che Tien, terus Kim Sin “Che Liong Kong” dari Makin Leng Chun Keng, Kim Sin “Tai Sang Lau Chin, Go Lui, Mau San Co Se” dari rumah ibadah Lam Tien Tong serta Kim Sin “Cheng Cui Co Se, Kwan Seng Tai Te, Hien Tien Siong Te” dari Klenteng Hok Kheng Tong.

Penampilkan pawai barongsay dan liong dari sejumlah klenteng, arak-arakan tandu dewa dan atraksi siksa diri dengan berbagai senjata tajam di malam Cap Go Me yang diselenggarakan pada hari ke-15 perayaan imlek itu akan mengitari kawasan Koni di Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, menuju ke Klenteng Ceng Hong Lau di Kelurahan Budiman, Kecamatan Jambi Timur, yang jaraknya sekitar lima kilo.

Atraksi Barongsai di tengah suasana Cap Go Meh sangat meriah dibandingkan saat suasana lain. Atraksi Barongsai berikut Liong mengeliling desa biasanya diiringi dengan keahlian para pemain. Di hampir setiap pintu rumah, Barongsai datang memberi hormat dan tuan rumah menyambutnya. umumnya tuan rumah sering memberi ang pau (amplop merah berisi uang).

Acara Cap Go Me, juga di hadiri wakil Gubernur Jambi, Danrem 042/ Gapu, Kapolda Jambi, Walikota Jambi beserta undangan lainnya, namun sangat disayangkan bahwa salah satu pejabat kompeten di Jambi yakni Kanwil Departemen Agama Provinsi Jambi yang tidak diundang oleh panitia pelaksana.

Rabu, 16 Februari 2011

Sembahyang Goan Siao Cui

JAMBI – Banyak kalangan yang hanya mengetahui Malam Perayaan Cap Go Me, namun tidak tahu apa makna yang tergandung didalam perayaan Cap Go Me tersebut, istilah Cap Go Me nampaknya lebih akrab dan melekat sebagai sebutan di kalangan masyarakat Tionghoa di Indonesia.
Sedangkan asal dari China lebih dikenal dengan nama sebutan Goan Siao atau Goan Me artinya bulan purnama pertama pada tanggal 15 Imlek, Cap Go yang artinya 15 dan Me adalah malam.

Hari raya Cap Go Me merupakan rangkaian upacara sembahyang terakhir di tahun baru Imlek, pada hari itu keluarga yang merayakan imlek kembali menggelar sesaji di altar abu leluhur, maupun di klenteng. Sesaji untuk acara Cap Go Me lebih sederhana bila dibandingkan diwaktu tahun baru Imlek maupun Ceng Beng dan Cioko.

Di Klenteng Hok Kheng Tong Jambi, siang tadi (17/2), adakah sembahyang bersama menyambut datangnya Cap Go Me yang dipimpin oleh Lim Tek Chong Tau She dari Tiongkok.

Acara sembahyang Cap Go Me dilakukan saat siang, sore atau malam hari disetiap klenteng-klenteng, Cap Go Me di negeri Tirai Bambu, paling meriah saat menjelang malam tiba, lampion (lentera) kertas aneka bentuk dan warna yang didominasi warna merah dengan diterangi dian penuh sentuhan artistik makin berbinar dengan sinar keperakan sang rembulan bulat yang menyembul saat itu, sehingga memberi nuansa akan satu selebrasi yang hadir setahun sekali.

Bagaimana perayaan Cap Go Me di Jambi? pesta goan siao di Jambi selain pawai Lampion atau Tanglung, atraksi barongsai, liong dan arak-arakan Kim Sin Sin beng (patung dewa) keliling kampung-kampung, namun sebelum acara tersebut dilaksanakan, segari sebelumnya diadakan sembahyang Goan Siao (rom-yul)

Serba Serbi Cap Go Me

Cap Go Me adalah "perayaan malam hari di bulan pertama" - Yuan Xiao Jie, tetapi di Indonesia lebih dikenal dgn nama Capgome (Capgo = 15) sebab ini dirayakan pada tanggal 15 bulan pertama dari kalender Imlek. Semasa dinasti Han, pada malam capgome tersebut, raja sendiri khusus keluar istana untuk turut merayakan bersama dgn rakyatnya. Capgome mulai dirayakan di Indonesia sejak pertengahan abad ke 17, ketika terjadi migrasi besar dari China Selatan.
Di barat Capgome dinilai sebagai pesta karnevalnya etnis Tionghoa, karena adanya pawai yang pada umumnya dimulai dari Klenteng. Nama Klenteng sekarang ini sudah dirubah orang menjadi Vihara yang sebenarnya merupakan sebutan bagi rumah ibadah agama Buddha.

Hal ini terjadi sejak pemerintah tidak mengakui keberadaannya agama Konghucu sebagai agama. Sedangkan sebutan nama Klenteng itu sendiri, bukannya berasal dari bahasa China, melainkan berasal dari bahasa Jawa, yang diambil dari perkataan "kelintingan" - lonceng kecil, karena bunyi-bunyiaan inilah yang sering keluar dari Klenteng, sehingga mereka menamakannya Klenteng. Orang Tionghoa sendiri menamakan Klenteng itu, sebagai Bio baca Miao

Capgome juga dikenal sebagai acara pawai menggotong joli Toapekong untuk diarak keluar dari Klenteng. Toapekong (Hakka=Taipakkung, Mandarin=Dabogong) berarti secara harfiah eyang buyut untuk makna kiasan bagi Dewa yang pada umumnya merupakan seorang kakek yg udah tua.

Capgome tanpa adanya barongsai dan liong (naga) rasanya tidaklah komplit. Tarian barongsay atau tarian singa yg juga dikenal dengan nama Shiwu. Sedangkan nama "barongsai" adalah gabungan dari kata Barong dlm bahasa Jawa dan Sai = Singa dalam bahasa dialek Hokkian. Singa menurut orang Tionghoa ini melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan.

Ada dua macam jenis macam tarian barongsay yg satu lebih dikenal sebagai Singa Utara yang penampilannya lebih natural sebab tanpa tanduk, sedangkan Singa Selatan memiliki tanduk dan sisik jadi mirip dengan binatang Qilin.

Seperti layaknya binatang-binatang lainnya juga, maka barongsai juga harus diberi makan berupa Angpau yg ditempeli dengan sayuran selada air yang lazim disebut "Lay See". Untuk melakukan tarian makan laysee ini para pemain harus mampuan melakukan loncatan tinggi, sehingga ketika dahulu para pemain barongsai, hanya dimainkan oleh orang2 yg memiliki kemampuan silat - "Hokkian = kun tao" yang berasal dari bahasa Mandarin Quan Dao (Quan = tinju, Dao = jalan), tetapi sekarang lebih dikenal dgn kata Wu Shu, padahal artinya Wu Shu sendiri itu adalah seni menghentikan kekerasan.

Didepan barongsai selalu terdapat seorang penari lainnya yg menggunakan topeng sambil membawa kipas. Tokoh ini disebut "Sang badut" yg tugasnya sebagai pemandu untuk menggiring Barongsai ketempat yg ada angpauwnya.

Dahulu tarian barongsai adalah upacara ritual keagamaan untuk penolak bala, tetapi sekarang ada aliran modern yang tidak mengkaitkan dgn upacara keagamaan sama sekali, mereka menilai barongsai hanya sekedar asesories untuk nari atau media entertainment saja, seperti juga halnya dengan payung untuk tari payung, atau topeng dalam tarian topeng.

Barongsai sebenarnya sudah populer sejak zaman periode tiga kerajaan (Wu, Wei & Shu Han) tahun 220 - 280 Masehi. Pada saat itu ketika raja Song Wen sedang kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Panglimanya yg bernama Zhing Que mempunyai ide yang jenius dengan membuat boneka-bonek singa tiruan untuk mengusir pasukan raja Fan. Ternyata usahanya itu berhasil sehingga sejak saat ini mulailah melegenda tarian barongsai tersebut hingga kini.

Tarian naga (liong) disebut "Lungwu" dalam bahasa Mandarin. Binatang mitologi ini selalu digambarkan memiliki kepala singa, bertaring serigala dan bertanduk menjangan.

Naga di China dianggap sebagai dewa pelindung, yg bisa memberikan rejeki, kekuatan, kesuburan dan juga air. Air di China merupakan lambang rejeki, karena kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, maka dari itu mereka sangat menggantungkan hidupnya dari air. Semua kaisar di Cina menggunakan lambang naga, maka dari itu mereka duduk di singgasana naga, tempat tidur naga, dan memakai pakaian kemahkotaan naga. Orang China akan merasa bahagia apabila mendapatkan seorang putera yang lahir di tahun naga.

Kita bisa melihat apakah ini naga lambang dari seorang kaisar ataukah bukan dari jumlah jari di cakarnya. Hanya kaisar yg boleh menggunakan gambar naga dengan lima jari di cakarnya, sedangkan untuk para pejabat lainnya hanya 4 jari. Bagi rakyat biasa yang menggunakan lambang naga cakarnya hanya boleh memiliki 3 jari saja. Naga itu memiliki tiga macam warna, hijau, biru dan merah, dari warna naga tersebut kita bisa melihat kesaktiannya, merah adalah yang paling sakti.

Pada umumnya untuk tarian naga ini dibuatkan naga yg panjangnya sekitar 35 m dan dibagi dalam 9 bagian, tetapi untuk menyambut tahun baru millennium di China pernah dibuat naga yang panjangnya 3.500 meter dan dimainkannya di atas Tembok Besar China.

Terutama di Jakarta dan sekitarnya rasanya kurang komplit apabila arak-arakan Capgome ini tanpa di iringi oleh para pemain musik "Tanjidor" yg menggunakan instrument musik trompet, tambur dan bajidor (Bedug). Orkes ini sudah dikenal sejak abad ke 18. Konon Valckenier gubenur Belanda pada saat itu sudah memiliki rombongan orkes tanjidor yg terdiri dari 15 orang pemain musik. Tanjidor biasanya hanya dimainkan oleh para budak2, oleh sebab itulah musik Tanjidor ini juga sering disebut sebagai "Sklaven Orkest"

Sumber: Budaya Tionghoa http://www.confucian.me/profiles/blogs/serba-serbi-cap-go-meh

Gaji Kurang, 2 Polisi Bali Rampok 3 SPBU

DENPASAR, KOMPAS.com - Dua anggota Brigade Mobil yang pernah merampok tiga SPBU di Bali berdalih gajinya kurang. Menyandang pangkat brigadir polisi satu, mereka diketahui bergaji Rp 3,5 juta per bulan, namun merasa tak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup.
"Semuanya faktor ekonomi. Salah satu dari mereka orangnya bersahaja, dia memang menjadi tulang punggung keluarga hingga menghidupi keponakannya, sehingga gajinya tidak cukup,” ujar Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Suryanbodo Asmoro, saat keterangan pers di Mapolda Bali, Rabu (16/02/2011) siang.

Sutia Aji (31) dan Eno Suyatno alias Enok (31) ditangkap jajaran Reskrim Polresta Denpasar, Minggu (13/02/2011). Kedua oknum yang berdinas di Brimob Polda Bali ini ditangkap setelah pengembangan dari komplotan mereka yang ditangkap sebelumnya.

Selain dijerat Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman sembilan tahun, keduanya juga harus menjalani sidang disiplin dan kode etik Polri dengan ancaman pemecatan.

“Kemungkinan besar dipecat,” tegas Suryanbodo. Kini keduanya masih menjalani pemeriksaan intensif tim penyidik Reskrim Polresta, Denpasar sambil menunggu proses hukum selanjutnya.

http://regional.kompas.com/read/2011/02/16/23210671/

Kalangan UKM Jambi Khawatirkan Konversi

JAMBI, Kompas.com - Hingga dimulainya konversi minyak tanah ke gas, Jumat (4/2/11), belum ada kepastian mengenai keberlanjutan pasokan minyak tanah bagi kalangan usaha kecil dan menengah di Jambi. Padahal, Pertamina sudah akan menghentikan suplai minyak tanah paling lambat awal Maret mendatang.
Perajin kayu ukir di Desa Pulau Betung, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Jambi, Sulaiman merasa khawatir akan rencana konversi minyak tanah ke gas. "Kalau sudah konversi, apakah minyak tanah bakal hilang dari peredaran. Apa solusi bagi kami yang selama ini memanfaatkan minyak tanah untuk kegiatan produksi," tanyanya.

Kekhawatiran Sulaiman sangat beralasan. Selama ini ia memanfaatkan minimal 40 liter minyak tanah untuk proses produksi kayu ukir di bengkelnya. Bahan bakar ini dibutuhkan untuk memanaskan permukaan kayu sebelum dilakukan pengamplasan. Dalam keadaan panas, permukaan kayu menjadi lebih mudah halus.

"Kalau distribusi minyak tanah dihentikan, kami tidak tahu lagi harus bagaimana. Pemanasan kayu tidak mungkin menggunakan gas, karena belum ada ada alatnya," ujar Sulaiman.

Perajin batik di Kelurahan Olak Kemang, Danau Teluk, Kota Jambi, Edy Sunarto mengatakan, ada dua pilihan bagi perajin jika minyak tanah tak lagi beredar: kembali menggunakan arang atau memanfaatkan canting elektrik. Bagi perajin batik, penggunaan kedua alat ini kurang efektif. Butuh waktu lebih lama untuk menyalakan arang.

Sedangkan pada penggunaan canting elektrik, perajin harus menggunakan lilin yang berukuran kecil. Penggunaan canting elektrik saat ini belum umum digunakan perajin batik di Jambi.

Dalam kegiatan distribusi perdana paket subsidi gas elpiji di Desa Sungai Tenam, Kecamatan Muara Bulian, Jambi, Jumat (4/2), Manajer Elpiji dan Produk Gas PT Pertamina Region II Sumbagsel, Chairul Adin mengatakan, distribusi paket akan selesai pada akhir Februari. Tahap awal, sebanyak 478.000 keluarga di Jambi yang akan memperoleh bantuan paket tabung dan gas. Pihaknya juga masih akan menyalurkan tambahan paket bagi warga yang baru terdata belakangan.

Menurut Chairul, bersamaan dengan selesainya penyaluran paket elpiji, pasokan minyak tanah bersubsidi akan dihentikan. Seluruh agen minyak tanah di Jambi secara otomatis menjadi agen penyalur elpiji. Pada Maret nanti, seluruh agen tidak lagi menyalurkan minyak tanah subsidi, tetapi gas, ujar Chairul, di sela pendistribusian perdana.

Pihaknya berupaya untuk tetap memenuhi kebutuhan bagi kalangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang memanfaatkan minyak tanah untuk kegiatan produksinya, namun dengan volume terbatas dan dengan harga ekonomi sekitar Rp 8.000 per liter.

Hanya saja, mengenai volume minyak tanah yang akan dipasok, pihaknya menunggu masuknya surat pengajuan dari pemerintah daerah masing-masing. Sejauh ini belum ada permintaan dari pemda mengenai jumlah minyak tanah yang dibutuhkan kalangan UKM, tuturnya.

Kebutuhan akan minyak tanah sebagai bahan bakar dianggap vital bagi kalangan usaha kecil dan menengah di Jambi. Di wilayah Kota Jambi saja, ada sekitar 300 UKM yang masih bergantung pada minyak tanah untuk kegiatan produksinya. UKM batik misalnya membutuhkan minyak tanah untuk proses pelilinan pada kain. Sedangkan pelaku usaha ketek (perahu mesin) membutuhkan minyak tanah dicampur solar sebagai bahan bakar sehari-hari. Sejauh ini, para pelaku usaha belum memperoleh alternatif pemanfaatan bahan bakar atas dilaksanakannya konversi minyak tanah ke gas.

http://regional.kompas.com/read/2011/02/15/16392590/

Selasa, 15 Februari 2011

3 Klenteng Adakan Karvanal Dewa, Menyambut Malam Cap Go Me


JAMBI – Menjelang Malam Cap Go Me (Jia Gwee Cap Go) yang jatuh pada hari Kamis, 17 Februari 2011 mendatang.
Tiga klenteng di Kota Jambi akan adakan parade para Sin Beng (baa kim sin/ patung dewa red), untuk memeriahkan acara malam Cap Go Me, MAKIN (Majelis Agama Khonghucu Indonesia) Leng Chun Keng, MAKIN Sai Che Tien telah mempersiapkan diri, seperti mempersiapkan umbul-umbul, lampion, tandu sin beng (kio).

Menurut penuturan Ketua MAKIN Sai Che Tien, Darmadi Tekun, untuk acara malam perayaan Cap Go Me seperti biasa gabungan dari tiga klenteng, yaitu MAKIN Sai Che Tien, MAKIN Leng Chun Keng dan Klenteng Hok Kheng Tong. masing-masing klenteng menurunkan sin beng utamanya. MAKIN Sai Che Tien akan turunkan Hok Hie Tee Sien (Sin Kong) dan dua sin beng pendamping, “Kita turunkan Kin Sin Hok Hie Tee Sien dan dua kin sin pendaping,” katanya.

Tambah Darmadi Tekun, selain itu juga kita sedang pasang penerangan dibeberapa sudut klenteng maupun jalan-jalan. Demikian juga disampaikan oleh pengurus MAKIN Leng Chun Keng, Lim Yong Siang.

Rencana kalvanal diawali dari MAKIN Leng Chun Keng, setelah tandu kin sim dirasuki roh sin beng kira-kira pukul 17.30 WIB, maka rombongan akan meluncur ke MAKIN Sai Che Tien, selanjutnya dua MAKIN menuju ke Klenteng Hok Keng Tong, lalu kanaval keliling dimulai dari Hok Kheng Tong.

Arak-arak Cap Go Me belangung di sepanjang Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, menuju ke Klenteng Ceng Hong Lau di Kelurahan Budiman, Kecamatan Jambi Timur, yang jaraknya sekitar lima kilo.

Atraksi karnaval Cap Go Me tahun ini, mengarak sejumlah kin sin, diantaranya kim sin dari klenteng Makin Sai Che Tien, terus kim sin dari Makin Leng Chun Keng, kim sin dari rumah ibadah Lam Tien Tong serta kim sin dari Klenteng Khonghucu Hok Kheng Tong.

Senin, 14 Februari 2011

Tingkatkan Layanan kepada Warga Tionghoa

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar Kementerian Agama dan pemerintah daerah meningkatkan pelayanan kepada warga Tionghoa di Indonesia. Kepada Menteri Agama Suryadharma Alie dan para gubernur, Presiden meminta agar mereka menuntaskan permasalah yang tersisa terkait perlindungan dan pelayanan kepada umat Khonghucu dalam tahun ini dan tahun mendatang.
"Sejumlah masalah teknis dan administrasi di beberapa daerah, saya minta dapat benar-benar dituntaskan," kata Presiden dalam sambutan pada Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2562 yang digelar Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) di Balai Samudra, Jakarta, Senin (14/2/2011).

Pada kesempatan tersebut, Presiden kembali menegaskan agar rakyat Indonesia selalu menjauhkan tindak kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan antarkomunitas dan antarumat beragama. Presiden meminta rakyat Indonesia selalu menjaga toleransi dan kerukunan.

"Kalau ada masalah akidah agama, mari kita carikan solusi yang tepat dengan mendengarkan pandangan dari para pemuka agama. Mari kita cegah dan jauhi tindakan kekerasan dalam mengatasi permasalahan itu. Sebab kalau kita mudah terjebak dalam praktik tindak kekerasan dan main hakim sendiri, maka sesungguhnya kita merusak nilai, norma dan kaidah negara hukum yang menjunjung tinggi multikulturalisme," tutur Presiden.

Pada perayaan tersebut, Presiden didampingi Wakil Presiden Boediono, Menteri Agama Suryadharma Alie, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pendidikan M Nuh, Menteri Peranan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Agum Gumelar, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo.

http://nasional.kompas.com/read/2011/02/14/21104788/

Ibu Negara Tak Hadiri Perayaan Imlek

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, Ibu Negara Ani Yudhoyono tak mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2562 yang digelar Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) di Balai Samudra, Jakarta, Senin (14/2/2011).
Ketika menyampaikan sambutan, Presiden mengatakan Ibu Negara tengah sakit. "Ibu Negara yang selama ini selalu mendampingi saya menghadiri Perayaan Imlek Nasional sakit setelah kemarin mendampingi saya ke Nusa Tenggara Timur selama empat hari tiga malam. Namun, Ibu Ani menyampaikan ucapan selamat kepada saudara yang merayakan Imlek. Semoga perayaan Imlek tahun ini membawa kebaikan bagi yang merayakan," kata Yudhoyono.

Presiden didampingi Wakil Presiden Boediono. Ny Herawati Boediono juga tak hadir dalam perayaan tersebut. Selain Boediono, hadir juga Presiden Menteri Agama Suryadharma Alie, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pendidikan M Nuh, Menteri Peranan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Agum Gumelar, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo.

Pada kesempatan tersebut, Presiden mewakili pemerintah, kembali mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek kepada umat Khonghucu dan warga Tionghoa di Indonesia.

http://nasional.kompas.com/read/2011/02/14/20442244/

Minggu, 13 Februari 2011

Jasad Korban Pesawat Casa Dimakamkan

JAMBI - Jasad Suroto, satu dari lima korban yang tewas dalam kecelakaan pesawat Casa 212 di hutan Kampung Kampe, Desa Malang Rapat, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu siang dimakamkan pihak keluarga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bumi Ayu, Kebon IX Jambi.
Suasana duka tampak jelas di rumah keluarga Suroto di kawasan Rt 06, desa Kebon IX, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.

Kepergian Suroto untuk selamanya tentu membuat pihak keluarga, terutama sang istri merasa terpukul, sejak jasad suaminya tiba di Jambi dan dimakamkan, Umi Kalsum istri Suroto hanya menangis sambil memeluk baju seragam milik suami tercintanya.

Ratusan kerabat dan handai taulan membanjiri rumah duka untuk menghantarkan jasad korban ke tempat peristirahatan terakhir, isak tangis mewarnai prosesi pemakaman korban hingga ke tempat peristirahatan terkahir.

Selain kerabat dekat, juga tampak hadir teman korban dari perusahaan PT Sabang Merauke Air Charter (SMAC) and meruck enterprice.

Menurut rekan sekantornya, almarhum sudah lama bekerja sebagai teknisi dan termasuk teknisi senior, namun ia enggan berkomentar tentang mengapa pesawat bisa jatuh dan berharap KNKT segera dapat mengetahui jawabannya. (nug)
Tradisi Kita Laki-laki Berdiri di Kiri dan Wanita di Kanan Di Tiongkok "laki-laki berdiri di kiri dan wanita di kanan" seolah-olah sudah menjadi kebiasaan masyarakat Tiongkok, dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang. Kalau ke WC, lelaki masuk pintu kiri, dan wanita masuk pintu kanan. Kalau mengenakan cincin, laki-laki di tangan kiri, dan wanita di tangan kanan. Selain itu, apabila sepasang suami istri mengambil foto, atau menghadiri upacara tertentu, biasanya suami di sebelah kiri dan istri di sebelah kanan. Kalau terbalik, bisa ditertawai karena dianggap melanggar adat istiadat "laki-laki di kiri dan wanita di kanan".
Bagaimana terjadinya adat istiadat itu? Konon ketika leluhur bangsa Tionghoa Pangu meninggal dunia, organ-organ badannya menjelma menjadi matahari, bulan, bintang, gunung, sungai serta jiwa di bumi. Mata kiri Pangu menjadi dewa mata hari, mata kanannya menjadi dewi bulan. Adat istiadat "laki-laki di kiri, dan wanita di kanan" berasal dari cerita itu. Kedua dewa yang masing-masing mewakili matahari dan bulan itu siapa? Dewa matahari namanya Fuxi, dewi bulan namanya Nuwa, keduanya adalah dewa dalam dongeng rakyat Tiongkok.

Selain itu, adat istiadat "laki-laki di kiri, wanita di kanan" berhubungan erat dengan pandangan filsafat rakyat di zaman kuno. Para ahli filsafat kuno Tiongkok berpendapat, di dunia terdapat dua energi. Satu disebut Yang, dan yang satu lagi disebut Yin. Semua hal ikhwal di dunia alam ini bisa diuraikan menjadi Yin dan Yang. Misalnya besar dan kecil, panjang dan pendek, atas dan bawah, kiri dan kanan. Yang besar, panjang, atas dan kiri adalah Yang, sedangkah hal-hal yang kecil, pendek, bawah dan kanan adalah Yin.

Laki-laki yang dianggap kuat digolongkan sebagai Yang. Ia berdiri di sebelah kiri wanita yang dianggap lemah dan termasuk Yin di kanannya. Ini juga merupakan salah satu asal usul adat istiadat "laki-laki di kiri, wanita di kanan".

Dalam masyarakat feodal Tiongkok, semua hal ikhwal terbagi ke dalam hormat dan hina serta tinggi dan rendah, tak kecuali arah Timur, Barat, Selatan dan Utara, serta depan, belakang, kiri dan kanan.

Pada zaman kuno Tiongkok, kaisar adalah yang paling tinggi. Ia duduk menghadap ke Selatan dan membelakangi Utara. Di sebelah kirinya adalah Timur. Maka sementara kita menghormati arah Timur, posisi kiri juga ikut menjadi anggun. Kamar merupakan bagian paling penting dalam perumahan rakyat.

Di Siheyuan, yaitu perumahan dengan pekarangan segi empat di tengahnya yang merupakan perumahan tradisional di Beijing semuanya berlantai satu, tidak ada bangunan bertingkat. Rumah paling penting dalam Siheyuan adalah Zhengfang, atau rumah resmi, yaitu kamar-kamar mengarah selatan, disebut pula Shangfang, atau rumah kehormatan. Karena roh peringatan leluhur ditempatkan di tengah rumah Zhengfang, maka kamar Zhengfang berstatus paling tinggi di seluruh rumah Siheyuan. Rumah Zhengfang terdiri dari tiga kamar, di tengah-tengah adalah ruang untuk menghormat leluhur, kamar kiri di sisi timur untuk kakek dan nenek , dan kamar kanan di sisi barat untuk ibu dan ayah. Kamar di sisi kiri lebih besar daripada kamar di sisi kanan. Itu juga adalah pengaruh dari adat istiadat menghormati kiri.

Mengenakan cincin juga mempunyai aturan sendiri.Publik pada umumnya menganggap, kiri menandakan kewibawaan dan kekuatan, kanan menandakan kelemahan dan perhatian. Maka pemakaian cincin juga dibedakan. Laki-laki memakai cincin di tangan kiri, wanita di tangan kanan.

Disamping itu, kalau cincin dikenakan di jari telunjuk oleh seorang , itu pertanda bahwa ia sedang mencari jodoh. Kalau cincin itu dikenakan di jari manisnya , pertanda bahwa pria itu sudah menikah. Sedangkan wanita pada umumnya tidak mengenakan cincin pada jari telunjuknya. Baik laki-laki maupun perempuan bila mengenakan cincin pada jari kelingkingnya masing-masing di tangan kiri dan tangan kanannya , itu adalah pernyataan tegas bahwa dirinya masih belum punya pasangan. Kalau berhubungan dengan orang lain, sebaiknya memperhatikan di mana orang tersebut memakai cincinnya, dan menghormati adat istiadat ini supaya dapat bergaul dengan baik.

Menurut adat istiadat Timur, kalau sepasang suami isteri harus menandatangani sebuah dokumen, nama suaminya pasti harus di depan, dan disusul dengan nama istrinya . Tapi lain di Barat yang menjunjung kebiasaan lady first. Ada satu pepatah Tiongkok berbunyi, memasuki negara lain harus mengikuti kebiasaan negara itu. Dengan mengikuti adat istiadat ini, kalau Anda datang ke Tiongkok, Anda akan dapat dengan cepat membaur dengan masyarakat Tiongkok. (Ivanie St)

http://www.confucian.me/group/allabouttionghoa/forum/topics/tradisi-kita-lakilaki-berdiri

Sabtu, 12 Februari 2011

Aku Mau Mama Kembali

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa.
Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya.

Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.

Pada tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini.

Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah. Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggung jawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.

Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.

Zhang Da Merawat Papanya yang Sakit. Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggung jawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya,
semua dia kerjakan dengan rasa tanggung jawab dan kasih.Semua pekerjaan ini menjadi tanggung jawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/ suntikan kepada pasiennya.

Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.

Aku Mau Mama Kembali Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir.

Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan
untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa
untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun masalah yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya, ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya.

Banyak orang awam yang menekritik tentang konsep bakti, mereka dengan menggunakan akrobatik dialektik mengatakan ” apakah anak itu minta dilahirkan oleh orang tuanya ? dan mengapa anak harus bakti kepada orangtua ? ” pertanyaan ini selalu muncul sepanjang perjalanan agama Khonghucu di tanah air . Pertanyaan diatas merupakan pandangan sempit dimana menganggap ajaran Ru-Khonghucu tentang bakti merupakan ajaran pasrah dan patuh secara total anak kepada orang tua padahal tidak demikian adanya. Memang penghormatan kepada orang tua itu adalah syarat mutlak ajaran Ru Khonghucu, namun dalam realitasnya tidaklah orangtua itu menjadi otoriter dan harus didahulukan dalam segala hal. Kita semua harus mengkaji konsep bakti dalam kontek ajaran Ru Khonghucu secara keseluruhan bukan secara sempit.

Bakti adalah hubungan antar manusia berkaitan dengan jabatan, hubungan keluarga, status sosial yang diatur dalam aturan moral Li. Sebagai contoh konkrit hubungan antara atasan dan bawahan, antara Raja (Presiden) dengan menteri, antara sahabat dan kawan, antara anak dan orang tua, antara adik dan kakak dan selanjutnya pengertian bakti lebih luas lagi antara mereka yang hidup dengan mereka yang telah meninggal dunia.

Dalam ajaran Ru Khonghucu secara khusus bakti antara anak dengan orang tua memang mendapat prioritas utama, hal ini disebabkan konsep Ru Khonghucu memandang bahwa keteraturan keluarga itu mutlak sebagai dasar untuk terjadinya keteraturan negara dan dunia.

Berawal dari keteraturan keluarga melalui hubungan keluarga secara harmonis, maka akan terciptanya hubungan harmonis antar keluarga, masyarakat dan bangsa itu sendiri
inilah yang dinamakan dengan umat Ru Khonghucu. Konsep bakti memegang peranan penting didalam terjadinya ikatan keluarga dan masyarakat sehingga terjadilah tradisi yang penuh dengan ikatan moral. Maka bakti bukan hanya berkonotasi antara anak dan orang tua, melainkan menyangkut ” human relation ” hubungan kemanusiaan. Dalam Tiong Yong/ Chung Yung Bab XVIII: 2 dikatakan ” Adapun yang dinamai berbakti ialah dapat baik baik melanjutkan cita cita mulia dan dapat baik baik meneruskan pekerjaan mulia manusia ( orang tuanya ). Maka seorang yang berbakti akan selalu menghargai nilai nilai kemanusiaan dan menghargai nilai nilai baik dari orang tuanya.

Pada bagian terakhir Kitab Bakti/ Xiao Jing (Pelajaran Pertama Bagi Umat Khonghucu) Zhu Xi menambahkan sebuah kalimat” Yang tidak melakukan ini (Rasa Bakti pada Orang Tuanya) bukanlah Manusia.” Bagaimana mungkin anda semua bisa sampai pada Tuhan anda jika anda tidak berbakti pada Ayah Bunda yang membesarkan anda. Dalam tradisi Khonghucu adalah tidak mungkin anda akan masuk surga jika tidak memiliki laku bakti. Adalah terbalik jika anda mendahulukan Tuhan anda dibandingkan kedua orang tua Anda. “ It’s easy to hate and it’s difficult to love each other “

http://www.confucian.me/group/anakberbakti/forum/topics/aku-mau-mamah-kembali

Hari Valentine

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day), pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.
Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu Merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada Pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.

Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Valentine